Disidang, Teroris di Masjid Norwegia Mengaku Tak Bersalah

Pelaku dituduh melakukan percobaan serangan teror di Oslo, Norwegia.

oleh Afra Augesti diperbarui 13 Agu 2019, 07:27 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2019, 07:27 WIB
Teror Masjid Norwegia
Philip Manshaus dituduh melakukan serangan teroris terhadap sebuah masjid di Oslo, Norwegia, menjelang perayaan Idul Adha, Sabtu, 10 Agustus 2109. (Cornelius Poppe / AP)

Liputan6.com, Oslo - Philip Manshaus, pelaku penembakan jemaah sebuah masjid di Oslo, Norwegia, disidang pada Senin, 12 Agustus 2019. Ia muncul di pengadilan dengan mata hitam, luka di wajah dan lehernya. Pemuda 21 tahun itu diduga melakukan teror pada malam menjelang Idul Adha.

Seorang hakim memberikan kuasa kepada pihak kepolisian untuk menangkapn Manshaus. Ia kemudian akan ditahan selama empat minggu awal, sembari menunggu hasil penyelidikan aparat.

Manshaus dituduh atas dugaan percobaan pembunuhan dan pelanggaran undang-undang anti-terorisme yang berlaku di negara tersebut. Dalam persidangan, pengacara pelaku mengatakan bahwa kliennya tidak mengakui kejahatan apa pun.

Layanan keamanan polisi Norwegia, PST, menyampaikan dalam sebuah pernyataan kemarin bahwa mereka telah menerima informasi tentang Manshaus pada tahun lalu, tetapi tidak menindaklanjuti lebih jauh.

"Tidak ada laporan yang menyatakan adanya bahaya tindakan terorisme atau perencanaan serangan," ujar kepala PST, Hans Sverre Sjøvold, seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (13/8/2019).

Para saksi mata mengatakan, Manshaus memasuki al-Noor Islamic Centre di Bærum, pinggiran kota Oslo, dengan membawa senjata api. Namun, ia akhirnya berhasil ditaklukan oleh seorang pria paruh baya, anggota masjid yang berusia 65 tahun. Laki-laki ini merebut senjata yang digondol Manshaus.

Beberapa jam setelah serangan tersebut, polisi menemukan mayat seorang wanita muda di alamat tersangka. Polisi kemudian menyatakan, korban adalah saudara tiri Manshaus.

Manshaus tidak mengeluarkan sepatah kata pun ketika disidang dan menolak berbicara dengan polisi. "Dia menggunakan haknya untuk tidak diinterogasi," pengacara pembela, Unni Fries, menyampaikan kepada wartawan yang hadir di pengadilan. "Dia tidak mengakui kesalahan apa pun."

Tersangka, yang rumahnya berada dekat al-Noor Islamic Center, menyatakan punya pandangan kanan (far-right), anti-imigran, sebelum menjalankan serangan itu, kata polisi.

Dalam unggahan di media sosial, yang dibuat sesaat sebelum serangan itu, Manshaus mengungkapkan kekagumannya atas pembantaian di dua masjid di Selandia Baru pada Maret tahun ini, yang mana dilakukan oleh ekstrimis sayap kanan.

Polisi Norwegia berusaha menahan Manshaus atas dugaan pembunuhan dan pelanggaran anti-terorisme yang menyebarkan ketakutan parah di kalangan penduduk.

Jaksa mengatakan: "Investigasi tahap pertama masih dilakukan dan tersangka belum membuat pernyataan kepada polisi."

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

Pelaku Terinspirasi Serangan di Christchurch dan El Paso

Polisi menyisir TKP penembakan masjid di barat Oslo, Norwegia (AFP PHOTO)
Polisi menyisir TKP penembakan masjid di barat Oslo, Norwegia (AFP PHOTO)

Sementara itu, dalam pesan yang diunggah bersamaan dengan hari penyerangan, Manshaus --disebut oleh media lokal sebagai tersangka utama-- menggambarkan dirinya "dipilih" oleh "Saint (Brenton) Tarrant", pelaku penembakan dua masjid di Selandia Baru yang menewaskan 51 orang.

"Waktu saya sudah habis, lagipula saya sudah dipilih oleh Saint Tarrant ... Kami tidak bisa membiarkan ini berlanjut, Anda harus menghadapi ancaman perang ras dalam kehidupan nyata ... itu menyenangkan," tulisnya dalam unggahan terkait, sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Senin, 12 Agustus 2019.

Dalam sebuah meme yang juga di-posting oleh Manshaus, tiga ekstremis sayap kanan yang diduga bertanggung jawab atas serangan penembakan lainnya tahun ini, dipuji sebagai pahlawan gerakan nasionalis kulit putih.

Tarrant digambarkan telah "mengatasi masalah Muslim", sementara Patrick Crusius, yang telah didakwa atas penembakan di El Paso, negara bagian Texas, di mana 22 orang tewas, dipuji karena "berjuang untuk merebut kembali negaranya".

Pelaku penembakan ketiga, yang dicurigai membunuh seorang wanita saat perayaan Paskah di sebuah sinagog di California pada bulan April juga ikut dipuji, bersama dengan unggahan beberapa kalimat pelecehan antisemit.

Cerita Saksi Mata

Masjid Al Noor di Norwegia yang menjadi target penembakan pada Sabtu 10 Agustus 2019 (AFP/Terje Pedersen)
Masjid Al Noor di Norwegia yang menjadi target penembakan pada Sabtu 10 Agustus 2019 (AFP/Terje Pedersen)

Tidak hanya mengunggah manifesto, pelaku penembakan di Norwegia juga berusaha menautkan aksinya secara langsung via Facebook, namun gagal terkoneksi penuh.

Saksi mata mengatakan pelaku mengenakan pelindung tubuh dan dipersenjatai dengan dua "senjata seperti senapan" dan sebuah pistol.

Pelaku berhasil diamankan oleh orang-orang di masjid yang diserang, sebelum beberapa saat kemudian diambil alih oleh polisi. Seorang pria dilaporkan terluka dalam insiden itu.

Sementara itu, Manshaus telah didakwa atas pembunuhan seorang wanita yang ditemukan tidak bernyawa di rumahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya