Liputan6.com, Islamabad - Ribuan orang berkumpul untuk menghadiri pemakaman ulama Pakistan Maulana Sami ul-Haq, yang dikenal sebagai Bapak Taliban, pada Minggu 4 November 2018. Ia tewas dibunuh pada Jumat 2 November 2018 lalu.
Laporan mengatakan unit penjinak bom membersihkan kuburan sebelum Haq dimakamkan di kota kelahirannya Akora Khattak, barat laut Islamabad.
Haq adalah kepala madrasah Haqqania, di mana banyak anggota Taliban --termasuk pendiri kelompok itu, Mullah Omar-- menimba ilmu, demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (4/11/2018).
Advertisement
Baca Juga
Dalam sebuah pernyataan, Taliban Afghanistan mengatakan kematiannya adalah "kerugian besar bagi seluruh umat Islam."
Ada laporan yang saling bertentangan tentang bagaimana Haq terbunuh.
Putra ulama itu mengatakan ayahnya ditikam "beberapa kali" di rumah yang dimilikinya di Rawalpindi, dekat Islamabad.
"Dia sedang beristirahat di kamarnya selama waktu Asar ketika pengemudi sekaligus penjaganya keluar selama 15 menit," kata Maulana Hamid ul-Haq seperti dikutip oleh Geo TV Pakistan.
"Ketika dia kembali, dia menemukan Maulana Sami ul-Haq sudah meninggal di tempat tidurnya dengan tubuh berlumuran darah."
Beredar kabar dari sang keponakan Haq, Mohammad Bilal bahwa sang paman ditemukan di rumahnya di pinggiran Islamabad dengan luka tikaman dan tembakan.
Belum ada kelompok yang mengaku berada di balik serangan terhadap Bapak Taliban itu. Motif pembunuhan juga tidak jelas.
Â
Simak video pilihan berikut:
Berdampak terhadap Taliban?
Sebelum meninggal, para pejabat Afghanistan telah meminta Maulana Sami ul-Haq membantu meyakinkan Taliban untuk memulai perundingan damai.
Dia adalah mantan senator yang menjalankan faksi partai Jamiat Ulama-e-Islam - dan dekat dengan partai Perdana Menteri Imran Khan.
Khan saat ini sedang melakukan kunjungan resmi ke Beijing, tetapi kantornya mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia mengutuk pembunuhan itu dan telah memerintahkan penyelidikan.
Haq memiliki ribuan pengikut di antara murid-muridnya, serta anggota Taliban Afghanistan dan lokal. Wartawan BBC, M Ilyas Khan di Pakistan mengatakan ada kekhawatiran bahwa pembunuhannya dapat menyebabkan masalah lebih lanjut di jalanan.
Advertisement