Liputan6.com, Beijing - China memerintahkan agar Amerika Serikat menutup konsulat jenderalnya yang berada di kota Chengdu, provinsi Sichuan. Gedung harus dikosongkan dalam 72 jam.
Perintah ini diberikan pada Jumat (24/7/2020) pukul 10 pagi waktu setempat. Pada Senin besok, pukul 10 pagi, konsulat sudah harus kosong.
Advertisement
Baca Juga
Berdasarkan laporan CGTN, Kementerian Luar Negeri China menilai perintah penutupan ini adalah respons yang diperlukan untuk membalas AS yang menutup konjen China di Houston, Texas.
Tindakan AS juga dinilai sebagai pelanggaran hukum internasional, norma-norma dasar hubungan internasional, serta perjanjian konsulat antara AS dan China. Kemlu China berkata hal ini melukai relasi kedua negara.
Pihak Kementerian Luar Negeri AS berkata konsuler China di Houston harus tutup demi melindungi informasi pribadi dan hak kekayaan intelektual AS. China juga dituduh sudah bertahun-tahun melakukan tindak mata-mata secara ilegal.
Relasi antara AS dan China terus memburuk di era Presiden Donald Trump yang kerap menuduh China tidak adil dalam perdagangan, alhasil perang dagang pun terjadi. Selain itu, isu Huawei, TikTok, Uighur, Hong Kong, hingga COVID-19 juga membuat hubungan kedua negara makin keruh.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Media Pemerintah China Sebut Penutupan Konsulat di Houston Kegagalan AS
Langkah pemerintah Amerika Serikat untuk menutup konsulat China di Houston adalah upaya untuk menyalahkan Beijing atas kegagalan Amerika menjelang pemilihan presiden pada November. Hal ini dilaporkan oleh media pemerintah China dalam tajuk rencana yang dipublikasikan pada Kamis 23 Juni.
Mengutip Channel News Asia, Kamis 23 Juli 2020, Amerika Serikat mengatakan pada hari Rabu pihaknya telah memberi China waktu hingga 72 jam untuk menutup konsulat "untuk melindungi kekayaan intelektual Amerika dan informasi pribadi Amerika".
Keputusan itu menandai peningkatan dramatis ketegangan antara dua negara dengan ekonomi terbesar dunia, di tengah tuduhan baru spionase China di Amerika Serikat dan seruan oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo untuk koalisi global baru melawan Beijing.
Kedutaan besar China di Amerika Serikat menggambarkan langkah untuk menutup konsulat Houston sebagai "provokasi politik" dan meminta Washington untuk "segera mencabut" keputusan tersebut. Juru bicara kementerian luar negeri Hua Chunying menulis di Twitter bahwa China "pasti akan bereaksi dengan tindakan tegas".
Surat kabar resmi berbahasa Inggris, China Daily menggambarkan langkah itu sebagai "langkah baru dalam upaya pemerintah AS untuk melukis China sebagai aktor jahat di panggung dunia, dan dengan demikian menjadikannya ilegal bagi komunitas internasional."
"Langkah itu menunjukkan bahwa tertinggal di belakang lawan pemilihan presidennya dalam jajak pendapat ... pemimpin AS berusaha keras untuk menggambarkan China sebagai agen kejahatan," tambahnya.
The Global Times, sebuah tabloid berbahasa Inggris yang dijalankan oleh surat kabar People's Daily, Partai Komunis, juga menuduh Presiden AS Donald Trump bermain politik.
"Pemilihan presiden pada bulan November nanti, membuat Washington marah," katanya.
Advertisement