Liputan6.com, Washington D.C- Kepolisian Capitol Amerika Serikat mengonfirmasi gugurnya salah satu petugas mereka pada Kamis malam (7 Januari 2021) karena luka yang dialaminya ketika massa pendukung Presiden Donald Trump menyerbu Gedung Capitol Hill.
Dalam pernyataannya, Kepolisian Capitol AS mengatakan bahwa petugas polisi bernama Brian D. Sicknick telah meninggal dunia sekitar pukul 21.30 malam waktu setempat.Â
Baca Juga
Dilaporkan CNN, Jumat (8/1/2021), Sicknick meninggal dunia karena luka yang diderita saat bertugas.
Advertisement
Kasus kematian Sicknick saat ini juga sedang diselidiki oleh pihak penanggapan kasus pembunuhan di Departemen Kepolisian Metropolitan Washington D.C, Kepolisian Capitol AS dan mitra federal mereka.
Pernyataan itu juga menyebut bahwa Sicknick diketahui menangani kericuhan di gedung Capitol Hill AS pada 6 Januari 2021, dan mengalami luka saat terlibat bentrok dengan massa.Â
Ia bahkan sempat kembali ke kantor divisinya dan tidak sadarkan diri beberapa saat kemudian. Segera setelah peristiwa itu, Sicknick langsung dilarikan ke rumah sakit setempat.
"Seluruh Departemen USCP mengungkapkan simpati terdalamnya kepada keluarga dan teman-teman Officer Sicknick atas kehilangan mereka, dan berduka atas kehilangan seorang teman dan kolega," kata Kepolisian Capitol.
Pada tahun 2008, Sicknick bergabung dengan Kepolisian Capitol AS dan terakhir bertugas di Unit Responden Pertama departemen itu.
Sicknick adalah orang kelima yang meninggal akibat peristiwa penyerbuan gedung Capitol Hill.
Â
Saksikan Video Berikut Ini:
Massa Donald Trump Ricuh, Kepala Kepolisian Capitol AS Mengundurkan Diri
Sesaat setelah pukul 13.00 siang pada 6 Januari 2021 waktu AS, ratusan pengunjuk rasa pro-Trump menerobos penghalang yang dipasang di sepanjang perimeter gedung Capitol Hill, di mana mereka terlibat bentrok dengan petugas.
Peristiwa itu membuat Kepala Polisi Capitol AS Steven Sund memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya.Â
Disebutkan juga Sund, bahwa petugas polisi dan aparat penegak hukum lainnya 'secara aktif diserang' dengan pipa logam dan senjata lainnya.
"Mereka bertekad masuk ke Gedung Capitol dengan menyebabkan kerusakan besar," kata Sund.
"Serangan kekerasan terhadap Capitol AS tidak seperti yang pernah saya alami selama 30 tahun saya bekerja dalam penegakan hukum di sini di Washington, D.C. Menjaga keamanan publik di lingkungan terbuka - khususnya untuk aktivitas Amandemen Pertama - telah menjadi tantangan sejak lama," ungkapnya.
Para anggota parlemen AS juga bingung dengan kurangnya kesiapan di antara penegak hukum karena telah diketahui selama jauh hari bahwa Presiden Donald Trump menyerukan pendukungnya untuk melakukan protes saat sidang pengesahan Presiden terpilih Joe Biden, yang dilaksanakan pada 6 Januari kemarin di Gedung Capitol Hill.Â
Â
Advertisement