Pemandangan Indah dan Bersejarah Kala Jemaah Haji Tawaf Secara Physical Distancing

Selain jumlah orang yang berkurang drastis, pelaksanaan rangkaian ibadah haji juga berpedoman pada protokol kesehatan mencegah penyebaran COVID-19.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 30 Jul 2020, 09:41 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2020, 22:16 WIB
FOTO: Masjidil Haram Bersiap Menyambut Jemaah Haji
Sejumlah jemaah mengelilingi Ka’bah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Minggu (26/7/2020). Karena pandemi COVID-19, Arab Saudi membatasi jumlah jemaah haji tahun ini hanya untuk sekitar 1.000 orang. (Saudi Ministry of Media via AP)

Liputan6.com, Makkah - Penyelenggaraan Haji 2020 berbeda dari biasanya. Karena pandemi Virus Corona COVID-19, pemerintah Arab Saudi hanya membolehkan sekitar 10.000 orang yang sudah tinggal di kerajaan untuk dapat melaksanakan ibadah haji.

Selain jumlah orang yang berkurang drastis, pelaksanaan rangkaian ibadah haji juga berpedoman pada protokol kesehatan mencegah penyebaran COVID-19. Salah satunya dengan menerapkan physical distancing atau jaga jarak fisik saat tawaf.

Seperti yang dilakukan jemaah haji saat melakukan Tawaf Al Qudum atau Tawaf selamat datang. Dalam rekaman video yang diunggah akun Haramain Sharifain @hsharifain, terlihat jemaah haji melakukan Tawaf dengan menjaga jarak mengikuti garis-garis yang telah ditentukan.

"Pemandangan indah dan bersejarah dari Mataf saat Hujjaj berkeliling di sekitar Kabah, melakukan Tawaf Al Qudum yang berpegang pada jarak sosial," tulis akun Twitter @hsharifain, dikutip Rabu (29/7/2020). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Pakai Masker hingga Gelang Elektronik

FOTO: Masjidil Haram Bersiap Menyambut Jemaah Haji
Pemandangan kompleks Masjidil Haram jelang ibadah haji, Makkah, Arab Saudi, Senin (27/7/2020). Karena pandemi COVID-19, Arab Saudi membatasi jumlah jemaah haji tahun ini hanya untuk sekitar 1.000 orang. (AP Photo)

"Tidak ada kekhawatiran terkait keamanan dalam ibadah ini, tetapi (pengurangan) adalah untuk melindungi jemaah dari bahaya pandemi," kata Khalid bin Qarar Al Harbi, direktur keamanan publik Arab Saudi.

Jemaah akan diminta mengenakan masker dan menerapkan jarak sosial selama rangkaian ibadah haji yang diselesaikan dalam lima hari di kota suci Makkah dan sekitarnya di Arab Saudi barat.

Mereka yang dipilih untuk ambil bagian dalam haji dikenakan pemeriksaan suhu, dan ditempatkan di karantina ketika menuju Makkah pada akhir pekan.

Media pemerintah menunjukkan petugas kesehatan membersihkan bagasi mereka, dan beberapa jemaah melaporkan diberi gelang elektronik untuk memungkinkan pihak berwenang memantau keberadaan mereka.

Para pekerja, memegangi sapu dan desinfektan, terlihat membersihkan area di sekitar Ka'bah.

Pihak berwenang haji menutup Ka'bah tahun ini, mengatakan jemaah tidak akan diizinkan untuk menyentuhnya, untuk membatasi kemungkinan infeksi.

Mereka juga melaporkan mendirikan beberapa fasilitas kesehatan, klinik keliling dan ambulans untuk melayani para jemaah haji.

Tahun ini, pers atau media asing juga dilarang untuk ikut serta dalam ibadah haji, di mana biasanya menjadi acara media global yang besar, lantaran pemerintah memperketat akses ke Makkah.

 


Pembatasan Jemaah Haji

FOTO: Masjidil Haram Bersiap Menyambut Jemaah Haji
Seorang pria membakar dupa di sekitar Ka’bah, Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Minggu (26/7/2020). Karena pandemi COVID-19, Arab Saudi membatasi jumlah jemaah haji tahun ini hanya untuk sekitar 1.000 orang. (Saudi Ministry of Media via AP)

Pihak berwenang Saudi awalnya mengatakan hanya sekitar 1.000 jemaah yang tinggal di kerajaan akan diizinkan untuk haji, tetapi laporan media lokal mengatakan sebanyak 10.000 akan diizinkan untuk mengambil bagian.

Sekitar 70 persen jemaah haji adalah orang asing yang tinggal di kerajaan itu, sementara sisanya adalah warga negara Saudi, kata pihak berwenang.

Semua jemaah diharuskan diuji untuk Virus Corona baru sebelum tiba di Makkah dan juga harus dikarantina setelah naik haji karena jumlah kasus di kerajaan itu mendekati 270.000 - salah satu wabah terbesar di Timur Tengah.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya