Menkes Inggris: Varian Delta COVID-19 Asal India 40 Persen Lebih Menular

Menkes Inggris Matt Hancock menekankan pentingnya rakyat Inggris untuk divaksin COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jun 2021, 15:47 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2021, 15:47 WIB
Menkes Inggris Matt Hancock (AFP)
Menkes Inggris Matt Hancock (AFP)

Liputan6.com, London - Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan bahwa varian delta COVID-19, yang pertama kali ditemukan di India, kemungkinan 40 persen lebih menular dibandingkan varian alpha.

Matt Hancock mengatakan kepada para wartawan, Minggu (6/6), bahwa varian delta itu telah menjadi varian dominan di Inggris, menggantikan varian alpha yang pertama kali ditemukan di Kota Kent, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Senin (7/6/2021).

Hancock mengatakan, varian delta itu mungkin bisa mengancam rencana untuk mencabut aturan pembatasan sosial berskala besar sebelum 21 Juni.

Hancock menekankan pentingnya rakyat Inggris untuk divaksin.

Dia mengatakan data awal memperlihatkan vaksin itu efektif melawan varian delta setelah masyarakat menerima dua dosis.

 

40 Persen Warga Inggris Sudah Divaksin COVID-19

FOTO: 6 Jenis Vaksin COVID-19 yang Ditetapkan Pemerintah Indonesia
Vaksin COVID-19 Pfizer Inc and BioNTech dipotret di Rumah Sakit Anak Rady, San Diego, California, Amerika Serikat, 15 Desember 2020. Vaksin COVID-19 buatan Pfizer telah mendapat otorisasi darurat di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Singapura, dan Meksiko. (ARIANA DREHSLER/AFP)

Menurut Pusat Riset Virus Corona Johns Hopkins, saat ini, 40 persen dari penduduk Inggris telah divaksin dosis lengkap.

Kasus-kasus baru COVID-19 telah berkurang tajam sejak Inggris memulai kampanye vaksinasi.

John Hopkins melaporkan, Minggu (6/6) pagi, bahwa kasus COVID-19 global telah mencapai 173 juta, dengan jumlah kematian mendekati 4 juta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya