Liputan6.com, Jakarta - Ahli menyatakan bahwa menerima kedua dosis vaksin COVID-19 tetap merupakan cara terbaik untuk melindungi diri dari virus varian Delta, yang pertama kali diidentifikasi di India dan sekarang dominan di Inggris.
Melansir BBC, Jumat (20/8/2021), vaksin AstraZeneca, meskipun awalnya dinilai kurang efektif, menawarkan perlindungan tinggi yang sama seperti Pfizer-BioNTech setelah dilakukan penelitian terbesar selama empat hingga lima bulan.Â
Advertisement
Hingga kini masih belum ada cukup data untuk vaksin Moderna.
Tetapi para peneliti percaya bahwa vaksin AstraZeneca "hampir pasti setidaknya sebagus yang lain". Mereka menganalisis dua setengah juta hasil tes dari 743.526 peserta dalam survei infeksi rumah tangga COVID-19 di Inggris - yang dipimpin oleh Universitas Oxford dan Kantor Statistik Nasional.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Vaksin AstraZeneca Efektif
Vaksin Pfizer-BioNTech memiliki efektivitas 93% terhadap infeksi bergejala dalam kurun waktu selama dua minggu setelah menerima dosis kedua, dibandingkan dengan 71% dari Oxford-AstraZeneca.
Namun, seiring waktu, efektivitas Pfizer-BioNTech menurun sementara Oxford-AstraZeneca sebagian besar tetap sama.
Namun, Prof Sarah Walker dari Universitas Oxford, mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk khawatir.
"Organisasi Kesehatan Dunia menetapkan standar 50% dan kami jauh di atas itu," katanya.
"Kedua vaksin ini masih bekerja sangat baik melawan varian Delta."
Advertisement