Liputan6.com, Tokyo - Tim penyelamat melakukan pencarian pada Senin (5/7) untuk korban yang selamat di antara 80 orang yang diyakini masih hilang dua hari setelah bencana tanah longsor melanda Kota Atami di Jepang.
Sebelumnya, jumlah orang yang hilang akibat bencana itu ada 113 orang.
Dikutip dari Channel News Asia, Senin (5/7/2021) tiga orang tewas dalam bencana longsor yang terjadi Kota Atami, menurut Wali Kota Sakae Saito.
Advertisement
Para pejabat setempat juga menyatakan bahwa jumlah petugas penyelamat di lokasi bencana telah meningkat menjadi 1.500 orang.
"Kami ingin menyelamatkan sebanyak mungkin korban yang terkubur di puing-puing sesegera mungkin," kata Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga kepada wartawan.
PM Suga juga menambahkan bahwa polisi, petugas pemadam kebakaran, dan anggota militer berusaha keras dengan semua kemampuan mereka untuk membantu pencarian.
Wali Kota Saito menerangkan, salah satu korban yang tewas adalah seorang nenek berusia 82 tahun yang meninggal karena luka-luka yang dideritanya di rumah sakit.
"Ibuku masih hilang," kata seorang warga kepada stasiun televisi Jepang, NHK.
"Saya tidak pernah membayangkan hal seperti ini bisa terjadi di sini," ungkapnya.
Cerita Warga Terdampak Longsor
Seorang kakek berusia 75 tahun mengungkapkan bahwa rumah di seberang rumahnya telah hanyut dan pasangan yang tinggal di sana tidak ditemukan.
"Ini sepertinya neraka," ungkap kakek tersebut.
Tanah longsor pada Sabtu pagi (3/7) di Atami dipicu oleh hujan deras - dengan beberapa daerah melihat lebih banyak hujan dalam 24 jam daripada yang biasanya mereka dapatkan sepanjang bulan Juli.
Sekitar 130 bangunan terkena dampak bencana longsor di Atami.
Air, lumpur dan puing-puing diperkirakan mengalir di sepanjang sungai yang berlokasi sekitar 2 kilometer ke laut, kata media setempat.
Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato meminta warga untuk tetap waspada, mencatat bahwa tanah jenuh telah melemah dan bahkan hujan kecil bisa berbahaya.
Meskipun juru bicara Kota Atami, Hiroki Onuma mengatakan kepada Reuters bahwa hujan telah berhenti untuk saat ini, hujan susulan diperkirakan akan datang, meningkatkan kemungkinan tanah longsor susulan.
"Situasinya tidak dapat diprediksi," kata Onuma.
Menyusul bencana itu, saham di beberapa perusahaan teknik Jepang dilaporkan naik pada Senin (5/7). Raito Kogyo, yang menggiatin perbaikan lereng dan pondasi, naik 1,3 persen, sementara CE Management Integrated Laboratory, yang menawarkan survei geologi dan sistem pencegahan bencana, naik 3,1 persen.
Advertisement