Liputan6.com, Tel Aviv - Israel mencatat hampir 4.000 kasus COVID-19 sehari pada Selasa (3/8/2021). Perdana Menteri Naftali Bennett pun mendukung adanya pembatasan baru.
Menurut laporan Haaretz, kasus yang mencapai 3.818 dalam sehari ini merupakan yang tertinggi sejak Maret lalu. Hasil positif tes corona juga naik hingga 3,78 persen.
Advertisement
Israel saat ini sedang menggencarkan vaksin booster untuk warga lansia berjumlah hampir 40 ribu orang. Orang-orang dengan penyakit penyerta juga mendapat booster.
Salah satu vaksin yang digunakan di Israel adalah Pfizer.
Dirjen Kementerian Kesehatan Israel, Nachman Ash, mengaku sudah khawatir dengan naiknya kasus di Israel. Pembatasan sosial juga sedang dipertimbangkan untuk melawan varian Delta.
Meski demikian, Ash menyebut pembatasan yang baru diusahakan agar tidak melumpuhkan ekonomi Israel. Ia juga menjelaskan bahwa warga yang mendapat suntikan vaksin booster sejauh ini tak melaporkan efek samping.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Presiden Israel Isaac Herzog Terima Suntikan Ketiga Vaksin Pfizer
Presiden Israel Isaac Herzog menerima dosis ketiga suntikan vaksin COVID-19 Pfizer/BioNTech pada Jumat (30/7).
"Kami memulai vaksinasi booster, sehingga kehidupan di Israel dapat kembali normal sesegera mungkin", kata Presiden Herzog, usai menerima suntikan ketika vaksin COVID-19 di rumah sakit Sheba di Ramat Gan, dekat Tel Aviv, seperti dikutip dari AFP.
Sebelumnya, pada Kamis (29/7) Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengumumkan dimulainya kampanye vaksinasi booster bagi warga lansia.
Langkah tersebut dilakukan karena kekhawatiran atas meningkatnya kasus COVID-19 varian Delta dengan cepat.
"Israel adalah pelopor dalam melanjutkan suntikan vaksin dosis ketiga untuk warga berusia 60 tahun ke atas," kata PM Bennett yang menemani Presiden Herzog vaksinasi ke rumah sakit.
"Perang melawan pandemi COVID-19 adalah pertarungan global. Satu-satunya cara kita bisa mengalahkan COVID-19 adalah dengan bekerja sama," tuturnya.
"Bersama berarti berbagi informasi, bersama berarti berbagi metode, teknologi, wawasan, dan langkah-langkah yang dapat ditindaklanjuti. Israel terbuka untuk berbagi semua informasi yang dapat kita peroleh dari langkah berani ini. Kita dapat menang bersama," pungkasnya.
Advertisement