Liputan6.com, Roma - Mantan Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi, batal maju sebagai calon presiden Italia. Ia membatalkan pencalonannya H-2 jelang pemilihan.
Berlusconi merupakan sosok kontroversial di Uni Eropa dan terjerat skandal pesta seks Bunga Bunga.
Advertisement
Baca Juga
Menurut laporan The Local, Senin (24/1/2022), Berlusconi memilih mundur karena mengikuti semangat "tanggung jawab nasional".
Ia mundur pada Sabtu (22/1), padahal pemilihan hanya dilakukan Senin 24 Januari ini.
"Hari ini, Italia butuh persatuan," ujarnya. "Saya akan terus mendukung negara saya dengan cara-cara lain."
Republik Italia adalah negara parlementer yang memiliki presiden dan perdana menteri.
Presiden petahanan adalah pakar hukum Sergio Mattarella, dan jabatan PM dipegang pakar ekonomi Mario Draghi. Saat ini, Draghi juga dijagokan terpilih menjadi presiden.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sesumbar
Berlusconi berkata tidak mendukung pemerintahan Draghi, tetapi ia ingin Draghi melanjutkan pemulihan COVID-19 hingga masa jabatannya berakhir di 2023.
Ia juga sesumbar bahwa ia bisa menang jika tetap maju sebagai capres, namun analisi politik meragukan klaim tersebut.
Lebih lanjut, Berlusconi memberikan indikasi bisa menjadi kingmaker dengan cara mengkonsolidasikan sekutunya.
Pemilihan presiden di Italia digelar di parlemen. Mereka yang bisa memilih adalah DPR, senator, dan perwakilan daerah.
Mario Draghi dijagokan menang dalam pemilihan. Ia dianggap bisa menjaga hubungan antara Italia dan Uni Eropa di tengah pemulihan pandemi COVID-19.
Draghi adalah mantan gubernur Bank Sentral Eropa.
Advertisement