Liputan6.com, Padang - Para guru dari 97 Sekolah Tingkat Menengah Pertama (SMP) di kota Padang berkumpul pada hari ini (5/9) di Universitas Bung Hatta (UBH) untuk kegiatan Sosialisasi dan Workshop guna membahas kurikulum sekolah berbasis pengelolahan dan pengelolaan sampah yang berkelanjutan di Sekolah.
Pertemuan ini adalah langkah pertama untuk mempersiapkan 97 SMP dan lebih dari 45.000 siswa SMP di kota Padang melakukan transformasi sampah di kota tersebut, seperti disebutkan dalam rilis yang diterima Liputan6.com dari KBRI Oslo, Minggu (11/9/2022).
Baca Juga
Workshop akan membahas modul dan sistem tentang pengetahuan, keahlian dan perlengkapan yang diperlukansekolah, guru dan siswa untuk merealisasikan tujuan dimaksud.
Advertisement
Kegiatan ini adalah hasil kerja sama Pemerintah Kota Padang dengan Universitas Bung Hatta, Pusat Percepatan Indonesia Bersih (PPIB) dan Circular Connect Foundation (CCF) Organisasi Non Profit di Norwegia yang dibentuk oleh Diaspora Indonesia, didukung oleh Kedutaan BesarRI di Oslo.
Terinspirasi dari pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular di Norwegia, CCF bermaksud untuk mendukung pertumbuhan sistem, teknologi dan investasi pengelolaan sampah di Indonesia, dimulai dari kota Padang.
Workshop ini dibuka secara virtual pada hari Minggu (4/9) oleh Walikota Padang Hendri Septa, Duta Besar RI untuk Norwegia Todung Mulya Lubis, Rektor UBH Prof. Dr. Tafdil Husni, Ketua CCF Arswendy dan Ketua Pusat Percepatan Indonesia Bersih (PPIB) Dr. Hidayat yang dihadiri75 peserta dari UBH dan perwakilan SMP di kota Padang.
Pesan Dubes RI di Norwegia
Membuka secara resmi Workshop, Duta Besar RI menyatakan kegiatan ini sebagai langkah penting transformasi pola pikir tentang sampah di Indonesia yang dimulai dari Padang.
”Di Norwegia, sampah bukanlah limbah tapi adalah peluang bisnis. Industri daur ulang dan energi dari sampah sangat besar baik dari nilai ekonomi maupun manfaatnya di lingkungan. Generasi muda kita harus bisa mengetahui hal ini sehingga Indonesia bisa mentransformasi sampah darimasalah menjadi peluang” tegas nya.
Dalam sambutannya, Walikota Padang Hendri Septa menyampaikan bahwa kegiatan ini tepat waktu karena penanggulangan sampah tidak lagi menjadi pilihan tapi keharusan.
”Kita harus melakukan perubahan untuk penanggulangan sampah bagi masa depan kita” ujar Walikota. KotaPadang mengeluarkan 600 – 750 ton per hari dan hanya memiliki 16 Hektar lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang diperkirakan akan penuh pada tahun 2026. Walikota Padang juga dalam waktu dekat juga akan membahas mengenai investasi pemanfaatan energi dari sampah di Padang.
Rektor UBH, Tafdil Husni menyampaikan edukasi dan kebiasaan pengelolaan sampah di tingkat SMP penting karena penyelesaian masalah sampah tidak hanya di hilir tapi harus dimulai dari hulu.
Advertisement
Peran Generasi Muda
Hal ini ditambahkan oleh Ketua PPIB, Dr. Hidayat yang menekankan pentingnya penggerakan generasi muda yang didukung dengan perangkat dan keahlian pemanfaatansampah sebagai motor utama transformasi sampah.
PPIB dibentuk di Universitas Bung Hatta untuk menjadi pusat strategi penanggulangan sampah bekerja sama dengan Pemrov Sumbar, Pemkot Padang dan instansi dan pihak terkait lainnya di Indonesia.
Ketua CCF, Arswendy mengekspresikan kebahagiaannya sosialisasi ini terlaksana untuk mendukung ekonomi sirkular di Indonesia.
”Partipasi Masyarakat sangat penting karena hampir43% sampah di Padang adalah dari rumah tangga” ujarnya. Dengan sampah yang terpilah, maka sampah dapat lebih mudah untuk di daur ulang dan dimanfaatkan kembali baik sebagai pupuk kompos maupun energi berbasis sampah. Ke depan CCF berencana menjalin kerja sama dengan pihak di Norwegia dan di Indonesia untuk mendorong pemanfaatan dan pendaurulangan sampah di Indonesia, dimulai dari kota Padang.