Rekor Harian Tertinggi, 2.000 Lebih Kematian Akibat Corona COVID-19 Terjadi di AS

Amerika Serikat telah mencatat rekor harian tertinggi dengan lebih dari 2.000 kasus kematian akibat Virus Corona dalam sehari.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 15 Apr 2020, 12:32 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2020, 12:32 WIB
FOTO: Kasus Corona COVID-19 Global Tembus 2 Juta Pasien
Pasien dan petugas medis memakai masker untuk mencegah penyebaran virus corona COVID-19 di luar NYU Langone Medical Center, New York, Amerika Serikat, Senin (13/4/2020). Berdasarkan data Johns Hopkins University, total kasus COVID-19 global sudah menembus dua juta pasien. (AP Photo/John Minchillo)

Liputan6.com, Washington - Amerika Serikat mencatat 2.228 kematian akibat Virus Corona COVID-19 selama 24 jam terakhir, menurut penghitungan Johns Hopkins University pada Selasa 14 April malam.

Menurut laporan Channel News Asia, Rabu (15/4/2020), jumlah korban jiwa meningkat tajam setelah mengalami penurunan selama dua hari sebelumnya.

Pandemi COVID-19 kini telah merenggut nyawa setidaknya 25.757 orang di AS, ini menjadi yang terbanyak di antara negara mana pun.

Presiden Donald Trump mengumumkan beberapa bagian di Amerika Serikat dapat mengangkat aturan pembatasan sosial terkait Virus Corona "segera" dan mengatakan ia dapat melihat "sinar cahaya" di cakrawala untuk bidang ekonomi negaranya.

Tetapi, Trump juga menunjukkan kekuatannya untuk memaksa gubernur di setiap negara bagian untuk mengikuti arahannya tentang pembukaan kembali yang kemudian memicu protes.

"Kami tidak memiliki Raja Trump, kami memiliki Presiden Trump," kata Gubernur New York Andrew Cuomo.

Sama agresifnya, Trump menanggapi di Twitter dengan menyamakan gubernur yang skeptis sebagai pelaut pemberontak dalam film Mutiny On The Bounty.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Tak Paksa Gubernur

FOTO: Kuburan Massal Korban Corona COVID-19 di New York
Truk berisi jenazah menuju kuburan massal di Pulau Hart, Bronx, New York, Amerika Serikat, Kamis (9/4/2020). Banyaknya korban meninggal akibat virus corona COVID-19 di New York membuat pemerintah setempat langsung menggali kuburan massal. (AP Photo/John Minchillo)

Pada konferensi persnya, Trump menurunkan tensi dan mengklarifikasi bahwa gubernur akan memimpin terkait kapan dan bagaimana bentuk kelonggaran pembatasan yang akan diberikan. 

"Saya tidak akan menekan gubernur manapun untuk membukanya," kata Trump.

Presiden mengindikasikan bahwa banyak negara bagian dengan populasi yang kurang padat dapat membuka "sangat, sangat cepat, lebih cepat dari akhir bulan", sementara tempat-tempat seperti New York bisa memakan waktu lebih lama.

Presiden diperkirakan akan mengungkap gugus tugas baru pada hari Selasa untuk mengelola pembukaan kembali nasional, tetapi rencana tersebut tidak terjadi.

Sebaliknya, Trump mengumumkan bahwa ia akan berbicara dengan kelompok besar pemimpin bisnis, anggota Kongres dan seluruh 50 gubernur dalam panggilan konferensi minggu ini.

"Negara kita harus terbuka dan akan terbuka," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya