Cyril Ramaphosa Resmi Dilantik Sebagai Presiden Baru Afrika Selatan

Cyril Ramaphosa mengucapkan sumpah jabatan pada Sabtu 25 Mei 2019 sebagai presiden terbaru Afrika Selatan.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 26 Mei 2019, 11:03 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2019, 11:03 WIB
Cyril Ramaphosa dilantik sebagai preisden baru Afrika Selatan pada Sabtu 25 Mei 2019 (AFP/Ruvan Boshoff)
Cyril Ramaphosa dilantik sebagai preisden baru Afrika Selatan pada Sabtu 25 Mei 2019 (AFP/Ruvan Boshoff)

Liputan6.com, Pretoria - Cyril Ramaphosa bersumpah akan membawa "era baru" setelah dilantik sebagai presiden Afrika Selatan pada Sabtu 25 Mei. Ia berjanji untuk menghidupkan kembali gairah ekonomi dan juga memerangi korupsi.

Dikutip dari The Straits Times pada Minggu (26/5/2019), kepala negara asing lebih dari 40 negara sahabat hadir di antara 36.000 orang yang menyaksikan pelantikan Ramaphosa.

Penghormatan militer dan aksi akrobatik oleh angkatan udara Afrika Selatan turut meramaikan pelantikan yang digelar di sebuah stadion rugby di ibu kota Pretoria.

Ramaphosa, yang tahun lalu menjadi presiden atas pemilihan politik internal oleh partai Kongres Nasional Afrika (ANC), kembali menerima mandat populis pasca-pemilu yang digelar pada 8 Mei lalu.

Setelah dilantik, Ramaphosa akan menghadapi perjuangan berat untuk mendorong reformasi meluas guna mengurangi tingkat pengangguran kronis, ketidaksetaraan, kejahatan, dan korupsi endemik.

"Sebuah era baru telah tiba di negara kita. Hari yang lebih cerah sedang dirajut di Afrika Selatan," kata Ramaphosa.

"Ini adalah momen yang menentukan bagi negara muda seperti kita. Ini adalah waktu bagi kita untuk membuat masa depan yang kita dambakan," lanjutnya.

Sementara itu, korupsi yang masih merajalela dan rapuhnya perekonomian Afrika Selatan telah melemahkan dukungan terhadap ANC.

Partai ini memenangkan 57,5 ​​persen suara pada pemilu 8 Mei, yang merupakan hasil terlemah sejak penghapusan apartheid, 25 tahun silam.

 

Tugas Pertama: Menyusun Kabinet Baru

Bendera Afrika Selatan
Bendera Afrika Selatan (Wikipedia)

Di lain pihak, pemimpin oposisi utama Aliansi Demokratik, Mmusi Maimane, mengatakan dia ingin bekerjasama dengan Ramaphosa untuk meningkatkan kualitas hidup rakyat Afrika Selatan.

"Hari ini adalah hari bersejarah di Afrika Selatan, orang-orang di negara ini ... telah berbicara, sekarang tugas yang harus kami pastikan adalah menjalankan reformasi," ujar Maimane.

Sementara itu, ujian pertama yang akan dihadapi oleh Ramaphosa sebagai presiden terbaru Afrika Selatan adalah menyusun kabinet, yang melibatkan faksi-faksi saingan ke dalam kepemimpinan ANC.

Ramaphosa diperkirakan akan merampungkan penyusanan kabinet barunya dalam beberapa hari ke depan.

Adapun untuk posisi wakil presiden, Ramaphosa menyerahkan penunjukkan pada hasil rapat ANC, setelah orang nomor dua di partai tersebut, David Mabuza, mengatakan pada Rabu 22 Mei bahwa ia akan menunda ambil jatah kursi di parlemen Afrika Selatan.

Keputusan Mabuza ditanggapi oleh dewan pembina ANC sebagai tudingan merusak integritas parta.

Berbeda dari Tradisi Pelantikan Sebelumnya

Cyril Ramaphosa memberi aplaus terhadap kemenangan koalisi petahana dalam pemilu Afrika Selatan (AP/Ben Curtis)
Cyril Ramaphosa memberi aplaus terhadap kemenangan koalisi petahana dalam pemilu Afrika Selatan (AP/Ben Curtis)

Berbeda dengan tradisi sebelumnya, upacara pengambilan sumpah Ramaphosa sebagai presiden Afrika Selatan tidak lagi dilakukan di Union Building, yakni gedung bersejarah tempat Nelson Mandela dilantik sebagai presiden kulit hitam pertama negara itu pada 1994 silam.

Kecuali Ramaphosa, semua pemimpin Afrika Selatan pasca-Mandela selalu mengambil sumpah mereka di Union Building, yang hanya mampu menampung hingga 4.500 orang.

Kini, agenda tersebut dipindahkan ke stadion Loftus Versfeld yang berkapasitas 52.000 tempat duduk, guna memungkinkan lebih banyak orang hadir.

Beberapa pemimpin asing yang terlihat dalam kerumunan hadiri terkait adalah Presiden Rwanda Paul Kagame, dan pemimpin baru Republik Demokratik Kongo Felix Tshisekedi.

Semua mantan presiden Afrika Selatan yang masih hidup turut menghadiri upacara tersebut, kecuali Zuma, yang pada hari Jumat menjalani sidang pengadilan atas tuduhan korupsi di kota Pietermaritzburg.

Zuma mengatakan kepada para pendukungnya bahwa dia tidak bisa menyempatkan pergi ke Pretoria untuk menghadiri pelantikan Ramaphosa.

"Tidak ada waktu. Saya berjuang untuk tetap keluar dari penjara," kata Zuma.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya