Liputan6.com, Ankara - Parlemen Turki pada Rabu (6/10) menyetujui mosi untuk mengirim pasukan ke Qatar guna memberikan bantuan keamanan selama Piala Dunia FIFA 2022.
"Atas permintaan dari Qatar, sebuah mosi diajukan ke parlemen pada Sabtu (1/10) untuk mengerahkan tentara di negara itu selama enam bulan untuk memberikan keamanan selama turnamen sepak bola pada November 2022," kata parlemen dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga
Operasi tersebut bertujuan untuk "mengambil tindakan yang diperlukan terhadap berbagai ancaman, terutama terorisme, yang dapat mempengaruhi keamanan acara tersebut," tambahnya, dikutip dari laman Xinhua, Kamis (6/10/2022).
Advertisement
Selain Turki, Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Italia, dan Pakistan juga akan memberikan bantuan keamanan selama Piala Dunia di Qatar, menurut laporan media Turki.
Laporan tersebut mengatakan, Piala Dunia Qatar menghadapi kekurangan personel keamanan saat bersiap untuk turnamen sepak bola FIFA selama sebulan.
Paris Boikot Siaran Pertandingan Piala Dunia 2022
Sementara itu, Paris tidak akan menyiarkan pertandingan Piala Dunia Qatar 2022 dengan layar raksasa di zona publik. Upaya itu dilakukan di tengah keprihatinan seputar pelanggaran hak-hak pekerja migran di Qatar, dan dampak lingkungan dari penyelanggaraan turnamen tersebut di negara tersebut.
Langkah tersebut mengikuti keputusan sejumlah kota di Prancis lainnya, meskipun Prancis datang ke dalam kompetisi tersebut sebagai juara bertahan.
"Kami memiliki kekhawatiran dengan kondisi lingkungan dan sosial di balik (penyelenggaraan) turnamen ini dan (Piala Dunia 2022 Qatar) bukanlah contoh yang baik dari peristiwa besar yang hendak kami promosikan di Paris,” kata Pierre Rabadan, deputi wali kota Paris untuk urusan olah raga, pada Selasa 4 Oktober 2022 seperti dikutip dari VOA Indonesia.
Alasan Paris Tak Siarkan Piala Dunia Qatar
Langkah tersebut diambil meskipun klub sepak bola di kota itu, Paris Saint-Germain, dimiliki oleh Qatar Sports Investments.
Meskipun Paris tidak langsung mengkritik Qatar, semakin banyak kota di Prancis menolak untuk memasang layar televisi besar guna menyiarkan pertandingan Piala Dunia karena memrotes catatan hak asasi manusia Qatar.
"Membatalkan acara nonton bareng Piala Dunia Qatar, kota ini hendak mengirimkan pesan kepada badan sepak bola dunia FIFA tentang dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh penyelenggaraan piala dunia di Qatar," ujar Wakil Wali Kota Lille, Arnaud Deslandes.
Qatar, negara yang kaya akan minyak, telah mendapat kritik keras dalam satu dekade terakhir soal perlakuan mereka terhadap para pekerja migran, yang kebanyakan berasal dari Asia Selatan, yang dipekerjakan untuk membangun sejumlah stadion bernilai miliaran dolar, jalur metro, jalan raya dan juga hotel untuk persiapan menuju Piala Dunia 2022.
Advertisement
Nobar di Bar dan Hotel Selama Piala Dunia 2022 Qatar Bakal Sepi
Nonton bareng alias Nobar Piala Dunia 2022 di hotel atau bar di Qatar bakalan sepi. Para penggemar sepakbola yang datang jauh-jauh dan mengeluarkan banyak uang bakalan kecewa karena tidak bisa menikmati nobar. Padahal pasti seru nobar di bar dan restoran bersama fans sepakbola dari berbagai negara.
Seperti dilansir dari Daily Mail, pihak bar dan restoran memastikan tidak bisa menyajikan siaran langsung gelaran Piala Dunia 2022. Termasuk juga untuk di kamar hotel, apartemen dan vila.
Penyebabnya tak lain mahalnya harga dari BeIN sebagai pemegang hak siar Piala Dunia 2022.
BeIN mematok charge sebesar mahal, yaitu 100 ribu rial atau 24 ribu poundsterling (Rp 408 juta bagi bar dan restoran yang ingin menayangkan pertandingan Piala Dunia 2022 untuk para tamunya. Besarnya charge ini tentu dinilai memberatkan.
Ashley Brown dari tim 'Free Lions' Asosiasi Pendukung Sepakbola (FSA), yang bekerja untuk membantu para penggemar yang ingin pergi ke turnamen, mengatakan hal itu bisa menambah rasa frustrasi para fans setia yang datang ke Qatar.
'Penggemar sekarang menghadapi kemungkinan menyewa vila, apartemen, kamar hotel, dan akomodasi lain dimana mereka tidak dapat menonton pertandingan,” tambahnya.
Meskipun Piala Dunia 2022 tinggal dalam hitungan minggu tetap tak menyurutkan banyak penggemar untuk datang ke Qatar. Namun mereka harus menghadapi kenyataan sulit dan mahalnya akomodasi serta penginapan.
Hal itu sudah terjadi sejak dua bulan lalu. Meski Komite Tertinggi untuk Pengiriman dan Warisan Qatar menyatakan akan menyiapkan hingga 130.000 kamar saat turnamen berlangsung, tetap saja tarif akomodasi yang tersedia sangatlah tinggi.
Mahal
Para pengelola turnamen juga menyediakan akomodasi tambahan, seperti menawarkan konsep berbagi kamar di apartemen-apartemen kosong, vila, hingga tenda-tenda tradisional di gurun dan kampung-kampung para pendukung tim Piala Dunia.
Seperti dikatakan oleh salah satu pendukung tim nasional Amerika Serikat, Anas Fiali yang menyebut dirinya turis dengan anggaran terbatas, tak ada pilihan akomodasi dengan harga terjangkau.
Berbicara kepada BBC, ia menyebut kabin-kabin yang direfabrikasi di desa-desa dan dibangun di gurun di pinggiran Doha saja, misalnya, dibanderol sekitar 207 dollar AS atau sekitar Rp 3,1 juta per malam.
"Harga segitu jelas mahal sekali. Kamar-kamar Airbnb juga sangat mahal. Saya berharap bisa menemukan pilihan yang lebih murah ketika tiba di sana," ungkapnya.
Penduduk setempat juga diizinkan untuk menjamu para pendukung tim sepak bola itu di rumah mereka. Namun, tarifnya juga tak murah.
Alternatif penginapan lainnya, seperti dilansir dari hoteliermiddleeast.com, Senin (3/10/2022) hotel seperti Le Park Hotel di Doha Barat, Crowne Plaza di Doha Taman Bisnis, Warwick Doha dan JW Marriott Marquis City Center sekarang memiliki kamar yang tersedia.
Advertisement