Bangkok Siaga Banjir, 70 Ribu Rumah Telah Tergenang Air

Pemerintah kota Bangkok tengah bersiaga atas banjir.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 29 Sep 2021, 09:10 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2021, 05:30 WIB
Banjir
Ilustrasi Foto Banjir (iStockphoto)ā€‹

Liputan6.com, Bangkok - Pihak berwenang Thailand pada Selasa (28/9) bergegas melindungi sejumlah wilayah di Bangkok dari banjir yang telah menggenangi 70.000 rumah, dan menewaskan enam orang di provinsi utara dan tengah negara itu.

Badai tropis Dianmu telah menyebabkan banjir di 30 provinsi, dengan wilayah tengah kerajaan yang paling parah dilanda, kata Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana Thailand.

Dilansir dari laman Channel News Asia, Rabu (29/9/2021), ketinggian Sungai Chao Phraya - yang berkelok-kelok melewati Bangkok hampir 400 km dari utara - terus meningkat saat pihak berwenang melepaskan air dari bendungan lebih jauh ke hulu.

Tentara pun telah memasang penghalang dan karung pasir untuk melindungi reruntuhan arkeologi kuno dan landmark serta lingkungan di ibukota kerajaan lama Ayutthaya, sekitar 60 km utara Bangkok.

Ā 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Banjir di Bangkok

Banjir
Ilustrasi Foto Banjir (iStockphoto)ā€‹

Ada harapan Bangkok dapat menghindari terulangnya bencana musim muson 2011, ketika mengalami banjir terburuk dalam beberapa dekade yang ketika itu seperlima dari kota terendam air dan lebih dari 500 orang tewas.

Administrasi Metropolitan Bangkok mengatakan sedang memantau ketinggian air Chao Phraya dan menyiapkan pompa air dan karung pasir.

"Kami akan memberikan peringatan kepada masyarakat jika ada tanda-tanda ketinggian air meningkat dan jika ada risiko banjir bandang," kata Gubernur Bangkok Aswin Kwanmuang.

Pejabat Bangkok mulai menumpuk karung pasir di luar bank dan bisnis lain di dekat kanal di Thonglor - distrik perbelanjaan dan area perumahan yang populer di kalangan ekspatriat.

Penyebab Banjir

Banjir
Ilustrasi Foto Banjir (iStockphoto)ā€‹

Pernah dijuluki "Venesia dari Timur", ibu kota ini dibangun di bekas tanah rawa dan terletak sekitar 1,5 m di atas permukaan laut.

Di masa lalu, lahan pertanian dan sawah di daerah dataran rendah menyerap air banjir, tetapi perluasan kota telah banyak diubah menjadi real estat.

Rencana induk pencegahan banjir kota, yang melibatkan waduk dan terowongan bawah tanah, belum sepenuhnya dibangun karena masalah pembebasan lahan, lapor media setempat.

Selama akhir pekan, tim darurat melakukan penyelamatan dramatis dengan mengevakuasi penduduk desa dari atap di beberapa bagian provinsi Chaiyaphum, sekitar empat jam di timur laut ibu kota.

Ā 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya