Kunjungi Jepang, PM Selandia Baru Promosikan Perdagangan dan Wisata

Ardern tiba di Jepang pada Rabu (20/4) malam setelah kunjungan tiga harinya di Singapura, di mana pembicaraannya dengan para pemimpin negara pulau itu berfokus pada ekonomi dan kerja sama bilateral.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Apr 2022, 09:00 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2022, 09:00 WIB
Jacinda Ardern
Jacinda Ardern

Liputan6.com, Wellington - Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern berada di Jepang, Kamis (21/4), sebagai bagian dari usaha pemerintahnya mempromosikan pembukaan kembali negaranya untuk bisnis dan pariwisata setelah penutupan perbatasan selama dua tahun terkait pandemi.

Jacinda Ardern tiba di Jepang pada Rabu (20/4) malam setelah kunjungan tiga harinya di Singapura, di mana pembicaraannya dengan para pemimpin negara pulau itu berfokus pada ekonomi dan kerja sama bilateral mengenai perubahan iklim dan mengadopsi teknologi rendah karbon serta teknologi ramah lingkungan.

Media-media setempat melaporkan, Jepang memanfaatkan kunjungan Ardern kali ini untuk membahas masalah keamanan bersama, termasuk aliansi baru China dengan Kepulauan Solomon, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Jumat (22/4/2022).

Sejumlah pejabat Jepang mengatakan perjanjian keamanan baru antara China dan Kepulauan Solomon, serta kekhawatiran tentang meningkatnya aktivitas militer Beijing di Laut China Timur dan Selatan, dan invasi Rusia ke Ukraina, akan menjadi isu-isu utama yang dibahas ketika Perdana Menteri Fumio Kishida bertemu Ardern, Kamis (21/4).

“Perjanjian keamanan baru antara China dan Kepulauan Solomon dapat mempengaruhi keamanan di seluruh kawasan Pasifik, dan Jepang menyimak perkembangannya dengan prihatin,'' kata Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno kepada wartawan.

“Kami berharap dapat membahas masalah ini dengan tegas dengan Selandia Baru dalam konteks mewujudkan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.''

Persinggahan Ardern di Jepang adalah bagian dari perjalanan pertamanya ke luar negeri dalam lebih dari dua tahun dan pemerintahnya ingin menggambarkan bahwa Selandia Baru dibuka kembali untuk bisnis dan pariwisata setelah penutupan perbatasan dan lockdown ketat selama pandemi.

Selandia Baru akan membuka kembali perbatasannya untuk wisatawan dari Jepang, Singapura, dan banyak negara lain mulai Mei. Pariwisata internasional sebelumnya menyumbang sekitar 20% dari pendapatan luar negeri Selandia Baru dan lebih dari 5% dari produk domestik bruto.

Kunjungan itu juga merupakan kesempatan bagi Ardern untuk tampil lagi di panggung internasional dan menggalang kembali dukungan di dalam negeri menjelang pemilihan tahun depan. Meskipun ia umumnya sangat dihormati secara internasional, dukungan terhadap dirinya di dalam negeri memudar.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

PM Selandia Baru Jacinda Ardern: Omicron Bukan Varian Terakhir COVID-19 pada 2022

Jacinda Ardern
Jacinda Ardern

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menyatakan pandemi COVID-19 tidak akan berakhir dengan varian Omicron. Bahkan, Selandia Baru harus bersiap menghadapi lebih banyak varian virus corona baru pada 2022.

Peringatan Ardern itu datang ketika ratusan pengunjuk rasa berkumpul di luar gedung parlemen di ibu kota Wellington, menuntut diakhirinya pembatasan COVID-19 dan aturan vaksinasi.

"Ketua Parlemen, saran dari para ahli adalah bahwa Omicron tidak akan menjadi varian terakhir yang akan kita hadapi tahun ini," kata Ardern dalam pidato parlemen pertamanya untuk 2022.

"Ini belum berakhir. Tapi itu tidak berarti kita tidak bisa bergerak maju. Dan terus membuat kemajuan. Dan begitulah kita."

Pemerintahan Ardern telah memberlakukan beberapa pembatasan pandemi paling ketat di Selandia Baru selama dua tahun terakhir, ketika pemerintah berusaha mencegah virus corona. Kebijakan tersebut membantu menjaga angka infeksi dan kematian tetap rendah di Selandia Baru.

Negara berpenduduk lima juta orang itu sejauh ini mencatat sekitar 18.000 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi dan 53 kematian.

Dukungan Menurun

PM Selandia Baru, Jacinda Ardern
PM Selandia Baru, Jacinda Ardern

Tapi kebijakan itu juga membuat marah banyak orang yang menghadapi isolasi di rumah tanpa akhir dan puluhan ribu ekspatriat Selandia Baru yang terputus dari keluarga mereka di rumah karena perbatasan tetap ditutup. Langkah-langkah tersebut juga telah menghancurkan bisnis yang bergantung pada wisatawan internasional.

Peringkat dukungan publik kepada Ardern anjlok dalam Jajak Pendapat Publik 1News Kantar terbaru yang dirilis Januari 2022, karena publik menurunkan dukungan terhadapnya atas penundaan vaksinasi dan penundaan penghapusan pembatasan.

Ratusan pengunjuk rasa anti-vaksin dan anti-pemerintah berkumpul di luar parlemen menuntut diakhirinya semua pembatasan pandemi, bagian dari serangkaian protes yang dilakukan dalam beberapa bulan terakhir, seperti dilansir Antara, Selasa (8/2/2022). Pemerintah mengatakan bahwa Selandia Baru akan membuka kembali perbatasannya ke seluruh dunia secara bertahap hanya pada Oktober.

Kasus Omicron di negara itu terus meningkat sejak beberapa aturan jarak sosial dilonggarkan baru-baru ini. Selandia Baru mencatat jumlah kasus harian terbesar dengan 243 kasus pada Sabtu.

Ardern mengatakan kepada Radio Selandia Baru bahwa puncak Omicron di negara itu bisa terjadi pada Maret dengan kasus harian berkisar antara 10.000 hingga 30.000.

Selandia Baru Cabut Aturan Mandat Vaksin

PM Selandia Baru Jacinda Ardern
PM Selandia Baru Jacinda Ardern

Pemerintah Selandia Baru mengatakan pada hari Rabu (23 Mei) akan mencabut mandat vaksin untuk sejumlah sektor mulai 4 April ketika wabah COVID-19 saat ini mendekati puncaknya.

Tanggapan Selandia Baru terhadap pandemi mendapat pujian di luar negeri dan menjaga angka rawat inap dan kematian tetap rendah. Tapi kemarahan publik atas pembatasan domestik yang berkelanjutan telah tumbuh, mencapai klimaks awal bulan ini selama protes kekerasan di luar legislatif negara di Wellington. Demikian seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (24/3/2022).

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan pada konferensi pers bahwa hanya mereka yang bekerja dengan orang-orang yang rentan seperti perawatan lanjut usia dan sektor kesehatan dan pekerja perbatasan yang perlu divaksinasi mulai 4 April.

Izin vaksin juga tidak lagi wajib untuk mengunjungi restoran, kedai kopi, dan ruang publik lainnya, tambahnya.

"Dengan lebih banyak alat dan salah satu populasi yang paling banyak divaksinasi di dunia, kami dapat terus bergerak maju dengan aman," kata Ardern saat mengumumkan pencabutan sebagian besar aturan.

Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona
Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya