Liputan6.com, Beijing - Otoritas China mempermudah izin visa bagi pendatang yang memakai vaksin buatan China. Dua vaksin andalan China adalah Sinopharm dan Sinovac yang juga digunakan di Indonesia.
Kebijakan ini sudah dilaksanakan di beberapa kedutaan besar China, seperti di Israel, Pakistan, dan Thailand. Diharapakan ini bisa mendorong sertifikat vaksinasi dan menunjang kunjungan antar berbagai negara, meski ada negara yang memiliki kebijakan karantina yang ketat.
Advertisement
Baca Juga
Para pakar di China percaya diri pada kemanjuran vaksin COVID-19 mereka. Pemerintah China juga diprediksi sedang meninjau untuk melonggarkan kebijakan karantina bahkan mencabutnya dalam beberapa waktu ke depan, demikian laporan media China, Global Times, Selasa (16/3/2021).
Pakar virus dari Universitas Wuhan, Yang Zhanqiu, menjelaskan bahwa situasi sudah aman bagi China untuk menyambut pendatang internasional yang sudah disuntik vaksin China. Mereka juga bisa bergerak bebas selama menunjukan sertifikat vaksin.
Sertifikat itu perlu menunjukan hasil positif antibodi IgM yang menunjukan bahwa orang itu sudah membangun imunitas terhadap COVID-19.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Tak Disetujui WHO
WHO sebetulnya tegas menolak adanya sertifikasi vaksin seperti ini. Namun, Global Times berargumen negara Uni Eropa melakukan hal serupa.
Global Times menyebut Uni Eropa akan meluncurkan paspor vaksin agar orang-orang bisa dengan bebas bepergian di zona Uni Eropa. Akan tetapi, vaksin yang disetujui hanya yang sudah mendapat izin Uni Eropa.
Vaksin-vaksin itu adalah Pfizer/BioNTech, AstraZeneca, Moderna dan Johnson & Johnson. Vaksin buatan China tidak masuk hitungan, meski digunakan di Serbia dan Hungaria.
Kepala deputi Komisi Kesehatan Nasional China, Li Bin, berkata pemerintah sedang memantau dinamika vaksinasi dan dampaknya pada travel dan kebijakan paspor vaksin.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China, Zhao Lijian, menegaskan bahwa pendatang internasional masih harus tetap mengikuti protokol-protokol kesehatan di China, serta menunjukan hasil tes negatif COVID-19.
Advertisement