Jumlah Kasus Kematian Akibat Corona COVID-19 di Prancis Tembus 15 Ribu Orang

Perpanjangan masa lockdown yang ditetapkan oleh pemerintah Prancis memiliki efek positif dalam menahan penyebaran Virus Corona COVID-19.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 15 Apr 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2020, 08:03 WIB
FOTO: Prancis Kerahkan Kereta Kecepatan Tinggi Evakuasi Pasien Corona COVID-19
Petugas medis membawa pasien virus corona COVID-19 di Stasiun Gare d'Austerlitz di Paris, Prancis, Rabu (1/4/2020). Pasien COVID-19 dievakuasi menggunakan kereta kecepatan tinggi dari rumah sakit di Paris ke rumah sakit di Brittany dimana kasus tersebut masih terbatas. (Thomas SAMSON/AFP/POOL)

Liputan6.com, Paris - Prancis secara resmi mencatat lebih dari 15.000 kematian akibat infeksi Corona COVID-19 pada Selasa, 14 April 2020.

Negeri Menara Eiffel ini menjadi negara keempat yang melampaui ambang batas itu setelah Italia, Spanyol dan Amerika Serikat, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (15/4/2020).

Tetapi, jumlah orang di unit perawatan intensif turun menjadi 6.730 dari 6.821 selama 24 jam terakhir.

Dengan total ini, penurunan terjad untuk hari keenam berturut-turut, menunjukkan kuncian nasional diperpanjang hingga 11 Mei pada hari Senin.

Perpanjangan masa lockdown yang ditetapkan oleh pemerintah Prancis memiliki efek positif dalam menahan penyebaran Virus Corona jenis baru.

Selama konferensi pers, Jerome Salomon selaku kepala otoritas kesehatan masyarakat, mengatakan jumlah orang yang meninggal karena Virus Corona baru di rumah sakit dan panti jompo Prancis telah meningkat 5 persen dalam sehari.

Sehingga total kumulatif menjadi 15.729, berbanding 4 persen pada hari Senin dan Minggu.

 

Simak video berikut ini:

Kebijakan Perpanjang Lockdown

FOTO: 6 Negara dengan Kasus Corona COVID-19 Tertinggi di Dunia
Warga memakai masker untuk mencegah terpapar virus corona COVID-19 saat berjalan di Paris, Prancis, Jumat (10/4/2020). Berdasarkan data Worldmeters per Minggu (12/4/2020), jumlah kasus COVID-19 di Prancis sebanyak 129.654 terinfeksi dan 13.832 meninggal. (AP Photo/Francois Mori)

Pemerintah Prancis memperpanjang lockdown hingga 11 Mei mendatang karena korban Virus Corona (COVID-19) masih banyak. Presiden Emmanuel Macron berkata upaya itu juga ampuh meredam penyebaran virus tersebut.

Prancis masuk periode lockdown pada pertengahan Maret lalu. Aktivitas warga dibatasi dan mereka hanya boleh keluar rumah dengan jarak 1 kilometer saja.

"Epidemi ini mulai melambat. Hasilnya sudah terlihat," ujar Presiden Macron seperti dilansir France24.

"Terima kasih atas usaha-usaha kalian, tiap hari kita membuat kemajuan."

Macron mengakui negaranya tidak bersiap sejak awal untuk krisis Corona jenis baru ini. Ia berkata akan ada konsekuensi akibat hal tersebut.

Prancis kini berada dalam minggu keempat lockdown akibat Virus Corona COVID-19. Oleh karena lockdown diperpanjang, maka totalnya masa itu selama dua bulan, meski prosesnya tidak seketat di Wuhan.

Tingkat kematian akibat Virus Corona jenis baru di Paris dilaporkan mencapai ratusan orang per hari. Pada Senin lalu, Prancis melaporkan ada 574 kematian baru. Jumlah itu meningkat dari beberapa hari sebelumnya ketika jumlah kematian menurun ke 315.

Jumlah tersebut jauh lebih baik ketimbang pada 6 April lalu, ketika angka kematian mencapai 833 pasien sehingga lockdown terlihat ada hasilnya.

Total kematian akibat Virus Corona jenis baru di Prancis kini ada 14.393 orang. 6.845 di antaranya berada dalam perawatan intensif. Secara keseluruhan ada 137.875 kasus di negara tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya