Liputan6.com, D.C - Dalam klimaks memburuknya hubungan antara Pemerintah Amerika Serikat dengan Kuba, Presiden Dwight D. Eisenhower menutup kedutaan Besar Amerika di Havana dan memutuskan hubungan diplomatik antara kedua negara pada 3 Januari 1961.
Tindakan itu menandakan bahwa Amerika Serikat siap mengambil langkah-langkah ekstrem untuk menentang rezim Fidel Castro, yang dikhawatirkan pejabat AS adalah kepala pantai komunisme di belahan bumi barat dan sangat dekat dengan Uni Soviet, sekutu utama AS pada periode Perang Dingin, demikian seperti dikutip dari History, Minggu (3/1/2021).
Advertisement
Baca Juga
Alasan resmi yang dikutip untuk pemutusan hubungan adalah permintaan Castro bahwa staf kedutaan AS dikurangi, yang mengikuti tuduhan panas dari pemerintah Kuba bahwa Amerika menggunakan kedutaan sebagai basis mata-mata.
Hubungan antara Amerika Serikat dan Kuba terus menurun sejak Castro merebut kekuasaan pada awal 1959.
Para pejabat AS segera yakin bahwa pemerintahan Castro terlalu anti-Amerika untuk dipercaya, dan mereka takut bahwa ia mungkin memimpin Kuba ke dalam blok komunis.
Pada awal 1960, menyusul keputusan Castro untuk menandatangani perjanjian perdagangan dengan Uni Soviet, pemerintahan Eisenhower mulai membiayai dan melatih sekelompok eksil Kuba untuk menggulingkan pemimpin Kuba Fidel Castro.
Castro merespons dengan meningkatkan programnya membekukan aset properti dan perusahaan asing yang berkaitan dengan Amerika.
Sebagai balasan, Amerika Serikat mulai menerapkan embargo perdagangan dengan Kuba. Ketegangan diplomatik pada 3 Januari 1961 adalah puncak dari situasi yang semakin memanas.
Simak video pilihan berikut:
Hubungan Diplomatik Kembali Pulih pada 2015
Memutuskan hubungan menandai berakhirnya kebijakan Amerika untuk mencoba menyelesaikan perbedaannya dengan pemerintahan Castro melalui diplomasi.
Lebih dari dua bulan kemudian, Presiden AS John F. Kennedy melepaskan pasukan eksil Kuba yang didirikan selama tahun-tahun pemerintahan Eisenhower.
Hal itu kemudian menyebabkan krisis Teluk Babi, di mana militer Castro membunuh atau menangkap pasukan eksil. Setelah krisisTeluk Babi, hubungan antara Amerika Serikat dan Kuba adalah salah satu yang paling panas dari Perang Dingin.
Semua baru berbalik 180 derajat pada Juli 2015, lebih dari 50 tahun kemudian, di mana kedua negara secara formal dan sepenuhnya menormalkan hubungan, dengan pelonggaran pembatasan perjalanan dan pembukaan kedutaan dan misi diplomatik di kedua negara.
Advertisement