Desak Kandidat Independen Diizinkan Ikut Pemilu, Warga Rusia Demonstrasi di Moskow

Warga Rusia menuntut pihak berwewenang agar mengizinkan kandidat-kandidat independen mencalonkan diri dalam pemilihan dewan kota.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Sep 2019, 09:00 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2019, 09:00 WIB
Demonstrasi pro demokrasi dan pemilu adil di Moskow, Rusia (AP PHOTO)
Demonstrasi pro demokrasi dan pemilu adil di Moskow, Rusia (AP PHOTO)

Liputan6.com, Moskow - Ribuan warga Rusia berdemonstrasi di tengah Kota Moskow menuntut agar kandidat-kandidat independen diizinkan mencalonkan diri dalam pemilihan dewan kota.

Dilansir dari VOA Indonesia, Minggu (1/9/201) polisi tidak menindak protes itu, karena lebih kecil dibandingkan protes-protes sebelumnya.

Namun, para petugas yang berpakaian loreng bergandengan tangan untuk mencegah para peserta aksi keluar dari jalan ketika mereka tiba di Lapangan Pushkin, taman umum yang penting secara simbolik dan lokasinya dekat dengan Kremlin. Banyak bus tahanan dan truk penyemprot air terlihat di jalan-jalan.

Baik polisi maupun pengawas independen tidak melaporkan adanya penangkapan atau penahanan dari aksi itu, kontras dengan protes-protes lain baru-baru ini dimana ribuan ditahan, terkadang dengan cara kekerasan.

Unjuk rasa pada Sabtu 31 Agustus itu merupakan yang terbaru dalam serangkaian konfrontasi antara para aktivis liberal dan para pejabat Kota Moskow, serta Kremlin.

50.000 Orang Kembali Berdemo di Moskow, Tuntut Pemilu yang Adil

Ilustrasi Rusia dan Bendera Rusia (AP PHOTO/Alexander Zemlianichenko)
Ilustrasi Rusia dan Bendera Rusia (AP PHOTO/Alexander Zemlianichenko)

Sekitar 50.000 orang kembali berunjuk rasa di pusat kota Moskow, Rusia pada Sabtu 10 Agustus 2019 waktu lokal untuk menuntut pelaksanaan pemilu yang adil.

Itu merupakan demonstrasi terbesar dalam serangkaian protes musim panas ini yang mengguncang Kremlin dan menimbulkan tantangan politik terbesar bagi Presiden Rusia Vladimir Putin dalam tujuh tahun.

Tidak seperti demonstrasi sebelumnya, yang disambut dengan tindakan keras polisi yang menyebabkan ribuan penahanan dan pemukulan dengan pentungan, demonstrasi hari Sabtu disetujui oleh pemerintah dan hanya melihat sedikit konfrontasi antara polisi anti huru hara dan pengunjuk rasa.

Meskipun demikian, lebih dari 225 demonstran ditahan, hampir 150 dari mereka di Moskow dan lebih dari 80 orang lainnya diciduk pada protes kedua di St. Petersburg, demikian seperti dikutip dari Los Angeles Times, Minggu (11/8/2019).

Puluhan ribu pengunjuk rasa mengabaikan hujan gerimis dan cuaca dingin untuk berkumpul di Sakharov Square, Moskow, tak jauh dari jalan pusat kota Garden Ring, meneriakkan slogan-slogan seperti "Rusia akan bebas!" dan "Bebaskan tahanan politik!"

Gerakan protes Moskow untuk pemilihan umum yang adil dimulai pada awal Juli 2019, setelah komisi pemilihan kota menolak permohonan beberapa kandidat oposisi untuk maju dalam pemilihan 8 September 2019 untuk Dewan Kota Moskow yang berkapasitas 45 kursi.

Selengkapnya...

 

 

Reporter: Windy Febriana

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya