Berkonflik di Kashmir, India Ancam Akan Hentikan Aliran Air ke Pakistan

India hendak menutup aliran air ke Pakistan, menyusul kasus serangan bersenjata di Kashmir.

oleh Siti Khotimah diperbarui 23 Feb 2019, 14:02 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2019, 14:02 WIB
Masyarakat India Melakukan Aksi Anti-Pakistan, Menyusul Serangan Teror yang Menewaskan 40 Personil (AFP Photo)
Masyarakat India Melakukan Aksi Anti-Pakistan, Menyusul Serangan Teror yang Menewaskan 40 Personil (AFP Photo)

Liputan6.com, New Delhi - India menegaskan hendak membatasi aliran air ke Pakistan, menyusul serangan bom bunuh diri di Kashmir yang menewaskan lebih dari 40 personel kepolisian.

Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Transportasi dan Sumber Daya Air India Nitin Gadkari, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera pada Sabtu (23/2/2019)

"Di bawah kepemimpinan PM @narendramodi, pemerintah kita telah memutuskan untuk menghentikan pembagian air kami yang dulu mengalir ke Pakistan. Kami akan mengalihkan air dari sungai-sungai timur dan memasoknya ke orang-orang kami di Jammu, Kashmir, dan Punjab." kata Gadkari dalam sebuah tweet.

Ia mengatakan bahwa New Delhi akan mengalirkan air dari sungai-sungai timur hanya kepada rakyatnya, dan menghentikan tindakan berbagi air dengan Pakistan.

Dalam tweet ia tidak merinci terkait rencana kontroversial tersebut. Beberapa pejabat dalam kementerian yang sama mengonfirmasi bahwa rencana serupa memang pernah dibuat oleh Perdana Menteri India Narendra Modi.

Pernyataan Gadkari itu menanggapi kemarahan India atas serangan bom bunuh diri di wilayah Kashmir beberapa waktu lalu. Hingga saat ini, New Delhi bersikukuh bahwa Pakistan berada di balik serangan bom.

Komandan India di bagian Kashmir, Letnan Jenderal KJS Dhillon menuduh agen mata-mata utama Intelijen Antar Layanan (ISI) Pakistan telah mengendalikan serangan.

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, secara konsisten membantah tuduhan India yang mengatakan Islamabad terlibat dalam serangan mematikan pada Kamis 14 Februari 2019.

Pakistan akan mengutamakan diplomasi. Dalam waktu dekat, Imran berencana untuk berbicara dengan otoritas India terkait terorisme. Mengingat Jaish-e-Mohammad (JeM) yang mengaku bertanggung jawab atas bom bunuh diri bermarkas di Pakistan.

Meskipun demikian, Imran mengatakan negaranya siap membalas jika diserang. Hal itu disampaikan dalam sebuah pidato yang disiarkan oleh televisi lokal, sebagaimana dikutip dari The Straits Times.

 

Simak pula video pilihan berikut:

Pembagian Pasokan Air India-Pakistan

Ilustrasi sungai (iStock)
Ilustrasi sungai (iStock)

India dan Pakistan pernah mencapai kesepakatan terkait pembagian pasokan air dengan menandatangani Perjanjian Air Indus pada 1960.

Perjanjian Air Indus 1960 membagi air yang berasal dari Sungai Indus dan anak-anak sungainya secara cukup adil bagi kedua negara. Berkat kesepakatan itu, India dan Pakistan telah relatif terbebaskan dari konflik air.

Namun baru-baru ini, India memulai proyek besar terkait dengan irigasi dan pembuatan bendungan di bagian hulu sungai. New Delhi mengklaim bahwa proyek tersebut tidak bertentangan dengan kesepakatan 1960.

India kemudian mempercepat pembangunan proyek irigasi dan bendungan sejak 2016, menyusul serangan yang terjadi pada pasukan keamanan di Kota Uri, Kashmir.

Pakistan berkali-kali menentang pembangunan tersebut. Islamabad mengaku konstruksi bendungan di daerah hulu ditambah dengan irigasi yang masif dilakukan oleh India, akan mengancam sektor pertanian Pakistan sebanyak 80 persen.

Konflik air tersebut memperkeruh hubungan India dan Pakistan. Klimaksnya, Islamabad mengklaim bahwa seluruh proyek New Delhi melanggar perjanjian yang dimediasi oleh Bank Dunia tentang pembagian air Indus.

Saat ini, hubungan keduanya berpotensi semakin memanas. Hal itu mengingat tidak hanya proyek irigasi dan bendungan yang dijalankan, namun New Delhi juga hendak menghentikan aliran air dari beberapa sungai bagian timur India.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya