Kasus Corona Meningkat Lagi, Korsel Kesulitan Lacak Transmisi Virus

Kasus Corona COVID-19 di Korea Selatan kembali melambung menjadi lebih dari 50 kasus yang sebagian besar dilaporkan di wilayah Seoul.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 12 Jun 2020, 16:30 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2020, 16:30 WIB
Para pekerja yang mengenakan pakaian pelindung menyemprotkan desinfektan terhadap virus corona baru di depan sebuah gereja di Daegu, Korea Selatan, Kamis, 20 Februari 2020.
Para pekerja yang mengenakan pakaian pelindung menyemprotkan desinfektan terhadap virus corona baru di depan sebuah gereja di Daegu, Korea Selatan, Kamis, 20 Februari 2020. (Kim Jun-beom / Yonhap via AP)

Liputan6.com, Seoul- Korea Selatan sudah merayakan keberhasilannya yang sangat besar dalam menangani Virus Corona COVID-19 sejak beberapa minggu yang lalu, dengan meredakan jarak sosial, membuka kembali sekolah-sekolah dan mempromosikan kampanye anti-virus berbasis teknologi yang disebut oleh Presiden Moon Jae-in sebagai "K-quarantine."

Tetapi baru-baru ini, dengan sebagian besar kasus Virus Corona berada di wilayah metropolitan Seoul, muncul laporan otoritas kesehatan telah mengalami kesulitan untuk melacak transmisi virus. 

Hal itu dikemukakan oleh Direktur Korea Centers for Disease Control and Prevention (KCDC), yaitu Jung Eun-kyeong, yang mengatakan bahwa petugas kesehatan semakin kesulitan untuk melacak transmisi virus yang menyebar dengan cepat dan tidak terduga, ketika warga meningkatkan kegiatan mereka dan mempraktikkan jarak yang tidak terlalu jauh secara sosial. 

Tak hanya itu, Jung Eun-kyeong juga telah memperingatkan bahwa Korea Selatan dapat menuju krisis Corona COVID-19 besar lainnya, tetapi kali ini di wilayah terpadatnya.

Seorang pejabat senior Departemen Kesehatan di Korea Selatan, Yoon Taeho, mengatakan saat pengarahan virus pada Kamis (11/6) bahwa "Mempertimbangkan transmisi cepat COVID-19, ada batasan untuk apa yang bisa kita lakukan dengan pelacakan kontak sendiri untuk memperlambat penyebaran," dalam pernyataannya itu, ia juga mengulangi permohonan untuk penduduk di ibukota untuk tinggal di rumah. 

Pejabat pemerintah di Korea Selatan sejauh ini menolak seruan untuk memberlakukan kembali pedoman jarak sosial yang lebih kuat, meskipun ada kekhawatiran atas lonjakan infeksi, setelah pelonggaran telah diberlakukan pada bulan April 2020, mengutip kekhawatiran tentang melukai ekonomi yang rapuh, seperti dikutip dari Associated Press, Jumat (12/6/2020). 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Kasus COVID-19 di Korea Selatan 12 Juni

Negara-Negara dengan Kasus Corona Terbesar di Dunia
Sepasang kekasih mengenakan masker saat bersepeda di sebuah taman di Seoul, Korea Selatan, 7 Maret 2020. Hingga Kamis (12/3/2020) pagi, jumlah kasus virus corona COVID-19 di Korea Selatan sebanyak 7.755 orang terinfeksi, 60 meninggal, dan 288 sembuh. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Dikutip dari Yonhap News Agency, pada Jumat (12/6) kasus Virus Corona COVID-19 di Korea Selatan kembali melambung menjadi lebih dari 50 kasus yang sebagian besar dilaporkan di wilayah metropolitan Seoul. Hal ini dikatakan memaksa otoritas kesehatan untuk memperluas jarak sosial yang diperketat di daerah ibukota padat penduduk.

Menurut KCDC, Kasus baru di Korea Selatan bertambah 56 kasus, termasuk 43 infeksi lokal, meningkatkan total jumlah kasus menjadi 12.003.

Kasus-kasus infeksi tersebut berada dalam angka 45 di hari sebelumnya. 

Dari kasus-kasus yang ditransmisikan secara lokal, semua kecuali satu kasus dilaporkan di Seoul dan sekitarnya. Akumulasi jumlah pasien di Provinsi Gyeonggi yang mengelilingi ibu kota melampaui ambang 1.000 kasus.

Pada 6 Mei 2020, Korea Selatan melonggarkan pedoman jarak sosial yang ketat dengan pembukaan kembali sekolah secara bertahap mulai pertengahan bulan itu. 

Namun, serangkaian infeksi kembali terjadi terkait dengan pertemuan keagamaan, pusat distribusi dan fasilitas olahraga. 

Skema Jarak Sosial Yang Lebih Ketat

Kasus Virus Corona di Korsel Melonjak Jadi 204 Orang
Warga yang dicurigai terinfeksi virus corona atau COVID-19 menunggu untuk mendapat pemeriksaa di pusat medis di Daegu, Korea Selatan, Kamis (20/2/2020). Wali Kota Daegu meminta warganya untuk tidak bepergian. (Lee Moo-ryul/Newsis via AP)

Korea Selatan menerapkan skema jarak sosial selama dua pekan pada akhir bulan lalu, yang lebih ketat untuk wilayah metropolitan, menurut laporan Yonhap News Agency. 

Tetapi Korea Selatan dikatakan mungkin akan mundur kembali ke jarak sosial yang ketat lagi kecuali kurva virus mendatar dengan tajam, akibat penyebaran virus tanpa gejala yang mengganggu otoritas kesehatan. 

Karena 97 persen dari kasus yang ditransmisikan secara lokal telah dilaporkan di wilayah metropolitan pada bulan ini, otoritas kesehatan kemungkinan akan memperpanjang batas waktu yang ditetapkan untuk hari Minggu. 

Kasus-kasus Virus Corona yang ditelusuri di gudang yang dikelola oleh pemimpin e-commerce Coupang di Bucheon, sebelah barat Seoul, pada Kamis (11/6) dilaporkan telah mencapai 146, yang naik dua dari sehari sebelumnya.

Sedangkan kasus infeksi yang terkait dengan gereja-gereja kecil di wilayah metropolitan naik dua hingga mencapai 94.

Sementara untuk kasus-kasus yang terkait dengan usaha dari rumah ke rumah naik menjadi 116, dengan pasien berusia 60 tahun ke atas terhitung hampir 70 persen. Pada 2 Juni, pasien Virus Corona pertama dari perusahaan dilaporkan.

Jumlah total kematian akibat Virus Corona meningkat satu menjadi 277, dengan tingkat kematian mencapai 2,31 persen. Tingkat pasien berusia 80 tahun ke atas mencapai 26,15 persen.

Kasus Virus Corona COVID-19 impor di Korea Selatan mencapai 1.325, yang naik 13 dari sehari sebelumnya serta jumlah total orang yang dipulangkan dari karantina setelah pemulihan penuh berada di angka 10.669, yang naik 15 dari hari sebelumnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya