Peringati 50 Tahun Pendaratan di Bulan, Donald Trump Undang Astronoaut Apollo 11 ke Gedung Putih

Para astronaut Apollo 11 diundang oleh Presiden AS Donald Trump untuk memperingati 50 tahun pendaratan pertama manusia ke Bulan.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 20 Jul 2019, 13:02 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2019, 13:02 WIB
Monumen Washington Berubah Jadi Roket Saturn V
Orang-orang menyaksikan proyeksi roket NASA, Saturn V, di Monumen Washington menandai peringatan 50 tahun misi Apollo 11 ke bulan di National Mall, Washington, Selasa (16/7/2019). Pada 16 Juli 1969, NASA mencatatkan sejarah dengan melakukan peluncuran Apollo 11. (Mark Wilson/Getty Images/AFP)

Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandai peringatan 50 tahun pendaratan manusia pertama di Bulan dengan menjamu para astronaut Misi Apollo 11 di Ruang Oval, kantor resminya di Gedung Putih.

Pertemuan pada Jumat itu mengundang dua astronaut Apollo 11 yang masih hidup, Buzz Aldrin dan Mike COllins, serta keluarga mendiang komandan Neil Armstrong.

Dalam pertemuan tersebut, sebagaimana dikutip dari Time.com pada Sabtu (20/7/2019), Donald Trump memberi pengarahan tentang rencana pemerintahannya untuk kembali mengirim astronaut ke Bulan, dan jika dimungkinkan segera, ke Mars.

"Kami membawa kembali prioritas pada program ruang angkasa," kata Trump seraya menyebut Misi Apollo 11 sebagai torehan sejarah yang sangat membanggakan bagi AS.

Armstrong, yang meninggal pada 2012, dan Aldrin membuat sejarah ketika mereka mendarat di bulan 50 tahun silam, sementara Collins berhasil mengorbit dalam modul komando mereka.

Sementara itu, Wakil Presiden AS Mike Pence akan memimpin peringatan 50 tahun Misi Apollo pada Sabtu, yang dipusatkan di Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida.

 

 

Terwujudnya Salah Satu Khayalan Terbesar Manusia

Misi Apollo 11 di permukaa Bulan
Misi Apollo 11 di permukaa Bulan (NASA)

Kilas balik pada 20 Juli 1969, salah satu khalayan terbesar di dunia yang dulu sama sekali tidak pernah pernah terbayangkan, akhirnya terwujud.

Mimpi besar itu diwujudkan dua astronaut asal AS, Neil Armstrong dan Edwin 'Buzz' Aldrin.

"Satu langkah kecil bagi manusia, satu lompatan raksasa bagi umat manusia," sebut Armstrong saat pertama kali menginjakkan kaki di Bulan, seperti dikutip dari BBC History.

Armstrong dan Aldrin berangkat menggapai mimpi dengan menumpang pesawat ulang-alik legendaris Apollo 11.

Saat tiba di satelit alami Bumi, Armstorng langsung melapor ke markas badan antriksa AS (NASA) bahwa mereka telah mendarat di Bulan dengan selamat.

Ia lalu, menjelaskan bagaimana struktur Bulan. Menurutnya, dataran di sana layaknya bubuk arang.

Satu hari setelahnya, lokasi pendaratan mereka telah berubah menjadi kawah yang dalam, sekitar 30 sentimeter.

Menjadi Kebanggaan AS

Cuplikan dari video pendaratan di bulan yang langka.
Cuplikan dari video pendaratan di bulan yang langka. (Dok: Sotheby's)

Usai melapor ke markas NASA di Houston AS, dua astronaut itu melakukan beberapa percobaan. Seperti melompat ke Bulan yang punya gravitasi lebih kecil dibanding Bumi.

Selain itu, mereka menancapkan bendera AS di Bulan dan memasang plakat yang ditandatangani oleh Presiden Nixon.

"Di sini manusia dari planet Bumi yang menginjakkan kaki pertama kali di Bulan pada Juli 1969. Kami datang bagi perdamaian seluruh umat manusia," demikian tulisan yang tertera pada plakat itu.

Pendaratan bersejarah orang pertama di Bulan disiarkan di seantero Negeri Paman Sam. Gambaranya berasal dari kamera yang dipasang di pesawat yang mengantarkan mereka.

Masyarakat AS pun bergembira dan bersukacita atas keberhasilan duo antariksawan tersebut.

Sama seperti Presiden Nixon, mereka merasa bangga karena menjadi bangsa pertama yang berhasil menapaki kaki di Bulan -- di tengah persaingan sengit eksplorasi angkasa luar melawan Uni Soviet.

 

Simak video pilihan berikut: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya