Negara Ini Bagikan Gratis Minyak Obat Berbahan Ganja

Sebuah klinik medis di negara ini memberikan minyak ganja gratis kepada ratusan warga yang mencari obat untuk meringankan berbagai penyakit mulai dari insomnia, nyeri otot hingga kanker.  

diperbarui 10 Jan 2020, 12:17 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2020, 12:17 WIB
Klinik Pengobatan Berbasis Ganja
Tanaman ganja terlihat selama pembukaan klinik pengobatan tradisonal berbasis ganja di Bangkok, 6 Januari 2020. Peresmian klinik itu merupakan bagian dari program pemerintah Thailand untuk mengembangkan industri kesehatan berbasis ganja itu. (Mladen ANTONOV / AFP)

Bangkok - Thailand menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang melegalkan ganja untuk keperluan medis di tahun 2018. Ramuan yang mengandung ganja sebelumnya juga lumrah digunakan orang-orang Thailand dalam pengobatan tradisional mereka.

Namun pemerintah ingin memanen potensi ekonomi bernilai miliaran dolar dari tanaman ini. Pemerintah Thailand juga mendorong investasi teknologi untuk mengekstrak, menyaring, dan memasarkan minyak ganja.

"Hari adalah awalnya," ujar Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirakul pada saat peluncuran klinik di Bangkok, ibu kota Thailand seperti dikutip dari DW Indonesia, Jumat (9/1/2020).

"Kami berjuang untuk kesehatan masyarakat Thailand yang lebih baik dan berjuang untuk ekonomi yang lebih baik," ujar Anutin yang mengenakan jubah dokter dan berdiri di sebelah maskot daun ganja.

Anutin mengatakan bahwa Thailand sudah memiliki 25 klinik dan 86 rumah sakit dengan persediaan obat-obatan berbasis kanabis. Ia menambahkan bahwa rumah sakit telah meminta agar obat-obatan berbasis daun ini bisa tersedia di setiap provinsi dalam tahun ini.

Warga Antusias Mengantre

Klinik Pengobatan Berbasis Ganja
Dokter menunjukkan produk minyak ganja di klinik ganja medis resmi di provinsi Nonthaburi, 6 Januari 2020. Sekitar 400 pasien, banyak dari mereka yang menderita kanker, diberi minyak ganja secara gratis di klinik unggulan di Kementerian Kesehatan Masyarakat di pinggiran Bangkok. (AP/Sakchai Lalit)

Ratusan warga yang sebagian besar berusia lanjut mengantre untuk menerima botol berukuran 5-10 miligram berisi minyak ganja untuk mengobati sakit otot. Namun beberapa dari warga yang datang juga menderita penyakit yang lebih serius, salah satunya adalah Natjuta yang lahir dengan cerebral palsy dan harus menggunakan kursi roda.

Ibu Natjuta yang bernama Supatra Ulapatorn mengatakan minyak ganja membantu putrinya tidur lebih baik dan tetap tenang.

"Dia tidak bisa tidur dengan nyenyak, ini juga membuat saya tidak bisa tidur," kata perempuan berusia 60 tahun itu. "Dia lebih tenang sekarang, jadi saya pikir (pengobatan) itu berhasil." 

Penghapusan Stigma Ganja

Ganja atau Mariyuana
Ilustrasi Foto Ganja (iStockphoto)

Menteri Kesehatan Thailand Anutin sebelumnya adalah seorang konglomerat di bidang konstruksi. Ia dilantik menjadi menteri setelah partainya yaitu Partai Bhumjaithai memenangkan posisi mayoritas di parlemen. Partai ini menggunakan kampanye yang mendukung penggunaan ganja dalam pemilihan tahun lalu dan menjanjikan keuntungan ekonomi bagi konstituen mereka di pedesaan.

Dia menambahkan bahwa di Thailand, ganja tidak lagi memiliki stigma. "Jika kita berbicara tentang ekstraksi ganja, saya merasa orang-orang memandangnya lebih sebagai obat daripada narkotika," ujar Anutin.

Thailand tetap memiliki undang-undang yang menetapkan siapa saja yang bisa menanam tanaman ganja dan mengekstrak minyak ganja. Para kritikus mengatakan undang-undang ini akan membatasi peluang bagi petani kecil dan kemungkinan hanya menguntungkan perusahaan agroindustri skala besar.

Penelitian medis menunjukkan bahwa minyak ganja dapat membantu meringankan rasa sakit pada pasien yang menderita kondisi seperti multiple sclerosis dan epilepsi. Namun belum diketahui pengaruhnya terhadap penyakit serius lainnya termasuk berbagai bentuk kanker.

Thailand masih tetap menyatakan bahwa penggunaan dan perdagangan ganja untuk keperluan rekreasional sebagai ilegal dan siapa yang tertangkap bisa dijatuhi hukuman hingga 10 tahun penjara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya