Liputan6.com, Jakarta - Seluruh negara di dunia tentu terkena dampak ekonomi dari adanya pandemi Corona COVID-19. Bahkan sebagai negara yang dinilai memiliki ekonomi terkuat di dunia, China pun mengalami hal tersebut.
Akibat pandemi tersebut, PDB Tiongkok pada triwulan pertama mengalami penurunan 6.8% jika dibandingkan dengan tahun lalu. Volume impor dan ekspor barang juga turun hingga 6.4%.
Namun, Dubes Xiao Qian menilai bahwa ini hanya merupakan dampak jangka pendek dan eksternal yang dapat dikendalikan.
Advertisement
"Seiring dengan tindakan pencegahan dan pengendalian Tiongkok semakin menampilkan hasilnya, pemulihan produksi dan kehidupan sehari-hari terus dipercepat," papar Dubes Xiao Qian.
Baca Juga
Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator ekonomi utama pada bulan Maret yang telah menunjukkan kecenderungan peningkatan. Misalnya Indeks Manajer Pembelian (PMI) mencapai 52%, atau meningkat 16.3 poin persentase daripada bulan Februari, Indeks Aktivitas Bisnis Non-Manufaktur meningkat ke 52.3% atau bertambah 22.7 poin persentase.
Selain itu, nilai tambah industri trategis baru dan industri manufaktur berteknologi tinggi masing-masing juga meningkat 5.9% dan 9.0%.
"Dalam rangka mengatasi dampak negatif akibat wabah COVID-19, pemerintah Tiongkok mempertahankan prisip mengejar kemajuan sambil memastikan stabilitas," jelasnya.
Hal ini dilakukan dengan tujuan agar tidak terjadi penularan wabah lagi, terciptanya kestabilan ekonomi, serta kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat yang terjaga, secara detail kerjanya termasuk menjaga kestabilan di 6 bidang (menjaga stabilitas lapangan kerja, keuangan, perdagangan luar negeri, investasi, dan prospek, serta meningkatkan jaminan pekerjaan masyarakat, jaminan kebutuhan pokok, jaminan aktivitas market, jaminan keamanan pangan dan energi, jaminan stabilitas rantai suplai dan rantai industri, serta jaminan kelancaran operasi pemerintahan tingkat dasar).
Langkah yang Patut Dijadikan Contoh
Dubes Xiao Qian pun menjelaskan poin tersebut satu per satu. Berikut ini ulasannya:
Pertama adalah meningkatkan rasio defisit, menerbitkan obligasi pemerintah khusus untuk mendukung melawan COVID-19 dan menambah penerbitan obligasi pemerintah daerah serta membuat kebijakan fiskal memainkan perannya.
Kedua adalah instrumen seperti pemotongan rasio cadangan wajib, penurunan suku bunga dan reloans harus sepenuhnya dimanfaatkan untuk memastikan likuiditas yang wajar dan memadai.
Ketiga adalah melepaskan potensi konsumsi dan investasi agar memperluas permintaan domestik. Pemerintah Tiongkok akan meningkatkan konsumsi sipil, konsumsi umum, dan pengeluaran di bidang infrastruktur tradisional, infrastruktur baru, industri strategis baru dan investasi swasta.
Keempat adalah membantu kalangan usaha, khususnya UMKM untuk melewati kesulitan dengan memotong pajak dan biaya serta menurunkan biaya pembiayaan dan sewa rumah. Kelima adalah menjaga stabilitas dan kompetensi rantai industri dan rantai suplai.
"Yang perlu saya titik beratkan adalah Tiongkok mempunyai sistem industri yang lengkap, kemampuan industri dukungan yang kuat, tenaga kerja yang cukup dan akumulasi sumber daya manusia yang memadai. Kami mempunyai pasar besar dengan 1,4 miliar konsumer yang mempunyai daya beli dan potensi konsumsi besar," jelasnya.
Dubes Xiao Qian menyampaikan bahwa perindustrian Tiongkok adalah tangguh, resilient dan dapat cepat sembuh diri, sehingga mampu pulih secepatnya begitu melewati dampak jangka pendek.
"Kami penuh optimis bahwa ekonomi Tiongkok sepanjang tahun ini akan berkembang secara stabil dan sehat," tutupnya.
Advertisement