Liputan6.com, Jakarta Dalam sebuah wawancara terbaru dengan surat kabar Prancis, Le Figaro, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan bahwa Pyongyang tengah terlibat masalah baru, yang berkaitan dengan komitmennya terhadap denuklirisasi penuh.
Bukan tentang keengganan Korea Utara untuk meneguhkan komitmennya, menurut Presiden Moon, tapi soal kesulitan ekonomi negara itu akibat kebijakan politik tertutupnya. Demikian sebagaimana dikutip dari Time.com pada Senin (15/10/2018).
Berbicara sebelum bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Paris, Sabtu 13 Oktober, Moon Jae-in memastikan bahwa rekannya di Korea Utara, Kim Jong-un, akan terus berkomitmen dengan semangat denuklirisasi.
Advertisement
Baca Juga
"Perekonomian Korea Utara mengalami kesulitan besar karena sanksi internasional," kata Presiden Moon. "Jika melanggar perjanjian, mereka tidak akan mampu membayar sanksi dari AS dan komunitas internasional."
Sementara itu, ekonomi Korea Utara dinilai miskin selama beberapa dekade, masyarakat internasional penasaran tentang berita terkait dampak dari putaran sanksi dari PBB. Tahun lalu, negara komunis itu diperkirakan telah mengalami kemerosotan ekonomi terbesar sejak 1997.
AS ingin menjaga sanksi terhadap Korea Utara di tempatnya sampai Kim Jong-un benar-benar membuka program nuklirnya. Sementara di lain pihak, Rusia dan China menentang pendekatan garis keras ini.
Korea Selatan mengatakan akan mempertimbangkan untuk meringankan sanksi mereka terhadap tetangganya itu, guna membangun kolaborasi di jalur kereta api dan jalan raya.
Meski begitu, Presiden Moon menegaskan bahwa pihaknya tidak melemahkan upaya global untuk menekan pengembangan senjata nuklir Korea Utara.
Â
Simak video pilihan berikut:
Presiden Korsel Tetap Bersikap Positif
Menjelang kunjungannya ke Eropa, Presiden Moon Jae-in bersikap positif tentang langkah Korea Utara dalam mengurangi program senjata nuklirnya.
Ia mengatakan kepada BBC bahwa janji nuklir Kim "mencakup segalanya", bahkan termasuk menyerahkan persenjataan yang ada.
Korea Selatan menyerukan kepada AS untuk menyamai upaya-upaya mitranya di Utara dengan tindakan timbal balik untuk mendorong agenda perdamaian di kemudian hari.
Presiden Moon juga akan menekankan pentingnya memberi penghargaan terhadap Korea Utara. Hal itu, ia utarakan di sela-sela pertemuan puncak dengan pemimpin Prancis, kantor berita Yonhap melaporkan.
Sedikit kilas balik, Donald Trump dan Kim Jong-un menandatangani "perjanjian samar" pada Juni, yang termasuk janji tidak jelas untuk "bekerja menuju denuklirisasi penuh di Semenanjung Korea."
Setelah dari Prancis, Presiden Moon dikabarkan akan menemui Paus Fransiskus di Vatikan pada Kamis. Ia ke sana untuk menyampaikan undangan Kim Jong-un kepada pemimpin Gereja Katolik untuk mengunjungi Pyongyang.
Advertisement