Liputan6.com, Idlib - Serangkaian serangan udara oleh pasukan Suriah dan Rusia terhadap basis militan di Provinsi Idlib, barat laut Suriah, menewaskan sekitar 50 orang dan melukai sejumlah lainnya pada Senin 22 Juli.
Serangan terbesar merusak sebuah pasar lokal di kota Maarat al-Numan, provinsi Idlib, di mana menewaskan 38 orang yang sebagian besar adalah warga sipil, kata tim penyelamat dan penduduk setempat.
Para relawan mengatakan asap hitam mengepul di pusat kota dan warga di jalan panik meminta bantuan, demikian sebagaimana dikutip dari Al Jazeera pada Selasa (23/7/2019).
Advertisement
Baca Juga
"Jasad-jasad tergeletak di jalanan. Semoga Tuhan membalas dendam pada (Presiden Rusia Vladimir) Putin dan (Presiden Suriah Bashar) al-Assad atas kejahatan mereka," kata Abdul Rahman al-Yasser, anggota penyelamat dari tim pertahanan sipil Idlib, mengatakan kepada kantor berita Reuters.
Kepala rumah sakit setempat, Radwan Shardub, menggambarkan kengeriannya saat melihat "bagian tubuh terbakar hangus".
Kelompok penyelamat Helm Putih mengatakan salah satu relawannya tewas dalam serangan itu, meningkatkan jumlah pekerja penyelamat yang terbunuh sejak April menjadi enam orang.
Sementara serangan lainnya di wilayah yang berdekatan, menewaskan 12 warga sipil yang sedang beraktivitas di luar ruang, kata kelompok pemerhati HAM yang berbasis di Inggris, Observatorium Suriah.
Tidak lama setelah dua serangan udara tersebut, media Suriah mengatakan pemberontak menembaki desa Jourin yang dikuasai pemerintah di provinsi Hama utara, menewaskan tujuh warga sipil.
Benteng Pertahanan Terakhir Pemberontak
Provinsi Idlib adalah pertahanan terakhir pemberontak Suriah yang sulit dikendalikan oleh pemerintahan Bashar al-Assad.
Sejak militer Suriah meluncurkan operasi penyerangan ke Idlib pada akhir April, lebih dari 2.000 orang telah tewas dan ratusan ribu lainnya kehilangan tempat tinggal.
Sementara pada hari Minggu, serangan bom pemerintah di Idlib menewaskan sekitar 18 orang, termasuk seorang jurnalis warga, lapor petugas penyelamat dan pemantau perang.
Anas al-Dyab, seorang fotografer dan videografer berusia awal 20-an, adalah anggota kelompok penyelamat Helm Putih, yang juga berkontribusi pada kantor berita AFP.
Dia dilaporkan terbunuh di kota tempat tinggalnya sekarang di Khan Sheikhoun, ketika mencoba memfilmkan serangan udara.
Serangan udara pemerintah menewaskan 17 warga sipil lainnya, termasuk tujuh anak-anak, di bagian lain wilayah itu pada hari Minggu, menurut Observatorium Suriah.
Advertisement
Konflik Telah Berlangsung Sembilan Tahun
Terlepas dari pengeboman besar-besaran dalam beberapa hari terakhir, pasukan pemerintahan Assad tidak dapat membuat kemajuan berarti dalam mengembalikan pemberontak yang terkait dengan al-Qaeda itu.
Rusia dan tentara Suriah membantah tuduhan pemboman tanpa pandang bulu atas wilayah sipil, dan sebaliknya mengatakan mereka memerangi kelompok bersenjata yang meresahkan di Idlib.
Kelompok-kelompok bersenjata memukul balik dengan keras, menewaskan rata-rata lebih dari selusin tentara dan pejuang sekutu setiap harinya dalam beberapa pekan terakhir.
Kampanye penyerangan oleh pemerintah Suriah dan kekuatan udara Rusia yang tidak juga menemui titik temui itu, kini telah memasuki tahun kesembilan.
Simak video pilihan berikut: