Liputan6.com, New York - Amerika Serikat meminta Dewan Keamanan PBB untuk bertemu pada Rabu (5 Oktober 2022), setelah Pyongyang menembakkan rudal balistik ke Jepang. Tetapi para diplomat mengatakan China dan Rusia menentang diskusi publik oleh badan tersebut.
Korea Utara melakukan uji coba rudal balistik pada Selasa kemarin, melintasi Jepang untuk pertama kalinya dalam lima tahun dan mendorong peringatan bagi penduduk di sana untuk berlindung.
Baca Juga
"Kita harus membatasi kemampuan Korea Utara untuk memajukan program rudal balistik dan senjata pemusnah massal yang melanggar hukum," kata Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, memposting di Twitter, setelah menyerukan pertemuan Dewan Keamanan publik seperti dikutip dari Channel News Asia.
Advertisement
Inggris, Prancis, Albania, Norwegia, dan Irlandia bergabung dengan Amerika Serikat dalam mengajukan permintaan tersebut.
Namun, China dan Rusia menentang pertemuan publik itu dengan alasan bahwa reaksi dewan harus kondusif untuk meredakan situasi di Semenanjung Korea, kata para diplomat.
Sejauh ini belum jelas diketahui apakah dewan akan bertemu secara terbuka atau tertutup. Tidak mungkin ada tindakan dewan yang tak berarti, kata para diplomat.
Korea Utara selama bertahun-tahun dilarang melakukan uji coba nuklir dan peluncuran rudal balistik oleh Dewan Keamanan, yang telah memperkuat sanksi terhadap Pyongyang selama bertahun-tahun untuk mencoba dan memotong dana pada program-program itu.
Dalam beberapa tahun terakhir, hak veto China dan Rusia telah menyarankan sanksi PBB terhadap Korea Utara dilonggarkan untuk tujuan kemanusiaan dan untuk menarik Pyongyang kembali ke pembicaraan internasional yang sempat macet.
Tujuan perbincangan dilakukan untuk membujuk pemimpin Kim Jong-un melakukan denuklirisasi.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk peluncuran rudal Korea Utara ke Jepang sebagai "tindakan sembrono" dan pelanggaran resolusi Dewan Keamanan, kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.
"Ini juga menjadi perhatian serius bahwa DPRK sekali lagi mengabaikan pertimbangan untuk penerbangan internasional atau keselamatan maritim," kata Dujarric, seraya menambahkan bahwa Guterres mendesak Pyongyang untuk melanjutkan pembicaraan dengan pihak-pihak penting.
Korea Utara Tembakkan Rudal ke Jepang, Jatuh ke Laut Pasifik
Korea Utara menembakkan rudal balistik ke atas Jepang pada Selasa (4 Oktober), memicu peringatan bagi penduduk untuk berlindung dan penangguhan sementara operasi kereta api di Jepang utara.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan dan penjaga pantai Jepang melaporkan uji coba rudal tersebut, yang diluncurkan di lepas pantai timur Korea Utara.
Pemerintah Jepang memperingatkan warganya untuk berlindung ketika rudal itu tampaknya telah terbang melewati wilayahnya sebelum jatuh ke laut Pasifik. Tetapi, Jepang dikatakan tidak menggunakan tindakan pertahanan apa pun untuk menghancurkan rudal itu.
TV Asahi, mengutip sumber pemerintah yang tidak disebutkan namanya, mengatakan Korea Utara mungkin telah menembakkan rudal balistik antarbenua dan jatuh ke laut sekitar 3.000 km dari Jepang.
Peluncuran terbaru tersebut adalah yang kelima Pyongyang dalam 10 hari, di tengah pelenturan otot militer oleh Amerika Serikat dan Korea Selatan, yang melakukan latihan trilateral anti-kapal selam pekan lalu dengan pasukan angkatan laut Jepang.
Korea Selatan menggelar pertunjukan persenjataan canggihnya sendiri pada hari Sabtu untuk menandai Hari Angkatan Bersenjatanya, termasuk beberapa peluncur roket, rudal balistik, tank tempur utama, drone, dan pesawat tempur F-35.
Tes tersebut mendorong East Japan Railway Co untuk menangguhkan operasi kereta apinya di wilayah utara, lapor penyiar Jepang NHK.
Advertisement
Persiapan Uji Coba Nuklir
Korea Utara telah menyelesaikan persiapan untuk uji coba nuklir, yang mungkin akan dilakukan antara Kongres Partai Komunis China bulan ini dan pemilihan paruh waktu AS pada November, kata anggota parlemen Korea Selatan pekan lalu.
Sebelumnya, Korea Utara pada Sabtu, 1 Oktober 2022 menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke arah perairan timurnya, ungkap para pejabat Korea Selatan dan Jepang, yang menjadikannya peluncuran senjata putaran keempat Korea Utara dalam minggu ini -- yang dipandang sebagai respons terhadap latihan militer di antara saingannya.
Militer Korea Selatan mengatakan bahwa pihaknya mendeteksi dua peluncuran rudal Korea Utara yang berjarak 18 menit pada Sabtu pagi (1/10/2022), yang berasal dari wilayah ibu kota Korea Utara.
Uji Coba Rudal
Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan bahwa pihaknya juga melihat peluncuran tersebut.
"Penembakan rudal balistik berulang kali oleh Korea Utara adalah provokasi besar yang merusak perdamaian dan keamanan di Semenanjung Korea dan di komunitas internasional," ujar Kepala Staf Gabungan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari ABC News.
Korea Selatan sangat mengecam peluncuran tersebut dan mendesak Korea Utara untuk berhenti menguji coba rudal balistik.
Toshiro Ino, wakil menteri pertahanan Jepang, menyebut peluncuran itu "benar-benar tidak dapat diterima."
Dia mengatakan bahwa empat putaran uji coba rudal oleh Korea Utara dalam seminggu "belum pernah terjadi sebelumnya."
Advertisement