Liputan6.com, Manila - Presiden Filipina Rodrigo Duterte ketahuan menggunakan tidak menggunakan vaksin Sinovac. Padahal, vaksin itulah yang dipakai rakyat Filipina. Duterte juga menyambut sendiri kedatangan vaksin itu dari China pada Februari 2021.Â
Laporan BBC, Kamis (6/5/2021), Presiden Rodrigo Duterte justru memakai vaksin Sinopharm. Ia lantas merasa khilaf dan meminta rakyat tidak mengikuti perbuatannya.
Advertisement
Baca Juga
"Jangan ikuti langkah saya," ujar Duterte. "Ini berbahaya karena studi-studinya tidak ada. Ini mungkin tidak bagus untuk tubuh. Biarlah saya saja yang mendapatkannya."
Presiden Duterte juga meminta China agar mengambil kembali vaksin Sinopharm yang disumbangkan ke Filipina.Â
Vaksin Sinovac dan Sinopharm sama-sama buatan China. Presiden Jokowi memilih disuntik Sinovac, tetapi pemimpin negara-negara tetangga memilih vaksin lain.
Perdana Menteri Singapura dan Malaysia memilih Pfizer. Perdana Menteri Thailand menggunakan AstraZeneca. Sultan Brunei juga sudah divaksin, namun tidak memakai Sinovac.
Hingga kini, Sinovac dan Sinopharm masih menantikan izin darurat dari WHO.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Moderna Jadi Vaksin COVID-19 Kelima yang Dapat Izin Darurat WHO
World Health Organization (WHO) resmi memasukkan vaksin COVID-19 Moderna ke dalam daftar penggunaan darurat atau Emergency Use Listing (EUL) pada Jumat pekan lalu.
Keputusan ini membuat vaksin Moderna menjadi vaksin COVID-19 kelima yang telah mendapatkan izin dari WHO.Â
"Tujuannya adalah untuk membuat obat-obatan, vaksin, dan diagnosa tersedia secepat mungkin demi mengatasi keadaan darurat," kata WHO dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Al Jazeera pada Senin (3/5/2021).
Asisten Direktur Jenderal WHO Mariangela Simao mengatakan bahwa penting untuk menyediakan lebih banyak vaksin karena masalah pasokan, termasuk dari India yang merupakan sumber utama vaksin untuk COVAX.
India diketahui telah membatasi ekspor vaksin COVID-19 akibat krisis infeksi virus corona di dalam negeri, yang telah membebani sistem kesehatan negara tersebut.
Sementara untuk vaksin Moderna, Strategic Advisory Group of Experts on Immunization (SAGE) WHO pada Januari lalu telah merekomendasikan penggunaannya bagi semua kelompok usia di atas 18 tahun.
Advertisement