Ingin Melacak Keberadaan Sinterklas Jelang Natal? Ini Caranya

Anak-anak bisa melacak keberadaan Sinterklas jelang Natal, Bagaimana caranya?

oleh Afra Augesti diperbarui 24 Des 2018, 17:00 WIB
Diterbitkan 24 Des 2018, 17:00 WIB
Kantor Pos Natal di Jerman
Sejumlah perempuan berkostum asisten sinterklas menjawab daftar keinginan anak-anak di Kantor Pos Natal di Himmelpfort, Jerman, 19 Desember 2018. Menjelang Natal, kantor pos ini kewalahan menerima surat dari anak-anak seluruh dunia. (Tobias SCHWARZ/AFP)

Liputan6.com, New York - Natal adalah hari raya umat Kristen dan Katolik yang diperingati setiap tahun, tepatnya tanggal 25 Desember. Biasanya, di negara yang mengalami 4 musim, Natal jatuh pada musim dingin dan turunnya salju.

Selain itu, Natal juga identik dengan pemberian hadiah dari tokoh fiktif Sinterklas yang mengendarai kereta rusanya.

Pada zaman modern ini, pada malam Natal, rupanya anak-anak di seluruh dunia dapat melacak pergerakan pria sepuh yang akrab disapa Santa itu. Terutama di Negeri Paman Sam, meski sebagian pemerintah shutdown atau tutup.

Militer Amerika Serikat mengkonfirmasi bahwa tradisi Natal untuk mengetahui keberadaan Sinterklas menggunakan Santa Tracker buatan North American Aerospace Defence Command (NORAD) --atau Komando Pelacak Aerospace Amerika Utara-- akan tetap berjalan seperti biasa.

NORAD mendapatkan bantuan dari sekitar 1.500 sukarelawan agar aplikasi tersebut dapat tetap bisa diakses oleh anak-anak yang mendambakan kehadiran Sinterklas.

Sesuai rencana, pada 24 Desember malam waktu setempat, personel militer dan sukarelawan akan berkumpul di Pangkalan Angkatan Udara Peterson di Colorado untuk menjawab telepon anak-anak yang ingin tahu dan ingin berbicara dengan Sinterklas.

Hari Senin esok (pukul 00.00 watu Amerika Serikat) menjadi penanda 63 tahun dirilisnya NORAD Tracks Santa, yang menjadi ritual tahunan Malam Natal sejak tahun 1955, setelah bocah-bocah yang penasaran dengan Sinterklas secara keliru menelepon pusat komando militer. Insiden ini disebabkan karena adanya kesalahan nomor telepon yang tertera di koran-koran lokal.

Kala itu, seorang kolonel bernama Harry Shoup, adalah orang pertama yang menjawab telepon nyasar tersebut dari Continental Air Defence Command di Colorado Springs, Colorado.

Alih-alih menutup telepon, ia justru memberi tahu para operatornya untuk menemukan Sinterklas dan menyampaikan informasi itu kepada setiap anak yang menelepon, menurut NORAD.

Sekarang, sesuai dengan tradisi, para relawan melacak lokasi Sinterklas melalui penggunaan sistem satelit, radar berkekuatan tinggi, dan jet tempur. Setelah itu, mereka akan menyampaikan informasi ini kepada ribuan orang yang menelepon dan telah mengirim surat elektronik atau email.

"Kami menggunakan sistem radar yang tersebar di seluruh dunia, bersama dengan satelit yang menyediakan citra inframerah, dan kemudian kami memiliki Santa Cams yang juga tersebar di berbagai penjuru negeri," Maj Todd Walter, komandan kru misi dari Canadian Air Defence menjelaskan dalam sebuah video yang diposting di Twitter .

"Dan kemudian, jet tempur akan keluar untuk menjalankan tugasnya: mencegat Santa," lanjutnya, sebagaimana dilansir The Independent, Senin (24/12/2018).

Selain melacak Sinterklas, beberapa anak yang menelepon militer juga menyebutkan daftar hadiah Natal yang mereka inginkan.

Menurut salah seorang sukarelawan bernama Madison Hill, yang mengatakan kepada Associated Press, "Ini benar-benar membuat Anda memiliki semangat Natal."

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Waktu yang Tepat

Kantor Pos Natal di Jerman
Seorang pria berkostum Sinterklas berpose di Kantor Pos Natal di Himmelpfort, Jerman pada 19 Desember 2018. Anak-anak di seluruh dunia mulai mengirim surat berisi permohonan kepada sinterklas di kantor pos itu (Tobias SCHWARZ/AFP)

Untuk menemukan keberadaan Santa, anak-anak dapat memanggil NORAD Tracks Santa mulai pukul 04.00 (Mountain Standard Time) di 1-877-HI-NORAD. Selain itu, Santa pun bisa ditemukan di situs web resmi Santa Tracker.

"Kami menerima lebih dari sembilan juta pengunjung dari lebih dari 200 negara dan wilayah di seluruh dunia," menurut keterangan NORAD.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya