COVID-19 Varian Omicron Terdeteksi di Belgia, Eropa Waspada

Belgia menemukan kasus terkonfirmasi varian baru COVID-19 pertama di Eropa. Varian baru, yang resmi dinamakan omicron, memicu kewaspadaan di Benua Biru.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Nov 2021, 16:28 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2021, 07:00 WIB
Brussel Wajibkan Pemakaian Masker di Tempat Umum
Orang-orang memakai masker saat berjalan di Brussel, Belgia, Rabu (12/8/2020). Penggunaan masker menjadi wajib di tempat umum di Brussel karena kasus Covid-19 naik ke tingkat kewaspadaan yang menempatkan kota itu di antara yang paling parah terkena dampak corona di Eropa. (François WALSCHAERTS/AFP)

Liputan6.com, Brussels - Belgia menemukan kasus terkonfirmasi varian baru COVID-19 pertama di Eropa pada Jumat (26/11), bersamaan dengan pengumuman sejumlah langkah pencegahan COVID-19 gelombang keempat.

Menteri Kesehatan Frank Vandenbroucke saat konferensi pers mengemukakan bahwa kasus varian B11529 telah ditemukan pada seseorang yang tidak disuntik vaksin yang mengalami gejala dan dinyatakan positif COVID-19 pada 22 November.

"Varian yang mencurigakan. Kami belum mengetahui apakah (varian) itu sangat berbahaya atau tidak," katanya sebagaimana diwartakan Reuters, dikutip dari Antara, Minggu (28/11/2021).

Varian baru COVID-19 yang pertama kali muncul di Afrika Selatan membunyikan alarm global. Badan kesehatan dunia atau WHO resmi menamakan varian itu dengan nama omicron.

Uni Eropa dan Inggris termasuk negara yang memperketat perbatasan saat para ilmuwan sedang mencari tahu apakah mutasi varian itu resisten terhadap vaksin.

Laboratorium rujukan nasional Belgia mengungkapkan bahwa seseorang yang terinfeksi itu adalah perempuan dewasa muda yang mengalami gejala selama 11 hari usai kembali dari Mesir via Turki. Ia mengalami gejala seperti flu, tetapi sampai saat ini tidak ada tanda-tanda penyakit parah.

Tidak ada anggota keluarganya yang menunjukkan gejala, namun mereka semua menjalani pemeriksaan.

Varian Baru Muncul Ketika Eropa Hadapi Lonjakan Kasus COVID-19

FOTO: Belgia Kembali Berlakukan Lockdown Ketat Tanggapi Lonjakan Infeksi COVID-19
Seorang pria mengenakan masker untuk mencegah penyebaran COVID-19 saat memainkan boule di Taman Cinquantenaire, Brussel, Belgia, Senin (29/3/2021). Belgia kembali memberlakukan lockdown ketat sebagai tanggapan atas lonjakan infeksi COVID-19 yang mengkhawatirkan. (AP Photo/Francisco Seco)

Varian baru COVID-19 muncul ketika Belgia dan banyak negara Eropa lainnya tengah memerangi lonjakan infeksi.

Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo mengumumkan bahwa kelab malam, bar dan restoran harus tutup pukul 11 malam waktu setempat selama tiga pekan mulai Sabtu, dengan satu meja tamu maksimal enam pengunjung.

Perihal meningkatnya tekanan terhadap layanan kesehatan, De Croo menambahkan, "apabila tingkat vaksinasi kami hari ini tidak tinggi, kami akan terjebak dalam situasi yang benar-benar ganas."

Belgia, yang menjadi markas NATO dan sejumlah lembaga Uni Eropa, melaporkan jumlah kasus per kapita tertinggi keenam di Eropa setelah negara-negara seperti Austria dan Slovakia yang melanjutkan penguncian.

Infografis 5 Cara Cegah COVID-19 Saat Berolahraga di Gym

Infografis 5 Cara Cegah Covid-19 Saat Berolahraga di Gym. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 5 Cara Cegah Covid-19 Saat Berolahraga di Gym. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya