Wamenlu Mahendra Siregar Ajak Negara D-8 Perangi Pandemi COVID-19

Wamenlu Mahendra Siregar menegaskan kolaborasi dan solidaritas harus menjadi inti organisasi negara D-8.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 07 Apr 2021, 19:40 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2021, 19:40 WIB
Wamenlu Mahendra Siregar.
Wamenlu Mahendra Siregar. (Source: Kemlu RI)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia Mahendra Siregar mengajak negara-negara yang tergabung dalam Development 8 (D-8) untuk bersama-sama memerangi virus Corona COVID-19.

Wamenlu Mahendra Siregar menegaskan kolaborasi dan solidaritas harus menjadi inti organisasi ini.

"Anggota D-8 harus menjadi platform untuk mengelola dan mengkoordinasikan kerja sama dengan lebih baik dalam mengalahkan virus ini," ujar Mahendra dalam pertemuan tingkat menteri luar negeri D-8 secara virtual, Rabu (7/4/2021).

Mahendra Siregar juga menyebut bahwa negara D-8 mestu memiliki gaya positif dan bagian dari solusi dalam menangani pandemi.

Wamenlu Mahendra turut melihat dua poin untuk kerja sama D-8 memberantas virus Corona COVID-19.

"Pertama, D-8 harus mendukung dan memastikan akses yang adil dan merata untuk vaksin. Dalam jangka pendek, D-8 harus menjadi yang terdepan dalam mempromosikan 'multilateral vaksin' atas nasionalisme dan proteksionisme vaksin," jelasnya.

Dalam pernyataannya, ia juga menyebut sangat penting bagi D-8 untuk memastikan vaksin dapat didistribusikan secara adil untuk semua, tanpa halangan apapun.

Mahendra turut mengajak agar D-8 mendukung platform COVAX.

"Dalam jangka panjang, D-8 harus mampu mengembangkan kemandirian menanggapi pandemi saat ini dan masa depan. Memperkuat penelitian dan pengembangan serta kesehatan dan industri farmasi dan jaringan di negara-negara D-8 harus menjadi prioritas baru kami," seru Mahendra.

Ia menegaskan sebagai eksportir produsen vaksin terbesar di Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Indonesia ingin menjajaki kemungkinan menjadi basis produksi vaksin COVID-19 untuk kawasan dan Negara Muslim.

 

Saksikan Video Berikut Ini:

Peran Negara OKI

Para kepala negara anggota OKI saat berkumpul di Istanbul, Turki, pada 13 Desember 2017 untuk membahas isu Yerusalem
Para kepala negara anggota OKI saat berkumpul di Istanbul, Turki, pada 13 Desember 2017 untuk membahas isu Yerusalem (AP Photo/Lefteris Pitarakis)

Hal selanjutnya, kata Mahendra, D-8 perlu mendorong pemulihan ekonomi dengan fokus keunggulan komparatif Indonesia.

"Sebagai platform negara-negara terkemuka di dunia Muslim, kami memiliki keunggulan komparatif pada industri halal dan keuangan Islam," terangnya.

Mahendra menjelaskan hampir 50 persen dari total perdagangan OKI berasal dari beberapa negara anggota D-8. Ia menegaskan momentum ini harus digunakan untuk mengalahkan pandemi.

"Agar ekonomi kita berjalan kembali dan untuk bekerja bersama-sama dalam mencapai tujuan mulia kita," pungkasnya.

D-8 merupakan delapan negara berkembang yang memiliki mayoritas penduduk beragama Islam. Anggotanya mencakup Bangladesh, Indonesia, Iran, Malaysia, Mesir, Nigeria, Pakistan, dan Turki.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya