Afrika Selatan Merasa Diasingkan Dunia Usai Jadi Sumber Awal COVID-19 Omicron

Afrika Selatan mengeluh bahwa mereka merasa dihukum dan diasingkan dunia karena telah melaporkan negara mereka menjadi sumber varian baru COVID-19 varian omicron.

oleh Hariz Barak diperbarui 28 Nov 2021, 18:56 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2021, 12:00 WIB
Sejumlah Negara Tangguhkan Penerbangan dari Afrika Selatan
Orang-orang antre untuk naik penerbangan Air France menuju Paris di Bandara Internasional OR Tambo di Johannesburg, Jumat (26/11/2021). Sejumlah negara menghentikan perjalanan udara dari Afrika Selatan terkait kemunculan varian baru COVID-19 yang berpotensi lebih menular di Afsel. (AP/Jerome Delay)

Liputan6.com, Johannesburg - Afrika Selatan mengeluh bahwa mereka merasa dihukum dan diasingkan dunia karena telah melaporkan negara mereka menjadi sumber varian baru COVID-19

Negara Afrika itu menambahkan bahwa mereka seharusnya dipuji karena telah memberikan notifikasi cepat atas kemunculan COVID-19 Varian Omicron, sebuah variant of concerns berdasarkan kategorisasi WHO dan dianggap sebagai mutasi COVID-19 yang berpotensi berbahaya.

Kementerian luar negeri membuat pernyataan itu ketika negara-negara di seluruh dunia membatasi perjalanan dari Afrika selatan ketika rincian penyebaran muncul, demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (28/11/2021).

"Ilmu pengetahuan yang sangat baik harus dipuji dan tidak dihukum," katanya.

Larangan itu "mirip dengan menghukum Afrika Selatan karena sekuensing genom canggih dan kemampuan untuk mendeteksi varian baru lebih cepat".

Pernyataan itu menambahkan bahwa reaksinya benar-benar berbeda ketika varian baru ditemukan di tempat lain di dunia.

Seorang pejabat Uni Afrika mengatakan kepada BBC bahwa negara-negara maju harus disalahkan atas munculnya varian tersebut.

"Apa yang terjadi saat ini tidak dapat dihindari, ini adalah hasil dari kegagalan dunia untuk memvaksinasi dengan cara yang adil, mendesak dan cepat. Ini sebagai hasil dari penimbunan [vaksin] oleh negara-negara berpenghasilan tinggi di dunia, dan terus terang itu tidak dapat diterima," kata ketua aliansi pengiriman vaksin Uni Afrika (persekutuan negara-negara Afrika) Ayoade Alakija.

"Larangan perjalanan ini didasarkan pada politik, dan bukan dalam sains. Itu salah... Mengapa kita mengunci Afrika ketika virus ini sudah ada di tiga benua?"

 

Risiko Tinggi dan Telah Tersebar di Beberapa Dunia

Sejumlah Negara Tangguhkan Penerbangan dari Afrika Selatan
Orang-orang antre untuk naik penerbangan Air France menuju Paris di Bandara Internasional OR Tambo di Johannesburg, Jumat (26/11/2021). Sejumlah negara menghentikan perjalanan udara dari Afrika Selatan terkait kemunculan varian baru COVID-19 yang berpotensi lebih menular di Afsel. (AP/Jerome Delay)

Bukti awal menunjukkan Omicron memiliki risiko infeksi ulang yang lebih tinggi.

Beberapa kasus sekarang telah diidentifikasi di Eropa - dua di Inggris,dua di Jerman, satu di Belgia dan satu lagi di Italia, sementara kasus yang dicurigai ditemukan di Republik Ceko.

Israel, di mana varian baru telah dikonfirmasi, saat ini sedang mempertimbangkan untuk melarang semua orang asing masuk selama 14 hari.

Kasus Omicron juga telah terdeteksi di Botswana, Hong Kong dan Israel.

Ratusan penumpang yang tiba di Belanda dari Afrika Selatan sedang diuji untuk varian baru.

Sekitar 61 orang dalam dua penerbangan KLM Belanda-Afrika Selatan positif Covid-19 dan telah dikarantina di sebuah hotel dekat bandara Schiphol Amsterdam sementara mereka menjalani tes lebih lanjut, kata para pejabat Belanda.

Belanda saat ini sedang berjuang dengan lonjakan kasus yang memecahkan rekor. Penguncian parsial yang diperpanjang mulai berlaku di sana pada Minggu malam.

Varian Omicron baru pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24 November.

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah COVID-19

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya