Kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan Berpotensi Picu Perang Besar di Asia, Ini Kata Pengamat

Pengamat menjelaskan potensi perang di Asia dari kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 06 Agu 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2022, 12:00 WIB
Dalam foto yang dirilis Kementerian Luar Negeri Taiwan ini, Ketua DPR AS Nancy Pelosi disambut oleh Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu saat tiba di Taipei pada 2 Agustus 2022. (Kementerian Luar Negeri Taiwan via AP)
Dalam foto yang dirilis Kementerian Luar Negeri Taiwan ini, Ketua DPR AS Nancy Pelosi disambut oleh Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu saat tiba di Taipei pada 2 Agustus 2022. (Kementerian Luar Negeri Taiwan via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan menimbulkan sejumlah dampak global. Tak hanya dirasakan oleh AS, namun juga terhadap dunia. 

Kegeraman China terkait hal tersebut rupanya berpotensi menimbulkan perang besar di Asia. Hal ini disampaikan oleh Siti Rohmawati atau yang lebih akrab disapa Irma, Dosen Hubungan Internasional (HI) Universitas Airlangga (Unair).

"Kasus Nancy Pelosi kapan hari memang bisa menimbulkan potensi perang besar di Asia. Tapi, untunglah Pelosi segera keluar dari Taiwan, jika terlambat sedikit bisa fatal bagi perdamaian dunia," ujarnya ketika dihubungi Liputan6.com, Jumat (6/8/2022). 

Irma menjelaskan bahwa meskipun konflik ini berusaha diredam oleh AS, namun insiden ini akan menjadi kartu turf China untuk memainkan perannya di isu Taiwan nantinya.

"Kalo pun bisa meledak menjadi konflik terbuka, maka potensinya bisa lebih besar dibanding perang Ukraina-Rusia," tambahnya lagi.

Irma menambahkan, ini juga yang dipakai oleh China untuk senantiasa mengembangkan pertahanannya di wilayah sekitar Taiwan, demi menjaga keamanan dari terulangnya insiden Pelosi.

Dari sisi AS, Menteri Luar Negeri Antony Blinken menekankan Amerika Serikat senantiasa memiliki kepentingan yang tetap untuk perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

"Kami menentang segala upaya sepihak untuk mengubah status quo, terutama dengan kekerasan. Kami tetap berkomitmen terhadap kebijakan 'satu China', dipandu oleh komitmen kami di bawah Undang-Undang Hubungan Taiwan (Taiwan Relations Act), tiga Komunike bersama (Three Communiqués), dan Enam Jaminan (Six Assurances)," kata Blinken dalam Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN-AS.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tak Untungkan Siapapun

FOTO: Joe Biden Sampaikan Capaian 100 Hari Kepemimpinannya di Kongres AS
Presiden Joe Biden memberi salam kepada Ketua DPR Nancy Pelosi disaksikan Wakil Presiden Kamala Harris setelah berpidato di Kongres, US Capitol, Washington, Amerika Serikat, Rabu (28/4/2021). Pembatasan tamu dilakukan terkait protokol kesehatan COVID-19 dan keamanan. (Caroline Brehman/Pool via AP)

Blinken juga menyebutkan bahwa negara-negara di seluruh dunia, percaya bahwa eskalasi tidak menguntungkan siapa pun dan dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan yang tidak memenuhi kepentingan siapa pun, termasuk anggota ASEAN dan termasuk juga China.

"Dalam beberapa hari terakhir ini, Kami telah menghubungi untuk melibatkan rekan-rekan RRC kami pada setiap tingkat pemerintahan guna menyampaikan pesan ini. Menjaga stabilitas lintas selat adalah kepentingan semua negara di kawasan, termasuk semua rekan kami di ASEAN."

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

TETO Serukan Indonesia Kecam Aksi Militer China di Sekitar Taiwan, Ini Alasannya

Ilustarsi bendera Taiwan (AFP/Mandy Cheng)
Ilustarsi bendera Taiwan (AFP/Mandy Cheng)

Setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi pada tanggal 2 Agustus 2022, Taiwan dikabarkan terus menerima ancaman militer dari China.

China disebutkan telah mengumumkan akan menggelar latihan militer selama tiga hari berturut-turut mulai dari tanggal 4 Agustus sampai tanggal 7 Agustus dengan tembakan langsung di sisi utara, timur laut, barat laut, timur, selatan, dan barat daya. Total 6 wilayah perairan dan udara Taiwan.

"Latihan militer ini telah memblokade laut dan udara Taiwan, mempengaruhi operasional 17 jalur pelayaran internasional dan 7 pelabuhan internasional dari Taiwan, dan beberapa latihan telah menginvasi perairan teritorial, wilayah berdekatan dan wilayah udara Taiwan," ujar John Chen Representative Taipei Economic and Trade Office in Indonesia atau perwakilan kantor dagang Taiwan di Indonesia (TETO) dalam pernyataan tertulisnya yang diterima Jumat (5/8/2022).

"Aksi ini adalah pelanggaran serius terhadap hukum internasional, membahayakan perdamaian dan stabilitas kawasan dan selat Taiwan, serta melanggar hak dan kepentingan dari pesawat terbang dan kapal laut dari berbagai negara yang akan melintas di kawasan tersebut," jelas John Chen.

Pada kesempatan ini, sambung John Chen, ia menyampaikan keinginannya menjelaskan bahwa Taiwan selalu bersedia untuk berinteraksi dengan negara-negara lain di dunia, dan dengan tulus menyambut semua teman internasional yang mendukung gagasan kebebasan dan demokrasi untuk berkunjung ke Taiwan.

"Sudah sepatutnya negara lain tidak ikut campur dalam hubungan persahabatan Taiwan dengan negara lain," tegas John Chen.

Perdamaian di Selat Taiwan Penting

Bendera Taiwan bersanding dengan bendera Amerika Serikat (AFP)
Bendera Taiwan bersanding dengan bendera Amerika Serikat (AFP)

Selain itu, lanjut John Chen, perdamaian di Selat Taiwan sangat penting bagi perdamaian dan stabilitas regional dan global, dan pada saat bersamaan juga akan mempengaruhi kesejahteraan sebagian besar diaspora Indonesia di Taiwan.

"Oleh karena itu, saya dengan ini menyerukan kepada semua kalangan di Indonesia untuk mengutuk tindakan militer China yang merusak status quo Taiwan dan mengancam perdamaian dan stabilitas regional, serta menuntut China untuk segera menghentikan semua provokasi militer," tegasnya.

"Saya juga menghimbau kepada seluruh kalangan masyarakat di Indonesia untuk terus menunjukkan solidaritas dengan Taiwan sebagai sesama negara demokrasi, untuk bersama-sama mempertahankan nilai-nilai demokrasi dan menjaga perdamaian dan stabilitas tatanan internasional," imbuhnya.

Infografis Gejala dan Pencegahan Covid-19 Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Gejala dan Pencegahan Covid-19 Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya