Liputan6.com, Ayodhya - Pihak berwenang India meluncurkan operasi keamanan besar di reruntuhan masjid kuno Babri di Ayodhya, menyusul ratusan ribu umat Hindu sayap kanan yang berkumpul pada hari Minggu, yang melakukan aksi protes.
Dikutip dari Al Jazeera pada Minggu (25/11/2018), para demonstran Hindu dari organisasi masyarakat Vishva Hindu Parishad (VHP) mendesak pemerintah untuk membangun sebuah kuil Hindu baru di situs yang disengketakan tersebut.
Dibangun pada tahun 1528 atas perintah Babur, kaisar Mughal pertama India, Masjid Babri dihancurkan pada 6 Desember 1992, oleh umat Hindu yang mengklaimnya sebagai tempat kelahiran dewa mereka, Raja Rama.
Advertisement
Baca Juga
Insiden itu memicu serangkaian kerusuhan besar yang menyebabkan kematian sekitar 2.000 orang di seluruh India.
Media lokal melaporkan bahwa lebih dari 3.500 warga muslim telah meninggalkan wilayah terkait, sebelum kedayangan ratusan ribu umat Hindu.
Anil Pathak, kepala distrik Faizabad, di mana masjid itu berada, mengatakan: "Pemerintah akan memastikan bahwa aksi protes itu berlangsung damai, dan otoritas setempat telah menempatkan pasukan keamanan yang cukup besar."
"Tidak seorang pun akan diizinkan untuk mengganggu perdamaian dan ketertiban di Ayodhya," katanya kepada kantor berita Reuters.
Ditambahkan oleh Vivek Tripathi, seorang juru bicara polisi negara bagian Uttar Pradesh, bahwa lebih dari 900 polisi tambahan dan sejumlah besar militer, termasuk komando elit, dikerahkan pada pertemuan hari Minggu itu.
Namun di sisi lain, Ketua Dewan Hukum Pribadi Muslim India (AIMPLB) Zafaryab Jilani mengatakan bahwa Muslim di Ayodhya "ketakutan" menjelang demonstrasi VHP.
"Kaum Muslim yang tinggal di Ayodhya ketakutan sejak sekitar seminggu terakhir. Kami juga telah meminta mereka yang merasa tidak aman untuk datang ke Lucknow jika mereka menginginkannya," kata Jilani kepada kantor berita PTI, seperti dikutip dari NDTV.
Simak video pilihan berikut:
Bersikeras Bangun Kuil Hindu
Kelompok-kelompok Hindu bersikeras bahwa ada sebuah kuil di situs itu sebelum masjid dibangun pada Abad ke-16. Perbedaan pendapat itu memicu masalah yang telah menyebabkan celah permanen dalam struktur sosial India, dan menanamkan ketakutan di antara minoritas negara itu.
"Lebih dari 200.000 orang akan hadir," kata Surendra Jain, sekretaris jenderal Partai Vishwa Hindu Parishad yang berhaluan sayap kanan.
"Kami meyakinkan semua orang ... bahwa bahkan perdamaian tidak akan terganggu," lanjut Jain akan mengadakan kongregasi religius di lokasi yang disengketakan di Ayodhya.
Sebelum pemilihan umum yang digelar pada Mei tahun depan, para pemimpin dari petahana Partai Nasional Hindu Bharatiya Janata (BJP), semakin vokal dalam tuntutan mendirikan sebuah kuil Hindu baru di tanah sengketa tersebut.
Pada Rabu 21 November, presiden BJP mengatakan partainya "berkomitmen untuk membangun kuil Rama di Ayodhya," dan tidak akan mengubah pendiriannya.
Diperintah oleh Yogi Adityanath dari BJP, seorang penganut garis keras Hindu, Ayodhya berada di negara bagian utara Uttar Pradesh yang secara politik penting. Banyak pejabat di Parlemen India berasal dari wilayah ini.
Sementara itu, Adityanath telah berulang kali dituduh menghasut kekerasan terhadap minoritas muslim di India, yang membentuk sekitar 14 persen dari total 1,3 miliar penduduk Negeri Hindustan.
Advertisement