Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa ia akan "sangat kecewa" apabila laporan soal Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memulihkan kembali lokasi peluncuran roket terbukti benar.
Dikutip dari laman Aljazeera, Kamis (7/3/2019), pernyataan Donald Trump itu muncul setelah ia menerima adanya laporan soal dugaan pembangunan lokasi peluncuran roket terbaru.
Advertisement
Baca Juga
Pergerakan kendaraan kargo baru-baru ini terlihat di sekitar pabrik di Sanumdong, Pyongyang. Diduga, lokasi itu juga memproduksi rudal balistik antarbenua pertama Korea Utara yang mampu mencapai Amerika Serikat. Demikian menurut keterangan media JoongAng Ilbo dan Donga Ilbo mengutip anggota parlemen yang mendapat pengarahan dari National Intelligence Service (NIS) atau Dinas Intelijen Korea Selatan.
"Saya akan sangat kecewa jika itu terjadi," ujar Trump.
Kepala mata-mata Suh Hoon mengatakan kepada para politisi AS bahwa ia memantau adanya kegiatan terkait misil. Ia juga mengatakan bahwa Korea Utara terus mengoperasikan fasilitas pengayaan uraniumnya di kompleks nuklir utama Yongbyon.
Padahal, belum lama ini Donald Trump membanggakan bahwa ia memiliki hubungan yang kuat dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Setelah pertemuan puncak pertama dengan Kim di Singapura, Presiden Donald Trump mengatakan kepada wartawan bahwa pemimpin Korea Utara itu berjanji akan menghancurkan situs pengujian rudal utama, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kim Jong-un Segera Merapat ke Rusia?
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un akan mengunjungi Rusia, menurut sekretaris pers presiden Rusia yang tidak berbagi tanggal atau rincian lain tentang rencana lawatan itu.
"Kunjungan semacam itu memang ada dalam agenda," kata Dmitry Peskov. "Kami berharap tanggal dan tempat yang tepat akan ditentukan melalui saluran diplomatik dalam waktu dekat," demikian seperti dilansir Al Jazeera.
Belum jelas pula rencana lawatan itu akan termasuk tatap muka antara Kim Jong-un dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun, mengingat keduanya sama-sama kepala negara, tatap muka itu diperkirakan akan terjadi.
Pengumuman dikeluarkan ketika Kim Jong-un telah kembali ke Pyongyang, menyusul pembicaraan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Vietnam pekan lalu, di mana kedua pihak gagal mencapai kesepakatan tentang denuklirisasi maupun pengurangan sanksi terhadap Korea Utara.
Pada hari Senin, laporan media Rusia mengatakan anggota kelompok parlemen Negeri Beruang Merah bidang hubungan Rusia dengan Korea Utara akan mengunjungi Pyongyang pada 12 April 2019 mendatang. Tidak jelas apakah lawatan itu menjadi 'pembuka jalan' jelang lawatan Kim Jong-un ke Moskow.
Advertisement