Kementerian Luar Negeri Bentuk Tim Percepatan Pemulihan Ekonomi

Kementerian Luar Negeri membentuk Tim Percepatan Pemulihan Ekonomi (TPPE) untuk membantu perekonomian di tengah pandemi Virus Corona (COVID-19).

oleh Tommy K. Rony diperbarui 17 Jul 2020, 12:33 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2020, 11:55 WIB
Presiden Jokowi mengikuti KTT ASEAN Plus Three (APT) Khusus COVID-19 didampingi oleh Menlu Retno dan Menkes Terawan pada Selasa 14 April 2020.
Presiden Jokowi mengikuti KTT ASEAN Plus Three (APT) Khusus COVID-19 didampingi oleh Menlu Retno dan Menkes Terawan pada Selasa 14 April 2020. (Dok: Kemlu RI)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri membentuk Tim Percepatan Pemulihan Ekonomi (TPPE). Tim itu membantu sektor usaha dalam negeri agar dapat mengambil peluang di kancah internasional saat pandemi Virus Corona COVID-19. 

Tim ini dipimpin Sekretaris Jenderal Kemlu Cecep Herawan. Kehadiran TPPE ini juga didukung Kementerian BUMN dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

"Kita melihat di balik pandemi ini ada potensi yang perlu kita dorong," ujar Cecep dalam konferensi pers virtual, Jumat (17/7/2020). "Kita mulai dengan melihat adanya peluang di industri kesehatan, baik yang bersifat diagnostik, terapeutik, dan vaksin," paparnya.

 TPPE ini merupakan tim kecil dan turut digawangi Direkturat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika (Aspasaf) dan Amerika-Eropa (Amerop).

Cecep mengatakan, TPPE berkolaborasi bersama BUMN dan BKPM untuk mencari potensi ekonomi. TPPE akan membantu industri dalam negeri, termasuk UMKM di daerah, untuk menjadi pemain global.

Lebih lanjut, Cecep berkata tim ini bekerja lentur dan tidak terjebak dengan birokrasi. 

"Tim ini dalam berkomunikasi dengan kementerian/lembaga lebih cepat, informal, dan tak struktural, lebih kepada operasionalisasi yang ada di masing-masing kementerian/lembaga, sehingga diharapkan dengan pola kerja seperti ini maka peluang yang ada dapat cepat kita raih bersama," jelasnya.

Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar berkata kondisi dunia sedang diterpa banyak faktor-faktor disruptif yang terjadi pada saat bersamaan, seperti pandemi serta perang dagang. Namun, Kemlu melihat ada peluang yang bisa dengan mudah digapai (low hanging fruit) untuk membantu ekonomi.

"Keseluruhan tahun 2020 kita harapkan tumbuh positif walaupun kecil, kalau itu tercapai, maka Indonesia, selain China, adalah negara yang berhasil di antara negara G20 yang mencapai pertumbuhan positif. 18 lainnya confirm negatif," ujarnya. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Erick Thohir dan Menlu Retno Marsudi Sepakat Bawa BUMN Go Global

Ilustrasi Cuaca Jakarta Cerah Berawan
Ilustrasi Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Cerah Berawan (Istimewa)

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Kementerian Luar Negeri bekerja sama membentuk BUMN Go Global. Kerja sama ini mendukung BUMN untuk pengembangan dan ekspansi di pasar global serta identifikasi bersama peluang investasi.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, persiapan pembentukan tim segera dilakukan usai penandatangan MoU sebagai landasan kerja sama. Apabila sudah terbentuk, tim nantinya akan langsung bekerja mengidentifikasi pasar di sektor kesehatan dan energi. 

"Kita sudah siap berkolaborasi di bidang energi dan kerja sama lain setelah sebelumnya kesehatan. Kemenlu akan mendukung program BUMN Go Global. MoU ini memberikan landasan kuat, mou ini supercepat, seminggu lalu bicara mou ini sudah siap sebagai ladasan bekerja ke depan," ujarnya, Jakarta, Jumat (17/7/2020).

"Melalui MoU ini Kemenlu dan BUMN akan membentuk tim bersama untuk mendukung BUMN Go Global untuk pengembangan dan ekspansi BUMN di pasar global dan identifikasi bersama peluang investasi di inbound dan out bound," sambungnya.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, sudah seharusnya kementerian bersinergi untuk memajukan BUMN. Kementerian BUMN tidak hanya bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri tetapi seluruh kementerian.

"Saya rasa memang sudah seyogyanya kita harus bersinergi tidak hanya di kementerian ini tetapi juga dibanyak kementerian sesuai dengan arahan presiden bagaimana ke depan Indonesia secara diplomatik tidak hanya fokus di politik tetapi juga bagaimana kita mengembangkan footprint dari dunia usaha kita dan tentu dunia usaha ada dua, ada yang swasta dan ada yang BUMN," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya