Kesaksian Tersangka Pembunuhan Presiden Haiti: Berencana Tangkap, Bukan Bunuh

Tersangka pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise mengatakan kepada penyelidik bahwa mereka berencana menangkap, bukan membunuh mendiang presiden.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 12 Jul 2021, 09:00 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2021, 08:30 WIB
Tersangka dalam pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise, bersama dengan senjata dan peralatan yang diduga mereka gunakan, ditunjukkan kepada media di Port-au-Prince pada 8 Juli 2021 (AP)
Tersangka dalam pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise, bersama dengan senjata dan peralatan yang diduga mereka gunakan, ditunjukkan kepada media di Port-au-Prince pada 8 Juli 2021 (AP)

Liputan6.com, Jakarta - Sekelompok warga Kolombia dan warga Amerika-Haiti yang merupakan tersangka pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise mengatakan kepada penyelidik bahwa mereka berencana untuk menangkap, bukan membunuh mendiang presiden. 

Hal itu diungkapkan oleh surat kabar Miami Herald dan beberapa sumber yang mengetahui masalah tersebut, seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (12/7/2021).

Miami Herald, yang mengutip orang-orang yang telah berbicara dengan beberapa dari 19 tersangka yang ditahan sejauh ini, menyebutkan bahwa misi para tersangka adalah untuk menangkap Moise dan membawanya ke istana presiden.

Sebuah sumber yang dekat dengan penyelidikan mengatakan dua warga Amerika-Haiti, James Solages dan Joseph Vincent, mengatakan kepada penyelidik bahwa mereka adalah penerjemah untuk unit komando Kolombia yang memiliki surat perintah penangkapan.

Tetapi ketika mereka tiba, mereka menemukan Moise sudah tewas.

Kepolisian Haiti belum memberikan komentar atas laporan tentang kesaksian tersebut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Haiti Minta Bantuan Internasional Tanggapi Kasus Pembunuhan Presiden Jovenel Moise

Penjagaan Perbatasan Negara Setelah Presiden Haiti Jovenel Moise Tewas Ditembak
Tentara menjaga perbatasan bersama antara Republik Dominika dan Haiti setelah ditutup ketika Presiden Haiti Jovenel Moise ditembak mati oleh kelompok bersenjata di rumah pribadinya, di Dajabon, Republik Dominika, Rabu (7/7/2021). (Erika SANTELICES / afp)

Pada 7 Juli 2021, Moide tewas akibat ditembak mati di kediamannya di Port-au-Prince.

Otoritas Haiti menyebut kasus pembunuhan itu melibatkan 26 orang Kolombia dan dua orang keturunan Amerika-Haiti. 

Belum diketahui secara pasti siapa yang menyusun rencana pembunuhan tersebut. Kasus ini pun membuat Haiti meminta bantuan internasional.

Berita itu datang menyusul laporan bahwa beberapa orang Kolombia mengatakan mereka pergi bekerja sebagai personel keamanan di Haiti, termasuk untuk Moise.

Miami Herald melaporkan bahwa orang-orang Kolombia yang ditahan mengakui mereka disewa untuk bekerja di Haiti oleh perusahaan CTU Security yang berbasis di Miami, yang dijalankan oleh emigran Venezuela Antonio Enmanuel Intriago Valera.

Satu nomor telepon yang terkait dengan perusahaan dalam catatan publik mengirim panggilan ke mesin penjawab yang merujuk ke karakter TV fiksi Jack Bauer, yang memerangi terorisme dalam seri 24.

"Terima kasih telah menelepon keamanan CTU. Untuk Tony Intriago, silakan tinggalkan pesan atau kirim SMS. Untuk Jack Bauer tunggu musim selanjutnya. Terima kasih telah menelepon dan semoga harimu menyenangkan."


Infografis 6 Tips Isolasi Mandiri di Rumah

Infografis 6 Tips Isolasi Mandiri di Rumah. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 6 Tips Isolasi Mandiri di Rumah. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya