Korban Penembakan di Taman Brownsville Selamat Berkat Bra

Pesta komunitas di Taman Brownsville, New York, berakhir duka.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 29 Jul 2019, 16:48 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2019, 16:48 WIB
Lokasi penembakan di Taman Brownsville, New York. (AP Photo/Mark Lennihan)
Lokasi penembakan di Taman Brownsville, New York. (AP Photo/Mark Lennihan)

Liputan6.com, Jakarta - Pesta komunitas di Taman Brownsville, New York, berakhir duka. Satu orang dilaporkan tewas, sementara 11 lainnya terluka akibat penembakan massal.

Salah satu korban terluka mengaku selamat berkat bra yang dikenakannya. Dia adalah Daniesa Murdaugh (21), mahasiswi Queensboro College yang berada di lokasi saat baku tembak liar pada pesta di Taman Brownsville yang penuh sesak. 

Murdaugh hanya mengalami luka goresan, karena bra yang dikenakannya menghentikan laju peluru yang mengenainya.

"Ketika petugas EMS (Emergency Medical Services) melepaskan kait bra-nya, peluru itu terjebak di tali bra kemudian jatuh," kata Ibunda Murdaugh, Odessa Watson.

"Itu adalah bra biasa. Karena kami wanita yang gemuk, bra itu jadi lebih tebal. Dan peluru itu tersangkut di bagian belakang bra," imbuh dia.

Murdaugh mengaku, saat mengahadiri pesta komunitas itu ada dua pria bersenjata melepaskan tembakan ke acara tahunan yang digelar pada Sabtu 29 Juli malam.

"Kami disuruh lari dan ketika saya berbalik untuk melihat, saya ditembak dari belakang," ungkap Murdaugh. "Aku sangat takut."

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

Seperti Baja Panas

Penembakan Senjata Api
Ilustrasi Foto Penembakan (iStockphoto)

Korban selamat lainnya, Anthony Davis, tertembak di bagian punggungnya. Ia mengaku, peluru itu terasa seperti baja panas ketika merobek punggungnya.

Dalam sebuah wawancara eksklusif dari tempat tidur rumah sakitnya, Davis mengatakan kepada The Post bahwa sesaat sebelum penembakan terjadi, dia sebenarnya akan meninggalkan acara tahunan 'Old Timers Day' itu.

"Sebelum ada yang bisa mengambil satu langkah, (seorang penembak) melepaskan delapan tembakan," katanya. "Begitu saya mendengar tembakan, saya membalik badan untuk pergi ke arah lain."

Tapi sebelum dia bisa lolos dari hujan tembakan, Davis tertembak.

"Saya ditembak di punggung. Rasanya seperti baja panas di punggung saya yang terbakar," katanya.

"Aku berkata pada diriku sendiri, aku tidak bisa mati seperti ini. Aku bangun. Saya tersandung pagar. Saya mengatakan kepada petugas bahwa saya tertembak tetapi mereka berada di sisi lain pagar," imbuh Davis.

Sambil menunggu bantuan, Davis memberikan ponselnya kepada seorang teman untuk menghubungi keluarganya.

"Para petugas datang melalui gerbang untuk membantu saya. Mereka menekan luka untuk menghentikannya agar tidak berdarah," ungkapnya.

Antar-Geng

Dilarang Melintas Garis Polisi
Ilustrasi Foto Garis Polisi (iStockphoto)

Sumber penegak hukum mengatakan dua pelaku melepaskan tembakan hingga menewaskan anggota geng terkenal, Jason Pagan, dan melukai 11 orang.

Para penyelidik mencurigai tembakan itu merupakan hasil dari perkelahian antar-geng yang dipengaruhi minuman keras. Polisi sedang menyelidiki apakah Pagan adalah salah satu penembaknya.

Korban penembakan lainnya, Dominique Joseph, 25, sedang memulihkan diri di rumah di Red Hook dengan luka tembak di pergelangan tangan kirinya, luka gores di punggung bagian bawah dan serpihan peluru di pinggul kanannya

"Saya melihat percikan besar dan saya tahu harus berlari. Saya mendengar lebih dari 5 tembakan sebelum jatuh. Saya ditembak tiga kali," katanya.

"Mereka pasti menembak tepat di dekat saya."

Joseph mengatakan, ketika tembakan terdengar, "semua orang lari, tetapi aku jatuh tepat ketika aku terkena. Polisi butuh sedikit waktu untuk sampai di taman."

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya