Ikuti AS, Presiden Prancis Setujui Pembentukan Komando Pasukan Antariksa

Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menyetujui pembentukan Komando Ruang Angkasa yang masuk dalam Angkatan Udara Prancis.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 14 Jul 2019, 11:12 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2019, 11:12 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron memimpin peringatan 100 tahun berakhirnya gencatan senjata Perang Dunia I di Paris, 11 November 2018. (AP/Thibault Camus)
Presiden Prancis Emmanuel Macron memimpin peringatan 100 tahun berakhirnya gencatan senjata Perang Dunia I di Paris, 11 November 2018. (AP/Thibault Camus)

Liputan6.com, Prancis - Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menyetujui pembentukan Komando Pasukan Antariksa yang masuk dalam Angkatan Udara Prancis. Pembentukan pasukan angkasa itu untuk meningkatkan kemampuan pertahanan Prancis.

Macron mengaku telah berbicara dengan personel militer Prancis terkait rencana pembentukan pasukan angkasa ini sehari sebelum parade Hari Bastille. Menurutnya, doktrin militer baru yang mengatur Komando Pasukan Antariksa akan memperkuat perlindungan satelit Perancis.

"Untuk memberikan substansi pada doktrin ini dan memastikan pengembangan dan penguatan kemampuan ruang angkasa kita, Komando Antariksa akan dibuat pada September tahun depan di dalam Angkatan Udara," kata Macron seperti dikutip dari france24.com, Minggu (14/7/2019).

Ia menambahkan, setelah terbentukanya pasukan antariksa nantinya Angkatan Udara Prancis akan berganti menjadi Angkatan Udara dan Angkasa. Meski begitu, investasi yang terlibat dalam pembentukan pasukan angkasa ini belum ditentukan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Militerisasi Ruang Angkasa

Presiden Prancis Emmanuel Macron (AP/Phillipe Wojazer)
Presiden Prancis Emmanuel Macron (AP/Phillipe Wojazer)

Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly menyatakan, sejak 2018 dirinya telah berkomitmen untuk memberikan strategi otonomi ruang angkasa Prancis dalam menghadapi ancaman yang berkembang dari kekuatan lain di tengah maraknya militerisasi ruang angkasa.

Untuk mewujudkannya, anggaran militer Prancis selama 2019-2025 telah mengalokasikan 3,6 miliar euro atau US$ 4,06 miliar untuk investasi dan pembaruan satelit Prancis.

Sebelumnya, North Atlantic Treaty Organization (NATO) bertujuan untuk mengakui ruang angkasa sebagai domain perang pada tahun ini.


AS Bentuk Pasukan Antariksa pada 2020

Donald Trump Membersihkan Ketombe di Bahu Presiden Emmanuel Macron
Donald Trump Membersihkan Ketombe di Bahu Presiden Emmanuel Macron (Brendan Smialowski / AFP)

Presiden Donald Trump pada Senin, 18 Juni memerintahkan pemerintah Amerika Serikat untuk membentuk pasukan antariksa.

Jika terwujud, hal itu kelak menjadikan Angkatan Bersenjata AS memiliki total enam cabang militer, bersama Angkatan Darat (US Army), Angkatan Laut (US Navy), Korps Marinir (US Marine Corps), Angkatan Udara (US Air Force), dan Penjaga Pantai (US Coast Guard).

Trump menyebut bahwa langkah tersebut ditujukan untuk membuat AS "mendominasi ruang angkasa". Demikian seperti dikutip dari ABC News, Selasa (19/6/2018).

"Tak cukup dengan hanya sekadar hadir di angkasa luar," kata Donald Trump dalam pidato di hadapan National Space Council Senin 18 Juni.

"Kita harus mendominasi antariksa. Dengan ini, saya memerintahkan Kementerian Pertahanan dan Pentagon untuk segera memulai proses yang diperlukan untuk mendirikan pasukan antariksa sebagai cabang militer keenam angkatan bersenjata AS

"Kita (sudah) memiliki Angkatan Udara dan kita akan memiliki pasukan antariksa. Terpisah tapi setara. Itu akan menjadi sesuatu," ujarnya. 

Pada kesempatan yang sama, Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS (Joint Chiefs of Staff) Jenderal Joseph Dunford mengafirmasi dengan mengatakan, "kami mengerti."

Anggota Joint Chiefs of Staff lain yang anonim mengatakan kepada wartawan bahwa "antariksa adalah salah satu domain pertempuran" dalam doktrin militer, dan mengafirmasi bahwa para panglima akan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan untuk mewujudkan arahan Donald Trump.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya