Benarkah Pendaratan Apollo 11 di Bulan adalah Hoaks? Ini 5 Penjelasannya

Banyak yang menyebut pendaratan Apollo 11 di Bulan adalah peristiwa hoaks, Benarkah? Ini penjelasan lengkapnya.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 19 Jul 2019, 18:36 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2019, 18:36 WIB
Monumen Washington Berubah Jadi Roket Saturn V
Proyeksi roket NASA, Saturn V, terlihat di Monumen Washington menandai peringatan 50 tahun misi Apollo 11 ke bulan di National Mall, Washington, Selasa (16/7/2019). Tepat 50 tahun lalu, pada 16 Juli 1969, NASA mencatatkan sejarah dengan melakukan peluncuran Apollo 11. (Brendan Smialowski/AFP)

Liputan6.com, Washington DC - Pekan ini menandai 50 tahun lepas landasnya Misi Apollo 11 menuju Bulan, yang membawa misi antariksa terpenting di Abad ke-20.

Pada 20 Juli 1969, Komandan Neil Armstrong dan rekannya Buzz Aldrin --keduanya warga negara Amerika Serikat-- berhasil mendaratkan wahana antariksa bertajuk Apollo Lunar Module Eagle di Bulan.

Beberapa jam kemudian, Neil Armstrong menjadi manusia pertama yang keluar dari kabin Misi Apollo 11, dan berjalan beberapa langkah di permukaan Bulan. Sekitar 650 juta orang di Bumi menonton momen itu di televisi.

Meskipun ada banyak bukti menunjukkan pendaratan Misi Apollo 11 di Bulan adalah peristiwa nyata, beberapa orang masih saja tidak mempercayainya.

Orang-orang yang menduga pendaratan di Bulan tidak pernah terjadi, sering disebut sebagai penganut teori konspirasi, karena mereka percaya itu adalah tipuan yang dibuat oleh NASA.

Para ilmuwan dan pakar-pakar terkait, terutama dari NASA, sering harus membeberkan beragam fakta untuk membantah teori konspirasi tersebut.

Serangkaian bantahan umum tentang suksesnya Misi Apollo 11 bisa dilihat dalam poin-poin di bawah ini, yang dikutip dari BBC pada Jumat (19/7/2019):

Saksikan video pilihan di bawah ini:

1. Tidak Ada Bintang

Misi Apollo 11 di permukaa Bulan
Misi Apollo 11 di permukaa Bulan (NASA)

Beberapa penganut teori konspirasi merujuk pada kurangnya bintang dalam foto yang diambil oleh astronot Apollo tentang permukaan Bulan.

Tidak adanya udara menjadikan langit di Bulan hitam pekat, tetapi beberapa orang mengatakan itu aneh bahwa tidak ada bintang.

Jawaban sederhananya adalah bintang-bintang memang terlihat dari Bulan, namun karena kualitas fotografi kala itu belum secanggih sekarang, detail lebih jelas tentang suasana sekitar tidak bisa ditangkap dengan baik.

Untuk memperkuat penjelasan itu, ambil contoh ketika sedang memotret, Anda dituntut untuk memilih obyek mana yang ingin difokuskan.

Jadi, masuk akal jika astronot yang menjadi fokus kamera, bukan kerlap-kerlip bintang di sekitarnya.

 

2. Kibaran Bendera AS Dianggap Palsu

Cuplikan dari video pendaratan di bulan yang langka.
Cuplikan dari video pendaratan di bulan yang langka. (Foto: Sotheby's)

Klaim lain adalah bahwa bendera Amerika Serikat yang terkenal, yang muncul di foto-foto kala itu, tampak seperti berkibar.

Keraguan mengatakan tidak akan ada angin di Bulan karena tidak ada udara.

Fakta untuk hal ini adalah bahwa meskipun sepertinya bergerak, bendera tersebut sebenarnya diam ditempat. Ketika tersangkut di tanah, benda itu akan tetap pada berdiri pada bentuknya yang tetap bengkok.

Dalam video, bendera itu juga tampak melambai-lambai. Ini karena ketika para astronot menancapkan tongkatnya ke permukaan Bulan, mereka memutarnya bolak-balik untuk menggali lebih dalam, yang membuat bendera bergoyang.

 

3. Misi yang Mustahil Diwujudkan

Ilustrasi pendaratan Bulan. Pete Conrad , komandan Apollo 12 , berdiri di sebelah Surveyor 3 pendarat (Wikimedia Commons)
Ilustrasi pendaratan Bulan. Pete Conrad , komandan Apollo 12 , berdiri di sebelah Surveyor 3 pendarat (Wikimedia Commons)

Beberapa orang tidak percaya pada pesawat ulang-alik dan misi ke Bulan, karena mereka pikir perjalanan itu sendiri tidak mungkin karena sesuatu yang disebut sabuk Van Allen.

Ini adalah sabuk besar radiasi yang mengelilingi Bumi. Telah diklaim bahwa manusia tidak akan dapat melewati sabuk ini tanpa terkena radiasi yang mematikan.

Gangguan kesehatan akibat radiasi ini terjadi ketika Anda telah terpapar sekitar 200 hingga 1000 'rad' --satuan ukuran radiasi-- dalam beberapa jam.

Awak Apollo 11 berada di sabuk tersebut selama kurang dari dua jam selama perjalanan mereka ke Bulan, dan karenanya hanya akan terkena sekitar 18 rad, di mana itu masih dalam batas aman.

NASA memastikan bahwa pesawat ruang angkasa tersebut terisolasi dengan baik sehingga sebenarnya dosis rata-rata radiasi selama misi 12 hari hanya 0,18 rad, mirip dengan sinar-X pada pemeriksaan dada.

4. Bebatuan dari Bulan Tidak Asli?

Batu Bulan
Batu dari Bulan terpajang dalam wadah kaca akrilik jelang perayaan 50 tahun misi Apollo di atas kapal USS Hornet, Alameda, California, Amerika Serikat, Selasa (16/7/2019). Tidak ada yang diizinkan untuk menyentuh batu tersebut secara langsung. (JOSH EDELSON/AFP)

Sepotong bukti pendaratan lainnya adalah fakta bahwa para astronot kembali dengan batu dari permukaannya.

Mereka kembali dengan lebih dari 842 pon (sekitar 382 kilogram) batuan Bulan, yang telah dibagikan dan dipelajari oleh para ilmuwan di banyak negara selama beberapa dekade.

Semua tes telah mengkonfirmasi bahwa seluruh batuan tersebut memang berasal dari Bulan.

Tapi tetap banyak penganut teori konspirasi menudingnya diambil dari berbagai are vulkanik di Bumi.

NASA menjelaskan bahwa batuan Bulan berisi bola kaca berukuran kecil. Kaca diproduksi dengan dua cara, yakni dalam aktivitas vulkanik yang eksplosif dan oleh dampak meteorit berkecepatan tinggi, yang melelehkan dan menguapkan batuan.

Dalam kedua metode itu, batu tersebut membutuhkan waktu untuk mendingin dan mengkristal perlahan.

Di Bumi, unsur-unsur dengan cepat memecah gelas yang diproduksi secara vulkanik. Namun di luar angkasa, bola kaca bertahan hampir murni.

5. Fakta Jejak Kaki di Bulan

Teori konspirasi populer (2)
Pendaratan Apollo 15 di Bulan. (Sumber Wikimedia/NASA/Astronaut David R. Scott)

Jika teknologi sudah memungkinkan untuk melancong ke Bulan, maka Anda berkesempatan untuk melihat langsung sisa-sisa peninggalan Misi Apollo, trmasuk jejak kaki para astronotnya.

Di Bumi, jejak kaki atau tanda lain di permukaan mudah terhapus oleh angin, hujan, dan aktivitas permukaan lainnya yang terjadi akibat pengaruh atmosfer, lautan, dan lain sebagainya.

Sementara di Bulan, tidak ada satu pun dari kondisi di atas, sehingga wajar jika jejak kaki masih tertinggal nyata di sana.

Lunar Reconnaissance Orbiter milik NASA, yang telah mengorbit di sekitar Bulan sejak 2009, telah mengambil foto semua lokasi pendaratan Apollo.

Gambar-gambar itu menunjukkan pesawat ruang angkasa Apollo di lokasi yang tepat dan, luar biasa, Anda bahkan dapat melihat jejak kaki para astronot saat mereka menjelajahi satelit alami Bumi itu.

Situs pendaratan ini juga telah dilihat secara independen oleh berbagai pesawat ruang angkasa lainnya dari China, India, dan Jepang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya