Beli Topi dan Buku Adolf Hitler Rp 2,7 M, Alasan Pengusaha Ini Bikin Kagum

Ia membeli topi Adolf Hitler dalam sebuah acara lelang kontroversial yang digelar pada 20 November di kota Bavaria, Munich.

diperbarui 25 Nov 2019, 21:00 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2019, 21:00 WIB
Topi silinder milik Adolf Hitler. (Matthias Balk/AP/AFP)
Topi silinder milik Adolf Hitler. (Matthias Balk/AP/AFP)

Munich - Pengusaha Swiss kelahiran Libanon, Abdallah Chatila berhasil mendapatkan topi silinder milik Adolf Hitler seharga 55.300 dolar AS atau setara Rp 775 juta. Ia membeli topi pemimpin Nazi Jerman itu dalam sebuah acara lelang kontroversial yang digelar pada 20 November di kota Bavaria, Munich.

Chatila mengungkap alasannya rela merogoh kocek dalam untuk barang itu. Dirinya ingin menyimpan topi tersebut agar tidak berada dalam kuasa neo-Nazi.

"Sangat penting bagi saya bahwa barang yang berasal dari era bersejarah yang menyakitkan seperti ini tidak jatuh ke tangan yang salah," kata Chatila dalam sebuah email yang dikirimkan kepada DW, seperti dikutip pada Senin (25/11/2019). 

Pria berusia 45 tahun yang menjalankan bisnis berlian bernilai jutaan dolar di Jenewa ini mengatakan, dirinya ingin membeli lebih banyak barang lagi milik Adolf Hitler, namun gagal memenangkan semua penawaran di acara lelang yang digelar rumah lelang Hermann Historica itu.

Memorabilia lain dari era Nazi yang berhasil dibeli Chatila adalah salinan buku Mein Kampf Hermann Goering yang dijual seharga 130 ribu euro atau setara Rp 2 miliar. Mein Kampf adalah buku karya Adolf Hitler, dalam Bahasa Indonesia diartikan 'perjuanganku'.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: 


Disumbangkan ke Museum Holocaust

Topi silinder milik Adolf Hitler. (Matthias Balk/AP/AFP)
Topi silinder milik Adolf Hitler. (Matthias Balk/AP/AFP)

Semua barang-barang itu didonasikan Chatila kepada asosiasi Keren Hayesod, sebuah kelompok penggalang dana, yang kemudian memutuskan akan melakukan apa terhadap barang-barang itu.

"Saya sangat berharap barang-barang ini akan dipamerkan di sebuah Museum Holocaust, tempat di mana barang ini akan berguna lebih baik dibandingkan entitas lain," kata Chatila.

Menurut profil yang ditemukan dalam website Swiss Arab Entrepreneurs, keluarga Chatila datang ke Swiss pada 1988. Dia bergabung dengan bisnis berlian keluarga itu pada 1995 yang kemudian menghasilkan banyak uang dari perdagangan berlian.

"Di saat sekarang ini, di mana tendensi dari nasionalisme dan anti-semitisme tumbuh di Eropa, saya ingin memberi contoh dengan nilai-nilai yang saya punya," katanya kepada DW.

 


Tindakan Murah Hati dan Solidaritas

Pemakaman Yahudi di Prancis Dicoret-Coret Lambang Nazi
Sejumlah batu nisan dan monumen Holocaust yang dicoret-coret dengan simbol swastika nazi di sebuah pemakaman Yahudi di Strasbourg, Prancis (17/12). Aksi vandalisme ini diketahui dilakukan Selasa di pemakaman Yahudi Herrlisheim. (AFP Photo/Sebastien Bozon)

Kepala Asosiasi Yahudi Eropa, Rabi Menachem Margolin mengaku 'terpesona' dengan tindakan Chatila. "Dalam dunia yang sinis ini, sebuah kebaikan yang nyata, kemurahan hati dan solidaritas," ujarnya dalam sebuah pernyataan.

Namun, setelah pelelangan, Margolin mengatakan bahwa menjual memorabilia dari era Nazi adalah perbuatan tidak bermoral. "Itu salah memonetisasi benda-benda yang ternoda darah semacam itu, terutama di Jerman," ungkap dia.

Topi silinder yang bisa dilipat itu diproduksi oleh J-A. Seidl di awal 1930-an dan ditemukan di kediaman pribadi Hitler di Munich. Sementara, edisi khusus Mein Kampf yang dilelang adalah salah satu dari 100 edisi terbatas yang disisihkan penerbit di Munich untuk tujuan khusus dan termasuk di dalamnya, sejarah Partai Nazi.

Lanjutkan Membaca ↓

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya