Liputan6.com, Damaskus - Setidaknya delapan warga sipil tewas pada Rabu 1 Januari 2020 dalam serangan roket oleh pasukan pemerintah Suriah di sebuah sekolah di Idlib. Idlib terus menjadi sasaran penyerangan karena kubu oposisi terakhir negara itu berada di sana.
Menurut laporan Al Jazeera, Kamis (2/1/2020), para korbannya termasuk empat anak-anak dan dua wanita, lapor agen pertahanan sipil White Helmets.
Advertisement
Baca Juga
Serangan itu terjadi di Kota Sarmeen yang dikuasai pemberontak di provinsi barat laut Suriah, Idlib, kata pemantau perang Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR).
Setidaknya 16 orang lainnya mengalami cedera akibat serangan itu. Kejadian ini menjadi bagian dari serangan pemerintah selama berbulan-bulan di Idlib, pengawas yang berbasis di Inggris menambahkan.
Seorang koresponden AFP di Sarmeen melihat sisa-sisa rudal yang panjangnya beberapa meter.
Serangan itu merupakan bagian dari serangan berkelanjutan yang membuat pasukan Suriah menangkap lebih dari 40 desa dan dusun di Idlib selama dua pekan terakhir.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Idlib Jadi Sasaran Serangan
Pada akhir April, pemerintah Suriah dan sekutu Rusia meluncurkan kampanye besar-besaran melawan pemberontak di Idlib.
Dalam beberapa minggu terakhir, serangan meningkat, memaksa ribuan orang melarikan diri ke daerah yang lebih aman.
Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), lebih dari 235.000 orang mengungsi pada 12 hingga 25 Desember karena kekerasan yang terjadi.
Perang saudara di Suriah telah menewaskan lebih dari 370.000 orang sejak dimulai pada 2011 dengan penindasan brutal terhadap protes anti-pemerintah.
Secara total, 11.215 orang - termasuk lebih dari 1.000 anak-anak - terbunuh pada tahun 2019, tahun paling tidak mematikan yang tercatat sejak awal konflik.
Advertisement