Musuh Vladimir Putin, Alexei Navalny Diracun dari Botol Minum Hotel?

Musuh Presiden Rusia Vladimir Putih, Alexei Navalny, selamat dari serangan racun. Ia diduga diracun di hotel.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 18 Sep 2020, 10:48 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2020, 06:30 WIB
Dalam file foto pada Minggu, 24 Februari 2019 ini, pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny ikut serta dalam pawai untuk mengenang pemimpin oposisi Boris Nemtsov di Moskow, Rusia.(Photo credit: AP Photo/Pavel Golovkin, File)
Dalam file foto pada Minggu, 24 Februari 2019 ini, pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny ikut serta dalam pawai untuk mengenang pemimpin oposisi Boris Nemtsov di Moskow, Rusia.(Photo credit: AP Photo/Pavel Golovkin, File)

Liputan6.com, Tomsk - Polisi Alexei Navalny menjadi sorotan dunia internasional karena diduga diracun di pesawat. Ia dikenal sebagai musuh Presiden Rusia Vladimir Putin.

Navalny diracun dengan Novichok yang dulu dibuat Uni Soviet. Tim Navalny menyebut racun itu tak digunakan di pesawat, melainkan di kamar hotelnya.

Dilansir BBC, Jumat (18/9/2020), kamar hotel Navalny berada di Tomsk, Siberia. Ketika beredar kabar Alexei Navalny diracun, timnya langsung menyisir kamar hotel Navalny untuk mengumpulkan barang bukti.

Mereka mengumpulkan bukti sendiri karena tak percaya dengan pihak berwajib di Rusia. Tim Navalny berkata ada jejak racun Novichok di dua botol air mineral kosong.

"Tepatnya di botol dari kamar hotel Tomsk di mana laboratorium Jerman menemukan jejak-jejak Novichok," ungkap tim Navalny dalam sebuah posting-an Instagram.

Laboratorium Jerman memang terlibat dalam menginvestigasi racun, tetapi pihak laboratorium masih tidak mau berkomentar mengenai hal ini.

Di lain pihak, ilmuwan Vladimir Uglev yang pernah membuat Novichok meragukan ada racun di botol mineral. Ia menyebut Navalny hanya menyentuh racunnya karena ia berhasil selamat.

Alexei Navalny kini sudah berhasil sadar dan bisa bernapas tanpa alat bantu. Ia rencananya tetap ingin kembali ke Rusia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Ingin Pulang ke Rusia

Pemimpin Oposisi Rusia, Alexei Navalny dilarikan ke rumah sakit Siberia pada Kamis (20/8/2020) dan dalam keadaan koma setelah diduga mengalami keracunan di pesawat. (AP Photo / Pavel Golovkin, File)
Pemimpin Oposisi Rusia, Alexei Navalny dilarikan ke rumah sakit Siberia pada Kamis (20/8/2020) dan dalam keadaan koma setelah diduga mengalami keracunan di pesawat. (AP Photo / Pavel Golovkin, File)

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny telah mengeluarkan pernyataan publik pertamanya setelah diduga keracunan dalam penerbangannya ke Moskow. Navalny mengungkapkan, dirinya sudah bisa bernafas tanpa alat bantu.

Sementara itu, ajudannya mengatakan Navalny berencana kembali ke Rusia setelah sembuh. 

Pada 20 Agustus 2020, kritikus vokal Presiden Rusia Vladimir Putin tersebut jatuh sakit dalam penerbangannya dari Kota Tomsk di Siberia ke Moskow untuk mendukung kandidat oposisi dalam pemilihan lokal. 

Dalam posting-annya via Instagram, Navalny tampak muncul bersama istri dan dua anaknya di rumah sakit Berlin tempat dia diterbangkan untuk perawatan.

"Halo, ini Navalny," tulis Navalny dalam posting-an tersebut, seperti dikutip dari AFP, Rabu, 16 September 2020.

Dalam foto posting-annya tersebut, Navalny tampak masih mengenakan pakaian rumah sakit, terlihat kurus dan nyaris tidak tersenyum, sementara istrinya Yulia berseri-seri di sampingnya.

"Kemarin saya bisa bernapas sendiri sepanjang hari," ungkap Navalny, yang memiliki 1,8 juta pengikut di laman Instagram-nya.

"Ini proses yang luar biasa dan diremehkan banyak orang. Saya merekomendasikannya," lanjutnya.

"Aku merindukanmu," kata Navalny, kepada para pendukungnya.

Pakar Jerman sebelumnya mengatakan terdapat "bukti tegas" bahwa tokoh oposisi Rusia tersebut diracuni dengan agen saraf Novichok. Namun, Moskow menolak temuan itu, dengan menegaskan bahwa para dokternya tidak menemukan jejak racun.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya