Indonesia Buka Perwakilan di Palestina, Sebuah Harapan untuk Dua Calon Presiden RI

Ketua Prakarsa Persahabatan Indonesia-Palestina, Prof. Dr. Din Syamsudin berharap kedua Calon Presiden Indonesia dapat berkomitmen untuk membuka perwakilan RI di Palestina.

oleh Siti Khotimah diperbarui 01 Mar 2019, 09:31 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2019, 09:31 WIB
Pertunjukan senin dalam gelaran Palestina Festival di Jakarta, 27 Februari 2019 (Liputan6.com/Siti Khotimah)
Pertunjukan senin dalam gelaran Palestina Festival di Jakarta, 27 Februari 2019 (Liputan6.com/Siti Khotimah)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Prakarsa Persahabatan Indonesia-Palestina, Prof. Dr. Din Syamsudin berharap kedua Calon Presiden Indonesia dapat berkomitmen untuk membuka perwakilan RI di Palestina. Hal itu disampaikan dalam wawancara, bertepatan dengan perayaan 54 Tahun Revolusi Palestina, Rabu 27 Februari 2019.

Ia juga berharap agar pemerintahan Indonesia ke depan berjuang sungguh-sungguh agar Yerussalem dapat menjadi Ibu Kota Palestina.

"Saya sebagai ketua prakarsa persahabatan indonesia - palestina, yang merupakan organisasi lintas agama suku profesi untuk memberikan dukungan bagi rakyat Palestina ingin mengusulkan mendorong mendukung kedua calon presiden untuk menegaskan komitmennya terhadap perjuangan rakyat Palestina. Dan terutama secara sungguh-sungguh membuka perwakilan Republik Indonesia di Palestina. Dan begitu pula secara maksimal berjuang agar Yerussalem di mana ada Masjid Al-Aqsha bisa menjadi Ibu Kota dari negara Palestina."

Yerussalem sendiri, secara sepihak, telah diklaim oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebagai Ibu Kota Israel pada Rabu, 6 Desember 2017.

Sikap Donald Trump diikuti dengan pemindahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerussalem. Keputusan itu sempat ditentang berbagai pihak, di antaranya Presiden Prancis Emmanuel Macron, Duta Besar Arab di Washington DC, dan Menteri Luar Negeri Mesir.

Din mengatakan ingin melihat komitmen kedua capres dalam debat selanjutnya yang membahas terkait politik luar negeri.

"Ini sungguh kita dukung, kita dorong, dan dipergunakan pada debat pilpres yang tersisa khususnya dengan tema luar negeri kedua capres, mungkin melalui media seperti ini dapat mendengar saran kami. Ini bukan atas nama saya pribadi namun atas nama Prakarsa Persahabatan Indonesia-Palestina," lanjutnya.

Keberadaan perwakilan RI di Palestina sangat penting. Hal itu mengingat dukungan diplomatik sangat diperlukan untuk perjuangan Palestina mencapai kemerdekaan.

"Yang diperlukan sekarang oleh bangsa Palestina adalah dukungan diplomatik agar mereka dapat segera menjadi negara merdeka berdaulat dan menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa."

Mengapresiasi Kinerja Pemerintah Indonesia

Sementara itu, Din Syamsudin mengapresiasi kinerja pemerintah Indonesia, salah satunya dengan tetap mengangkat isu Palestina dalam berbagai dialog Perserikatan Bangsa-Bangsa. Peran Indonesia yang saat ini menjabat sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB dianggap sangat strategis untuk memperjuangkan hak bangsa palestina.

Meskipun demikian, Din Syamsudin berharap sikap PBB tidak hanya berhenti dalam resolusi namun juga menjamin keterlaksanaannya.

"Saya kira Indonesia, termasuk Dewan keamanan Tidak Tetap, yang paling penting itu komitmen kita terhadap Palestina dapat membongkar tembok-tembok agar resolusi-resolusi PBB itu bisa dilaksanakan. Selama ini terlalu banyak resolusi PBB tentang Palestina tapi hampir tidak ada yang bisa ditegakkan," tuturnya.

Ia berharap Indonesia dapat memainkan perannya dengan lebih efektif, khususnya dalam melakukan lobi politik terhadap negara yang bersimpati terhadap perjuangan rakyat Palestina. Di antaranya adalah anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan negara yang peduli terhadap perdamaian dan keadilan.

"Indonesia (dapat) mengajak negara-negara OKI, negara-negara cinta damai dan keadilan, bisa kemudian istilah saya, "membongkar tembok-tembok yang menghalangi tegaknya martabat rakyat Palestina," pungkasnya.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Kemerdekaan Palestina Tujuan Utama

Warga Palestina membentang bendera negara mereka, bergembira menyambut rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah
Warga Palestina membentang bendera negara mereka, bergembira menyambut rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah (AP Photo/Khalil Hamra)

Sementara itu, dalam momentum 54 Tahun Revolusi Palestina, berbagai pihak menunjukkan keinginan yang kuat untuk melihat rakyat Palestina mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Dr. Zuhair Saleh Muhammad Alshun mengatakan bahwa perayaan revoulusi Palestina memang telah diadakan sejak 1 Januari 1965 untuk membangkitkan semangat agar Palestina mampu menjadi negara yang lebih baik.

"Hal ini terjadi pada tahun '65. Hal ini menjadi sebuah batu loncatan untuk menjadikan negara palestina menjadi sebuah negara yang lebih baik lagi ke depannya. (Khususnya) Secara politik," kata Zuhair.

"Ini merupakan hal maupun sebuah rencana awal sebagai bentuk ungkapan national day (hari nasional) bagi negara Palestina," lanjutnya.

54 Tahun Revolusi dirayakan dengan mendatangkan artis Palestina, Numan Al-Jalmawi. Dalam kesempatan itu, Numan menyanyikan lagu dengan diiringi tarian tradisonal DABKA.

Lagu yang dibawakan oleh Numan merepresentaskan perasaan rakyat Palestina yang ingin segera kembali ke tanah airnya.

"Rakyat Palestina juga menginginkan atau memahami arti demokrasi, melalui lagu-lagu yang dipersembahkan tadi itu merupakan sebuah penyampaian kepada (negara-negara di) seluruh dunia, kepada seluruh warga Indonesia terutama yang ada di sini mengenai apa yang dirasakan rakyat Palestina itu sendiri dari makna kebebasan," tutur Zuhair,

"Lagu-lagu adalah sebuah syiar atau lambang sebuah negara. Dan dari lagu-lagu inipun diungkapkan apa yang ingin diucapkan oleh rakyat Palestina," pungkasnya.

Beberapa tokoh penting tampak hadir dalam acara yang digelar di Taman Ismail Marzuki tersebut. Di antaranya adalah Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Achmad Fachir, serta Duta Besar Irak untuk Indonesia yang juga merupakan ketua Duta Besar negara-negara Arab di Indonesia.

Berbagai instutusi non-pemerintah yang menaruh dukungan terhadap kemerdekaan Palestina juga turut datang. Salah satunya adakah Peggy Melati Sukma, salah satu figur publik Indonesia yang pernah tenar sebagai artis pada akhir tahun 90-an.Best Regards,

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya