Afganistan: Taliban Tawarkan Gencatan Senjata dengan Imbalan Pembebasan 7.000 Anggotanya

Taliban baru-baru ini mengklaim anggota mereka telah merebut kembali 85% wilayah di Afganistan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 16 Jul 2021, 12:34 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2021, 12:34 WIB
Pasukan Komando Elite Afghanistan memerangi Taliban. (AFP)
Pasukan Komando Elite Afghanistan memerangi Taliban. (AFP)

Liputan6.com, Kabul - Taliban telah mengusulkan gencatan senjata tiga bulan di Afganistan dengan imbalan pembebasan 7.000 militan yang ditangkap, kata seorang pejabat pemerintah.

Nader Nadery, seorang negosiator pemerintah Afganistan, menggambarkan proposal tersebut sebagai "permintaan besar", demikian dikutip dari laman BBC, Jumat (16/7/2021).

Pemerintah sejauh ini belum mengatakan bagaimana reaksinya.

Bentrokan antara pemerintah dan Taliban telah meningkat sejak pasukan Amerika Serikat mulai menarik diri dari negara itu.

Taliban baru-baru ini mengklaim anggota mereka telah merebut kembali 85% wilayah di Afganistan -- angka yang tidak mungkin untuk diverifikasi secara independen dan disengketakan oleh pemerintah.

Perkiraan lain mengatakan, Taliban menguasai lebih dari sepertiga dari 400 distrik Afganistan.

Nadery mengatakan, para pemimpin Taliban juga telah meminta agar nama mereka dihapus dari daftar hitam PBB.

Tahun lalu, 5.000 tahanan Taliban dibebaskan dan diyakini bahwa banyak dari mereka kembali ke medan perang, memperburuk kekerasan di negara itu, kata koresponden BBC Lyse Doucet.

 

Taliban Saat Trump Menjabat Presiden AS

Bom Mobil Taliban Tewaskan Empat Orang di Afganistan
Suasana lokasi sehari setelah serangan di Kabul, Afghanistan (15/1). Menurut pejabat setempat, seorang pembom bunuh diri Taliban meledakkan kendaraan bermuatan bahan peledak pada Senin malam. (AP Photo/Rahmat Gul)

Pada Kamis (15/7) pasukan Afganistan mengatakan, mereka telah merebut kembali perbatasan Pakistan yang telah diambil oleh Taliban. Para pemberontak menyangkal telah kehilangan kendali atas pos perbatasan.

Pasukan Afganistan telah berjuang untuk menghentikan kemajuan Taliban yang tumbuh begitu cepat sejak kesepakatan tahun 2020 dicapai bersama pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump.

Di bawah ketentuan kesepakatan itu, AS dan sekutu NATO-nya setuju untuk menarik semua pasukan sebagai imbalan atas komitmen militan untuk tidak mengizinkan kelompok ekstremis beroperasi di daerah yang mereka kuasai.

Namun Taliban tidak setuju untuk berhenti memerangi pasukan Afganistan. Para militan sekarang sedang dalam pembicaraan dengan pemerintah Afganistan -- sesuatu yang sebelumnya mereka tolak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya