Alasan Presiden AS Hanya Bisa Menjabat Selama 4 Tahun dalam Satu Periode

Dalam undang-undang Amerika Serikat disebutkan bahwa masa jabatan presiden AS dalam satu periode adalah empat tahun.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 19 Okt 2020, 18:35 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2020, 18:35 WIB
Penandatanganan Konstitusi Amerika Serikat oleh Howard Chandler Christy, 1940 (Wikipedia/Public Domain)
Penandatanganan Konstitusi Amerika Serikat oleh Howard Chandler Christy, 1940 (Wikipedia/Public Domain)

Liputan6.com, Jakarta - Pada tahun 1947, Kongres Amerika Serikat mengusulkan Amandemen ke-22, secara resmi membatasi setiap presiden AS untuk dua masa jabatan empat tahun dalam satu periode.

Tetapi meskipun maksimum dua masa jabatan masih baru, panjang setiap masa jabatan tidak. Presiden hanya boleh menjabat selama empat tahun sejak masa jabatan George Washington.

Mengapa satu priode hanya empat tahun?

Pada bulan Mei 1787, perwakilan dari setiap negara bagian kecuali Rhode Island berkumpul di Philadelphia untuk menghadiri Konvensi Konstitusional, di mana mereka berencana untuk memperbarui Artikel Konfederasi dan memberikan lebih banyak kekuasaan kepada pemerintah federal Amerika Serikat yang praktis.

Apa yang akhirnya mereka lakukan adalah merancang dokumen baru yaitu konstitusi yang pada dasarnya merombak seluruh sistem politik. Perubahan yang paling utama adalah pembentukan cabang eksekutif untuk menyediakan check and balances bagi legislatif dan yudikatif.

Karena para delegasi khawatir hasil akhir berakhir dengan terlahirnya penguasa seperti raja, ada perdebatan tentang berapa lama presiden akan diizinkan untuk menjabat. Beberapa, seperti Hugh Williamson dari Carolina Utara, mendukung satu masa jabatan tujuh tahun, tanpa peluang untuk dipilih kembali.

Dengan begitu, mereka mengatakan akan dapat menghindari terbentuknya:

"elective king," who would "spare no pains to keep himself in for life, and … lay a train for the succession of his children."

Atau yang berarti menghindari terlahirnya raja elektif dan tidak meletakkan suksesi pada anak-anaknya. Jika seorang presiden hanya bisa melayani satu masa jabatan, Williamson tidak menentang masa jabatan 10 atau bahkan 12 tahun.

Rekan-rekannya mengusulkan jangka waktu lain, dari enam tahun sampai "seumur hidup." Alexander Hamilton termasuk di antara mereka yang menganjurkan untuk masa jabatan seumur hidup, berpikir itu akan mencegah presiden terlalu fokus pada pemilihan ulang untuk membuat keputusan yang baik.

Mereka juga mengalami kesulitan yang sama dalam memutuskan apakah Kongres atau masyarakat umum harus memilih presiden. Diskusi ini berlarut-larut sepanjang musim panas, sampai para delegasi menunjuk 11 anggota komite untuk menghasilkan solusi akhir.

Simak video pilihan di bawah ini:

Kembali ke Amandemen Awal

White House atau Gedung Putih
White House atau Gedung Putih. (AP)

Di bawah rencana komite, presiden akan dipilih lewat kompromi yang jelas dengan membiarkan Kongres memilih seseorang dan menyerahkan sepenuhnya kepada para pemilih. Presiden akan menjabat selama empat tahun, dan dapat mencalonkan diri kembali.

Pada awal September, para delegasi yang kelelahan menyetujui rencana tersebut -- North Carolina adalah satu-satunya negara bagian yang memberikan suara menentang masa jabatan empat tahun.

Sebagian besar calon presiden mengikuti. Dan mereka yang tidak, malah gagal memenangkan masa jabatan ketiga. Ulysses S. Grant, misalnya, telah mengambil jeda setelah masa jabatan keduanya yang berakhir pada tahun 1877, dan berkampanye untuk yang ketiga pada 1880.

Ia hampir memenangkan nominasi pada Konvensi Nasional Partai Republik tahun itu, tetapi kalah dari James Garfield. Theodore Roosevelt juga menolak untuk mencari masa jabatan ketiganya.

Dia mencalonkan diri sebagai kandidat pihak ketiga untuk Partai Progresif yang baru didirikan pada tahun 1912, tetapi Demokrat yaitu Woodrow Wilson malah berada di puncak. Banyak hal berubah pada 1940-an, ketika Demokrat Franklin Delano Roosevelt meraih kemenangan ketiga, dan kemudian keempat, sebagai presiden.

Antara dampak dari depresi hebat dan keterlibatan AS dalam Perang Dunia II, itu adalah era yang sangat bergejolak bagi AS, yang kemungkinan memengaruhi pemilih untuk mendukung konsistensi daripada seseorang yang baru.

Konon, beberapa orang (khususnya Partai Republik) merasa tidak nyaman dengan pemerintahan yang begitu lama. Thomas Dewey, yang melawan Roosevelt pada tahun 1944, menyebutnya sebagai "ancaman paling berbahaya bagi kebebasan warga".

Roosevelt meninggal saat menjabat hanya beberapa bulan setelah masa jabatan keempatnya, dan anggota Kongres segera mulai mengerjakan amandemen untuk mencegah jenis dinasti politik yang dikhawatirkan Williamson pada 1787.

Mereka akhirnya memperkenalkan Amandemen ke-22 pada bulan Maret 1947, dan itu diratifikasi pada Februari 1951.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya