Liputan6.com, Buenos Aires - Argentina, pada Minggu 27 Oktober 2019, memilih Alberto Fernandez sebagai presiden baru dengan harapan bahwa ia mampu menyelesaikan krisis ekonomi yang menghancurkan negara itu. Ia menggantikan presiden petahana Mauricio Macri, seorang konservatif, menurut jajak pendapat.
Dengan lebih dari 96 persen jajak pendapat dihitung, pengacara dan mantan pejabat kabinet memiliki 48,03 persen suara, di depan Macri dengan 40,44 persen, demikian seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (28/10/2019).
Advertisement
Kemenangan Fernandez terjadi hanya beberapa jam setelah bank sentral memberlakukan kontrol yang lebih ketat secara signifikan terhadap pembelian dolar AS yang menggarisbawahi skala krisis ekonomi yang dia hadapi.
Kemenangan Fernandez melepaskan euforia di beberapa bagian Buenos Aires, ketika para pendukung menyusuri jalanan membunyikan klakson mobil mereka, dan gelombang orang melonjak menuju lingkungan Chacarita, tempat pesta kemenangan resmi diadakan.
Berbicara kepada para pendukung di kantor pusat partainya, Fernandez berterima kasih kepada para pemilih karena menunjukkan komitmen untuk membangun Argentina yang lebih setara.
"Kami akan menjadi Argentina yang pantas kami terima karena tidak benar bahwa kami dikutuk untuk Argentina ini," kata Fernandez.
"Kita akan memasuki dunia dengan bermartabat. Pemerintah kembali ke tangan rakyat!"
Macri mengakui kekalahan dan mengundang Fernandez untuk sarapan guna memulai proses transisi.
"Satu-satunya hal yang penting di sini adalah masa depan dan kesejahteraan Argentina," kata Presiden Macri kepada kerumunan pendukungnya, di mana ia menjanjikan "oposisi konstruktif".
Presiden terpilih Alberto Fernandez akan resmi menjabat pada 10 Desember 2019 mendatang.
Simak video pilihan berikut:
Menghadapi Tantangan Ekonomi
Saat resmi menjabat nanti, presiden terpilih Fernandez akan menatap indikator ekonomi suram yang telah menggerogoti ekonomi terbesar ketiga di Amerika Latin.
Kemiskinan naik 8 poin dalam setahun terakhir, lebih dari 35 persen. Pengangguran telah tumbuh, ribuan bisnis kecil telah tutup dan inflasi, masalah kronis di Argentina, diperkirakan akan mencapai 55 persen pada akhir tahun ini.
Fernandez telah berbicara tentang mendorong usaha kecil untuk membuka dengan mengurangi tarif, tentang meningkatkan pensiun bagi para pensiunan, dan tentang menegosiasikan kembali pakta rekor utang US$ 57 miliar dengan Dana Moneter Internasional (IMF) demi meringankan beban rata-rata orang Argentina.
Para analis setuju bahwa Fernandez tidak akan memiliki banyak ruang untuk bermanuver secara ekonomi, dan dia tidak akan diberi banyak waktu oleh pemilih yang sangat membutuhkan perbaikan.
Pekan lalu, Bank Sentral terus mencurahkan ratusan juta dolar dari cadangannya untuk menopang nilai mata uang lokal yang melemah karena ketidakpastian membayangi hasil pemilihan. Peso resmi ditutup pada 65 terhadap dolar AS, dan diperdagangkan lebih tinggi di pasar gelap.
Advertisement