Kudeta Gagal Sudan Picu 40 Orang Ditangkap, Militer Berkuasa Berhasil Kontrol Keadaan

Rakyat Sudan diminta untuk melindungi pemerintahan transisi dari kudeta.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 21 Sep 2021, 16:59 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2021, 16:41 WIB
Ilustrasi militer (Pixabay)
Ilustrasi militer (Pixabay)

Liputan6.com, Khartoum - Pihak berwenang Sudan melaporkan upaya kudeta pada Selasa 21 September 201 oleh sekelompok tentara. Kendati demikian mengatakan upaya itu gagal dan militer tetap memegang kendali.

Televisi pemerintah Sudan meminta publik "untuk melawan" upaya kudeta itu, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

"Semua terkendali. Revolusi menang," tulis Mohamed Al Faki Suleiman, anggota dewan militer-sipil yang berkuasa, di Facebook seperti dikutip dari Al Jazeera.

Mohamed Al Faki Suleiman juga meminta rakyat Sudan untuk melindungi pemerintahan transisi.

Sudan News Agency kemudian mengeluarkan twit bahwa "sumber resmi di kepresidenan dewan menteri mengatakan bahwa otoritas keamanan dan militer telah menggagalkan upaya kudeta pada fajar hari ini".

"Situasi terkendali, dan mereka yang terlibat di dalamnya [upaya kudeta] telah ditangkap dan penyelidikan sedang berlangsung," tambah pernyataan itu.

Seorang pejabat militer mengatakan sejumlah tentara dari korps lapis baja berada di belakang upaya itu dan bahwa mereka mencoba untuk mengambil alih beberapa lembaga pemerintah tetapi dihentikan. Mereka akan diinterogasi pada Senin.

Sebuah sumber pemerintah mengkonfirmasi kepada Al Jazeera bahwa informasi tentang upaya kudeta itu diberikan kepada pemerintah pada Senin malam, yang membantu menggagalkannya dengan cepat.

Terlihat Normal Saat Kudeta

Dilaporkan dari Khartoum, Hiba Morgan dari Al Jazeera mengatakan masih banyak pertanyaan tentang kelompok mana yang sebenarnya berada di balik ini dan tujuan kudeta.

Morgan mengatakan bahwa Khartoum terlihat cukup normal dengan pengecualian bahwa salah satu jembatan menuju Omdurman, kota kembar ibu kota, diblokir.

"Ada tank di jembatan yang mencegah warga sipil menyeberang dan ada pertanyaan dari orang-orang mengapa ada tank," jelas Morgan. "Kemudian datang laporan bahwa ada upaya kudeta yang gagal."

Morgan menambahkan bahwa para pejabat mengatakan kudeta itu termasuk upaya untuk mengambil alih televisi negara dan markas tentara, serta upaya untuk membubarkan Dewan Menteri dan Dewan Kedaulatan yang membentuk pemerintahan transisi negara itu.

Sejauh ini lalu lintas tampak lancar di pusat Khartoum pada hari Selasa, termasuk di sekitar markas tentara, di mana protes massa selama berbulan-bulan mendorong penggulingan presiden veteran Omar al-Bashir dalam kudeta istana dua tahun lalu.

40 Orang Ditangkap

Menurut CNN dari tiga sumber senior pemerintah dan militer, akibat upaya kudeta militer gagal di Sudan pada hari Selasa, sebagian besar perwira yang terlibat ditangkap.

Sekitar 40 petugas ditangkap setelah berusaha mengambil alih gedung televisi milik lembaga penyiaran negara dan komando jenderal militer, kata satu sumber senior pemerintah.

Setelah upaya tersebut, militer Sudan menyebar ke seluruh ibu kota Khartoum.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Dipimpin Pemerintahan Transisi

Warga Sudan menyanyikan slogan dan mengibarkan bendera nasional saat mereka merayakan kemenangan di Khartoum (Ashraf Shazly / AFP)
Warga Sudan menyanyikan slogan dan mengibarkan bendera nasional saat mereka merayakan kemenangan di Khartoum (Ashraf Shazly / AFP)

Sudan berada di jalur yang rapuh menuju pemerintahan demokratis sejak militer menggulingkan penguasa otokratis lama negara itu Omar al-Bashir pada April 2019 -- setelah empat bulan protes massal.

Sudan saat ini diperintah oleh pemerintah transisi yang terdiri dari perwakilan sipil dan militer yang dilantik setelah penggulingan Bashir, dan ditugaskan untuk mengawasi kembalinya pemerintahan sipil penuh.

Perpecahan politik yang mendalam dan masalah ekonomi kronis yang diwarisi dari rezim Bashir telah membayangi transisi, dengan beberapa pejabat sipil menuduh militer terus memberikan pengaruh yang lebih besar dalam pemerintahan transisi.

Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah telah melakukan serangkaian reformasi ekonomi yang keras agar memenuhi syarat untuk mendapatkan keringanan utang dari Dana Moneter Internasional.

Langkah-langkah tersebut, yang mencakup pemotongan subsidi dan terkait mata uang pound Sudan, dipandang oleh banyak orang Sudan langkah yang terlalu keras.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya