Donald Trump Pesan Setengah Miliar Vaksin Corona COVID-19 BNT162

Donald Trump mengumumkan telah memesan setengah miliar lebih vaksin Virus Corona COVID-19.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 23 Jul 2020, 16:24 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2020, 16:24 WIB
Dalam kunjungannya ke pabrik masker, Donald Trump masih enggan mengenakan masker di tengah pandemi Virus Corona COVID-19.
Dalam kunjungannya ke pabrik masker, Donald Trump masih enggan mengenakan masker di tengah pandemi Virus Corona COVID-19. (AP Photo/Evan Vucci)

Liputan6.com, Washington, D.C. - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan telah memesan hingga 600 juta vaksin Virus Corona COVID-19. Vaksin corona ini berasal dari perusahaan farmasi Pfizer. 

Vaksin dari Pfzier masih dalam proses, tetapi Donald Trump mengatakan, begitu selesai maka AS akan mendapat 100 juta vaksin. Selanjutnya, ada AS bisa mendapat 500 juta vaksin. 

Pfizer masih harus mendapat persetujuan dari BPOM AS, dan Presiden Trump mengirim pesan agar prosesnya cepat.

"Hari ini pemerintahan saya mencapai kesepakatan bersejarah dengan Pfizer untuk memproduksi dan mengirimkan 100 juta dosis secepatnya usai mendapat persetujuan, harapannya proses persetujuan dapat cepat," ujar Presiden Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih, Kamis (23/7/2020). 

"Pada perjanjian ini kita juga memastikan akan mendapatkan tambahan 500 juta dosis tambahan segera setelahnya. Ini adalah bagian  krusial dari usaha kita untuk mengembangkan, memanufaktur, dan mendistribusikan vaksin dalam tempo waktu yang memecahkan rekor," lanjut Trump.

Berdasarkan laporan situs resmi Pfizer, perusahaan itu mendapat kontrak sebesar USD 1,95 miliar dari pemerintah AS. Vaksin Corona ini dikembangkan Pfizer bersama BioNTech asal Jerman. 

Vaksin Corona ini bernama BNT162. Pfizer berkata bisa memproduksi 100 juta vaksin secara global di akhir tahun ini, kemudian awal 2021 sebanyak 300 juta, dan ada potensi produksi hingga 1,3 miliar dosis vaksin ini di akhir 2021. 

"Tujuan kita tetap untuk membawa vaksin COVID-19 yang aman dan efektif ke banyak orang di seluruh dunia sebisa meungkin," ujar Ugur Sahin, CEO dan co-founder BioNTech.

Di negara lain, vaksin Corona dari Universitas Oxford (Inggris) dan Sinovac (China) juga menunjukan potensi sukses. Indonesia pun ikut terlibat menguji coba vaksin dari China.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Vaksin Universitas Oxford Hasilkan Antibodi Virus Corona COVID-19

Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Kabar gembira datang dari Inggris. Pemerintah Inggris mengumumkan hasil positif dari vaksin Virus Corona (COVID-19) yang dikembangkan Universitas Oxford. Hasilnya, 90 persen responden yang terlibat uji klinis menghasilkan antibodi terhadap virus tersebut. 

Vaksin yang dikembangkan Oxford bersama AstraZeneca ini diberi nama ChAdOx1 nCoV-19.  

Uji klinis melibatkan 1,077 orang. Mayoritas dari responden menghasilkan antibodi terhadap Virus Corona  COVID-19 setelah menerima satu dosis vaksin. 

“Hasil ini sangatlah menjanjikan, ini akan membawa kita satu langkah lebih dekat dalam menemukan vaksin yang dapat menyelamatkan jutaan nyawa di Inggris dan seluruh dunia," ujar Menteri Bisnis Inggris Alor Sharma dalam pernyataan resmi Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Selasa lalu.

"Kecepatan dari kerja Universitas Oxford sangatlah mengagumkan. Saya sangat bangga akan apa yang mereka telah capai sampai saat ini," lanjutnya.

Penelitian di Universitas Oxford juga mendapat dukungan dari pemerintah Inggris. Totalnya, Inggris mengalokasikan 84 juta poundsterling untuk berbagai penelitian vaksin.

Ketua Gugus Tugas Vaksin Inggris Kate Bingham turut menyambut baik perkembangan ini. Ia mengapresiasi kinerja para peneliti dari Oxford dan AstraZeneca yang berperan melindungi publik dari pandemi Corona COVID-19.

”Inggris beruntung memiliki peneliti-peneliti luar biasa yang bekerja sama dengan tim berpengalaman dari AstraZeneca. Melalui kerja sama ini, mereka telah bekerja dengan sangat cepat untuk menunjukkan hasil uji klinis dari vaksin chadox ini yang terbukti aman dan efektif dalam melindungi public dari infeksi COVID-19,” papar Bingham.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya